Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Baitul Taqwa
Komplek
Perkantoran Bea Cukai
Kecamatan Batu Ampar Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
18 Syawal 1437.H/ 22 Juli 2016.M
TAKUT TERSERANG
PENYAKIT MUNAFIK
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Jama’ah
Jum’ah rahimakumullah, marilah kita bersyukur kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah berkenan memberikan berbagai
keni’matan bahkan hidayah kepada kita.
Shalawat dan salam semoga Allah tetapkan untuk Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para
pengikutnya yang setia dengan baik sampai akhir zaman.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, mari kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan
sebenar-benar taqwa, menjalani perintah-perintah Allah sekuat kemampuan kita,
dan menjauhi larangan-laranganNya.
Dalam
kesempatan yang mulia ini akan khatib kemukakan tentang betapa bahayanya penyakit munafik
terhadap Islam dan Ummat Islam. Makar-makar dan kejahatan mereka telah
dibongkar oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an, di antaranya agar Ummat
Islam berwaspada.
Jama’ah
Jum’ah rahimakumullah,
Di dunia ini terdapat kelompok manusia
yang digambarkan Allah dalam awal surat Al Baqarah, kelompok itu adalah
orang-orang beriman, orang kafir dan orang munafik, selain disebut sebagai
penyakit maka munafik sebenarnya adalah bentuk kekafiran yang tidak
terang-terangan karena iman mereka hanya di bibirnya saja sedangkan hatinya
menolak.
Allah menceritakan kriteria mereka dalam Al Qur’an surat Al Baqarah 2;8-12
“Di antara
manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari
kemudian" pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
[2;8]
Mereka
hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu
dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. [2;9]
Dalam hati
mereka ada penyaki, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang
pedih, disebabkan mereka berdusta. [2;10]
Dan bila
dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan." [2;11]
Itulah sebagian watak
munafiq yang digambarkan Allah, pengakuan iman mereka hanya sebatas hiasan
bibir dengan maksud untuk menipu Allah dan orang-orang yang beriman disebabkan
di hati mereka terdapat penyakit yaitu penyakit hati, yang mengingkari
kebenaran agama yang diwahyukan Allah. Dengan kondisi demikian, bukannya Allah
mengobati penyakit hati mereka tapi malah ditambah dengan penyakit lainnya agar
kemunafiqkan mereka semakin menjadi-jadi dan militan sehingga kerusakan yang
mereka lakukan seolah-olah sebuah kebaikan, semua itu dalam rangka
menjerumuskan mereka ke jurang nifaq yang semakin dalam,akhirnya mempermudah
mereka untuk menerima azab Allah, mereka disebut juga dengan orang yang bermuka
dan berlidah dua, ibarat musang berbulu ayam, menggunting dalam lipatan menohok
teman seiring sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah 2;14
. ”Dan bila mereka berjumpa dengan
orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman".
Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan:
"Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah
berolok-olok."
Dari Abu Hurairah berkata,
Rasulullah bersabda,”Kami jumpai manusia
itu seperti logam, sebaik-baik mereka dimasa jahiliyah itu pula yang baik di
masa islam jika mereka telah memahami islam. Dan kamu jumpai sebaik-baik
manusia dalam hal ini, adalah mereka yang semula membenci islam lalu cinta dan
mempertahankannya. Dan kamu jumpai sejahat-jahat manusia adalah yang bermuka
dua, yang datang kesini dengan satu muka, dan kesana dengan muka yang lain”[HR.Bukhari
dan Muslim]
Salah
satu ciri watak munafik adalah tidak menempati janji, berkata dusta, dan
amanahnya selalu dikhianati (HR Muslim).Mereka melakukan semua itu demi
menyelamatkan diri dari yang ditakutkan.Mereka itu takut ditahan, disiksa, dan
dibunuh. Begitu pula harta benda dan jabatannya: takut hilang! Sehingga mereka
rela berdusta, ingkar janji, khianat, menipu, memanipulasi, dan mengubah
kebencian yang sangat di dalam hati menjadi tampak sikap santun pada
penampilannya.
Jama’ah
Jum’ah rahimakumullah,
Hanzhalah
ra, bercerita,” suatu ketika saya berada di majelis Rasulullah saw, Beliau
menasehati kami suatu nasehat yang membuat hati kami menjadi lembut dan air
mata bercucuran seolah-olah kami melihat hakekat yang sebenarnya. Setelah
majelis Rasulullah saw, selesai, saya kembali ke rumah dan berkumpul dengan
anak isteri. Lalu mulailah kami berbicara tentang masalah duniawi, bercanda dengan anak-anak, dan
bercumbu dengan isteri. Keadaan waktu itu sangat berbeda dengan keadaan ketika
didalam majelis Nabi saw.
