Kamis, 21 Juli 2016

168. Takut Terserang Penyakit Munafik





Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Baitul Taqwa
 Komplek Perkantoran Bea Cukai
Kecamatan Batu Ampar  Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
18 Syawal 1437.H/ 22 Juli  2016.M


TAKUT TERSERANG PENYAKIT MUNAFIK

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ
.




Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, marilah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah berkenan memberikan berbagai keni’matan bahkan hidayah kepada kita.

Shalawat dan salam semoga Allah tetapkan untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia dengan baik sampai akhir zaman.

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, mari kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, menjalani perintah-perintah Allah sekuat kemampuan kita, dan menjauhi larangan-laranganNya.

Dalam kesempatan yang mulia ini akan khatib kemukakan tentang betapa bahayanya penyakit munafik terhadap Islam dan Ummat Islam. Makar-makar dan kejahatan mereka telah dibongkar oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an, di antaranya agar Ummat Islam berwaspada. 

Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,


Di dunia ini terdapat kelompok manusia yang digambarkan Allah dalam awal surat Al Baqarah, kelompok itu adalah orang-orang beriman, orang kafir dan orang munafik, selain disebut sebagai penyakit maka munafik sebenarnya adalah bentuk kekafiran yang tidak terang-terangan karena iman mereka hanya di bibirnya saja sedangkan hatinya menolak.
Allah menceritakan kriteria mereka dalam Al Qur’an surat Al Baqarah 2;8-12

“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian" pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. [2;8]

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. [2;9]

Dalam hati mereka ada penyaki, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. [2;10]

 Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." [2;11]

            Itulah sebagian watak munafiq yang digambarkan Allah, pengakuan iman mereka hanya sebatas hiasan bibir dengan maksud untuk menipu Allah dan orang-orang yang beriman disebabkan di hati mereka terdapat penyakit yaitu penyakit hati, yang mengingkari kebenaran agama yang diwahyukan Allah. Dengan kondisi demikian, bukannya Allah mengobati penyakit hati mereka tapi malah ditambah dengan penyakit lainnya agar kemunafiqkan mereka semakin menjadi-jadi dan militan sehingga kerusakan yang mereka lakukan seolah-olah sebuah kebaikan, semua itu dalam rangka menjerumuskan mereka ke jurang nifaq yang semakin dalam,akhirnya mempermudah mereka untuk menerima azab Allah, mereka disebut juga dengan orang yang bermuka dan berlidah dua, ibarat musang berbulu ayam, menggunting dalam lipatan menohok teman seiring sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah 2;14

.           ”Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok."

            Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda,”Kami jumpai manusia itu seperti logam, sebaik-baik mereka dimasa jahiliyah itu pula yang baik di masa islam jika mereka telah memahami islam. Dan kamu jumpai sebaik-baik manusia dalam hal ini, adalah mereka yang semula membenci islam lalu cinta dan mempertahankannya. Dan kamu jumpai sejahat-jahat manusia adalah yang bermuka dua, yang datang kesini dengan satu muka, dan kesana dengan muka yang lain”[HR.Bukhari dan Muslim] 

Salah satu ciri watak munafik adalah tidak menempati janji, berkata dusta, dan amanahnya selalu dikhianati (HR Muslim).Mereka melakukan semua itu demi menyelamatkan diri dari yang ditakutkan.Mereka itu takut ditahan, disiksa, dan dibunuh. Begitu pula harta benda dan jabatannya: takut hilang! Sehingga mereka rela berdusta, ingkar janji, khianat, menipu, memanipulasi, dan mengubah kebencian yang sangat di dalam hati menjadi tampak sikap santun pada penampilannya.

 Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Hanzhalah ra, bercerita,” suatu ketika saya berada di majelis Rasulullah saw, Beliau menasehati kami suatu nasehat yang membuat hati kami menjadi lembut dan air mata bercucuran seolah-olah kami melihat hakekat yang sebenarnya. Setelah majelis Rasulullah saw, selesai, saya kembali ke rumah dan berkumpul dengan anak isteri. Lalu mulailah kami berbicara tentang masalah  duniawi, bercanda dengan anak-anak, dan bercumbu dengan isteri. Keadaan waktu itu sangat berbeda dengan keadaan ketika didalam majelis Nabi saw.
Lalu terlintas di benak saya bahwa keadaan saya ternyata berbeda dengan keadaan ketika berada di majelis nabi saw. Saya berkada dalam hati.”Sebenarnya kamu ini seorang munafik. Sebab, ketika di majelis Rasulullah saw, keadaanmu berbeda dengan ketika kamu berada di tengah anak isterimu.” Saya sangat kecewa ketika menyadari hal ini dan sulit untuk menerimanya.Dengan fikiran kalut saya keluar rumah sambil berkata,”Hanzhalah, kamu telah menuafik”, lalu Abu Bakar ra, datang menghampiri saya. Saya berkata kepadanya, “Hanzhalah telah menjadi munafik”, sahut Abu Bakar ra,   “Subhanallah, tidak benar apa yang kamu katakana”, lalu saya bercerita bahwa ketika saya di majelis Nabi saw, ketika beliau menceritakan tenang syurga dan neraka, seolah-olah syurga dan neraka berada di hadapan saya. Tetapi ketika pulang ke rumah dan bercanda dengan anak isteri, maka semua yang terbayang ketika  bersama Rasulullah saw, terlupakan,”Abu Bakar menyahut,”Ya, hal itu juga terjadi pada kami.”

Lalu keduanya menemui Rasulullah saw, Hanzhalah ra, berkata,”Ya Rasulullah, saya telah menjadi munafiq.’ Sebab beliau bersabda,”Apa yang terjadi?”. Hanzhalah berceita, “ya Rasulullah saw, ketika kami berada  di hadapanmu dan engkau menceritakan tentang syurga dan neraka kepada kami, seolah-olah syurga dan neraka itu berada di depan kami. Tetapi ketika kami meninggalkan engkau dan bercanda dengan anak isteri kami, apa yang engkau ucapkan segera kami lupakan,”
Beliau saw, bersabda,”Demi Dzat yang nyawaku berada di tangan-Nya, jika setiap saat keadaanmu seperti ketika bersamaku, maka para malaikat akan menyambutmu di tempat tidurmu dan berjabat tangan denganmu di jalan-jalan. Namun Hanzhalah, keadaan seperti itu kadang-kadang saja terjadi.”[Ash Shaff 2003, hal. 39].

Kemunafikan adalah penyakit yang berbahaya.Ia adalah penyakit yang mematikan. Bila ia menimpa sebuah kaum dan merajela di dalamnya, kaum itu berada dalam ambang kehancurannya. Bila ia bersemanyam dalam jiwa manusia, ia akan menghilangkan eksistensi dan kemuliaan dirinya. Kemunafikan adalah api neraka di akhirat kelak. Allah SWT telah berfirman yang artinya,

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingakatan yang paling bawah dari api neraka.Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka." (An-Nisa: 145). 

 Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Ali bin Abi Thalib berkata tentang Hudzaifah, "Ia mengetahui nama-nama orang munafik dan ia bertanya tentang hal-hal yang buruk tatkala (manusia) melupakannya. Apabila engkau bertanya tentang hal itu kepadanya, niscaya ia akan mengetahuinya. Seseorang bertanya kepada Hudzaifah, "Apakah kemunafikan itu?"Hudzaifah menjawab, "Engkau berbicara dengan Islam tetapi engkau tidak mengamalkannya."

Posisi munafiq dalam tataran ajaran islam sangatlah buruk, lebih buruk dari kekafiran  karena tidak beraninya mereka membuka kekafirannya, bungkus islam selalu dia pakai untuk ini, sulit untuk disingkirkan sebagaimana pengkhianatannya yang dilakukan oleh tokoh monumental Abdullah bin Ubay, sahabat menyarankan agar orang ini diibunuh saja, termasuk anaknya sendiri bernama Abdullah bin Abdullah bin Ubay telah menawarkan jasa untuk membunuh bapak kandungnya sendiri, tapi Rasulullah menolak,”Apa kata orang nanti bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya sendiri”.

Untuk tegaknya izzatul islam [kejayaan islam] di bumi ini memang tidak mudah selama kita masih memelihara orang-orang munafiq berjuang bersama kita, susun barisan ummat ini agar solid, singkirkan sifat-sifat nifaq pada kita dan jauhkan tokoh munafiq dalam perjuangan ini, bila kejayaan memang kita harapkan, bila tidak demikian jangan diharapkan akan tegak kejayaan islam,wallahu ‘alam.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُم


Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
 عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


Tidak ada komentar:

Posting Komentar