Lalu
terlintas di benak saya bahwa keadaan saya ternyata berbeda dengan keadaan
ketika berada di majelis nabi saw. Saya berkada dalam hati.”Sebenarnya kamu ini
seorang munafik. Sebab, ketika di majelis Rasulullah saw, keadaanmu berbeda
dengan ketika kamu berada di tengah anak isterimu.” Saya sangat kecewa ketika
menyadari hal ini dan sulit untuk menerimanya.Dengan fikiran kalut saya keluar
rumah sambil berkata,”Hanzhalah, kamu telah menuafik”, lalu Abu Bakar ra,
datang menghampiri saya. Saya berkata kepadanya, “Hanzhalah telah menjadi
munafik”, sahut Abu Bakar ra, “Subhanallah, tidak benar apa yang kamu
katakana”, lalu saya bercerita bahwa ketika saya di majelis Nabi saw, ketika
beliau menceritakan tenang syurga dan neraka, seolah-olah syurga dan neraka
berada di hadapan saya. Tetapi ketika pulang ke rumah dan bercanda dengan anak
isteri, maka semua yang terbayang ketika bersama Rasulullah saw, terlupakan,”Abu Bakar
menyahut,”Ya, hal itu juga terjadi pada kami.”
Lalu
keduanya menemui Rasulullah saw, Hanzhalah ra, berkata,”Ya Rasulullah, saya
telah menjadi munafiq.’ Sebab beliau bersabda,”Apa yang terjadi?”. Hanzhalah
berceita, “ya Rasulullah saw, ketika kami berada di hadapanmu dan engkau menceritakan tentang
syurga dan neraka kepada kami, seolah-olah syurga dan neraka itu berada di
depan kami. Tetapi ketika kami meninggalkan engkau dan bercanda dengan anak
isteri kami, apa yang engkau ucapkan segera kami lupakan,”
Beliau
saw, bersabda,”Demi Dzat yang nyawaku
berada di tangan-Nya, jika setiap saat keadaanmu seperti ketika bersamaku, maka
para malaikat akan menyambutmu di tempat tidurmu dan berjabat tangan denganmu
di jalan-jalan. Namun Hanzhalah, keadaan seperti itu kadang-kadang saja
terjadi.”[Ash Shaff 2003, hal. 39].
Kemunafikan adalah penyakit yang berbahaya.Ia adalah
penyakit yang mematikan. Bila ia menimpa sebuah kaum dan merajela di dalamnya,
kaum itu berada dalam ambang kehancurannya. Bila ia bersemanyam dalam jiwa
manusia, ia akan menghilangkan eksistensi dan kemuliaan dirinya. Kemunafikan
adalah api neraka di akhirat kelak. Allah SWT telah berfirman yang artinya,
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan)
pada tingakatan yang paling bawah dari api neraka.Dan kamu sekali-kali tidak
akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka." (An-Nisa: 145).
Jama’ah
Jum’ah rahimakumullah,
Ali bin Abi Thalib berkata tentang Hudzaifah, "Ia
mengetahui nama-nama orang munafik dan ia bertanya tentang hal-hal yang buruk
tatkala (manusia) melupakannya. Apabila engkau bertanya tentang hal itu
kepadanya, niscaya ia akan mengetahuinya. Seseorang bertanya kepada Hudzaifah,
"Apakah kemunafikan itu?"Hudzaifah menjawab, "Engkau berbicara
dengan Islam tetapi engkau tidak mengamalkannya."
Posisi munafiq dalam tataran ajaran islam sangatlah
buruk, lebih buruk dari kekafiran karena
tidak beraninya mereka membuka kekafirannya, bungkus islam selalu dia pakai
untuk ini, sulit untuk disingkirkan sebagaimana pengkhianatannya yang dilakukan
oleh tokoh monumental Abdullah bin Ubay, sahabat menyarankan agar orang ini
diibunuh saja, termasuk anaknya sendiri bernama Abdullah bin Abdullah bin Ubay
telah menawarkan jasa untuk membunuh bapak kandungnya sendiri, tapi Rasulullah
menolak,”Apa kata orang nanti bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya
sendiri”.
Untuk tegaknya izzatul islam [kejayaan islam] di bumi ini memang tidak
mudah selama kita masih memelihara orang-orang munafiq berjuang bersama kita,
susun barisan ummat ini agar solid, singkirkan sifat-sifat nifaq pada kita dan
jauhkan tokoh munafiq dalam perjuangan ini, bila kejayaan memang kita harapkan,
bila tidak demikian jangan diharapkan akan tegak kejayaan islam,wallahu
‘alam.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُم
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ،
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ
الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا
الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا
مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar