Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid At Taqwa
Komplek SMKN
2 Batam
Jalan Pemuda No.5 Legenda Malaka
Kecamatan Batam Center, Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
14 Rajab 1437.
H/ 22 April 2016.M
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن.
فَيَا
أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ
صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Pengertian
Isra’ secara umum adalah perjalanan
pribadi Nabi Muhammad Saw pada satu malam hari,dalam waktu yang singkat dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Sedang mi’raj adalah perjalanan pribadi Nabi
Muhammad dari alam bawah, yaitu bumi ke alam atas [langit] sampai ke langit ke
tujuh dan sampai ke Sidratul Muntaha.
Mengenai kapan terjadinya peristiwa ini terdapat beberapa
pendapat; ada yang mengatakan pada malam hari sabtu, malam jum’at dan malam
hari Senen, demikian pula tentang tanggal terjadinya, ada yang mengatakan pada
tanggal 7 Rabi’ul Awal, 23 Rabiul akhir, dan ada pula yang mengatakan tanggal
27 Rajab, tanggal terakhir inilah yang umum dijadikan sebagai landasan.
Bagaimana terjadinnya peristiwa inipun terdapat perbedaan
pendapat, ada yang mengatakan dilakukan dengan roh saja, ada yang megatakan
dengan roh dan jasad, disamping pendapat yang mengatakan Isra’ dengan jasad,
sedangkan Mi’raj dengan roh saja. Hal ini adalah kekuasaan Allah, tapi tidaklah
salah manusia mengadakan penelitian dalam rangka mencari hikmah dan mengolah keyakinan.
Banyak hikmah yang
terkandung dalam peristiwa Isra’Mi’raj untuk meningkatkan kualitas iman
dan memotivasi untuk beramal, tapi bila menjadikan sebuah perayaan dan
peringatan maka hal itu tidaklah dibenarkan dalam aqidah dan ibadah, bahkan
dapat dikategorikan dalam amal bid’ah sebagaimana yang diungkapkan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, beliau mengungkapkan
tentang hal itu.
Tidak
diragukan lagi bahwa isra' mi'raj termasuk tanda-tanda kebesaran Allah yang
menunjukkan kebenaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan keagungan
kedudukan beliau di sisiNya, juga menujukkan kekuasaan Allah yang Mahaagung dan
ketinggianNya di atas semua makhlukNya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.:
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada
suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran
Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." [Al-Isra’: 1]
Momen
peringatan hari-hari besar Islam seringkali diperingati, namun terkadang karena
kurang pada tempatnya dalam menempatkan posisi akal untuk memahami hal yang
bersifat ghaib, maka seringkali kita akhirnya tidak bisa memetik
hikmahnya.Padahal, masalah keimanan itu selalu berkaitan dengan hal yang ghaib.
Allah SWT berfirman:
(yaitu) mereka yang beriman13 kepada yang ghaib,14 yang mendirikan shalat,15 dan menafkahkan sebahagian rezki16 yang Kami anugerahkan kepada mereka. (Al Baqarah, 2
: 3].
Dinamakan
sesuatu itu ghaib manakala tidak bisa direkam oleh indra kita, yang karenanya
tidak bisa diolah oleh akal. Sebab fungsi akal adalah mengolah data-data yang
sempat direkam oleh indra kita. Sesuatu yang tidak bisa dilihat, didengar dan
tidak bisa dirasa, tentu tidak akan bisa dimengerti oleh akal
Maka
dari itu, peristiwa Isra Mi’raj ini termasuk dalam perkara yang ghaib yang
harus diterima oleh keimanan terlebih dahulu sebelum akal. Ketika peristiwa
Isra Mi’raj terjadi, maka pada saat itu sempat menghebohkan, bahkan sempat pula
melahirkan tuduhan orang-orang musyrikin yang semakin gencar yang menuduh Nabi
Muhammad Saw itu adalah orang gila
Hal
ini juga sempat mempengaruhi orang-orang Islam pada saat itu. Ketika berita ini
sampai kepada Abu Bakar Ash Shidiq Ra dan ummat meminta bagaimana pandangan
Beliau, maka hanya satu pertanyaan yang Beliau ajukan kepada para sahabat,
“dari mana kalian mendengar terjadinya peristiwa ini ?Kata para sahabat, kami
mendengar dari Rasulullah Saw.Lalu Abu Bakar Ra mengatakan, kalau dalam hal ini
yang mengatakan Rasulullah Saw, maka kalian tinggal meyakininya saja.
Kendati
sudah jelas masalah Isra Mi’raj ini berkaitan dengan masalah keimanan, namun
kita tetap masih saja bisa menyaksikan tidak sedikit di antara saudara-saudara
kita yang tertarik untuk tetap mempersoalkan peristiwa Isra Mi’raj ini dengan
pendekatan akal.Sebenarnya tidaklah salah sepenuhnya, tetapi karena kurang
tepatnya kita dalam menempatkan posisi akal.Maka seringkali diskusi-diskusi
atau seminar-seminar yang diselenggarakan ini tidak mencapai yang diharapkan.
Paling
tidak, ada ”tiga” hal yang bisa kita petik hikmahnya dari peristiwa ini.
Hikmah pertama adalah masalah
keimanan, yakni menambah keyakinan kita kepada Allah SWT bahwa Allah Mahakuasa
atas segala sesuatu.
Hikmah kedua, kita mesti
memahami “hasil” yang dibawa dari perjalanan peristiwa ini adalah
diperintahkannya kita menegakkan shalat fardlu lima waktu. Manakala Allah
memerintahkan ibadah lain selain shalat, maka Allah cukup berfirman kepada
Rasulullah Saw baik itu langsung wahyu atau pun melalui perantara Malaikat
Jibril. Tapi, ketika Allah SWT akan memerintahkan shalat, Rasululah Saw
terlebih dahulu harus di-mi’raj-kan untuk langsung bertemu dengan-Nya dan
menerima perintah-Nya. Ini bermakna betapa pentingnya perintah shalat lima
waktu bagi kehidupan kita.
Maka
Rasulullah Saw dalam sebuah haditsnya pernah menyatakan, shalat itu adalah
mi’rajnya orang-orang mu’min. Artinya shalat yang kemudian diperintahkan oleh
Allah SWT kepada kita ummat Islam melalui Rasulullah SAW dengan peristiwa Isra
Mi’raj itu dijadikan sarana untuk kita bisa mi’raj sehari lima kali untuk
menghadap Allah SWT.
Adapun
hikmah ketiga, adalah hendaknya kita
semua mesti mau memperbaiki diri dan berkaca kepada setiap musibah dan bencana
yang sering terjadi. Bukan hanya bencana alam saja yang bisa kita resapi dan
kita maknai, melainkan bencana moral yang telah banyak melenceng baik dari tata
kehidupan para pejabat eksekutif, yudikatif maupun legislatif hingga masyarakat
biasa telah banyak terefleksi dan sungguh telah jauh berpijak dari rel-rel
kehidupan yang baik dan hakiki sesuai syariat Islam. [K.H. Athian Ali M.
Dai, MA, Hikmah Isra Mi’raj, Republika.co.id.
Senin, 20 Juli 2009, 16:43 WIB].
Untuk
membuktikan kepastian peristiwa isra’ mi’raj pada waktu dahulu adalah
kemustahilan sehingga ditentang oleh orang-orang yang ragu terhadap islam,
sebelum pembuktian maka keimanan yang bicara lebih dahulu, tapi sebenarnya dda
beberapa bukti sejarah manusia yang terjadi dalam kehidupan ini, pada awalnya
dianggap hal yang tidak mungkin terjadi, akhirnya setelah terbukti dapat
dipercaya seperti;
- Pada abad ke XIV, bangsa Eropa percaya diseberang lautan Atlantik ada sebuah pulau rahasia dengan penghuninya. Pada masa itu banyak orang yang tidak percaya dan dianggap gila pendapat yang demikian. Pada abad ke XVIII, tepatnya tahun 1842 terbukti dengan ditemukannya Benua Amerika oleh Columbus.
- Seorang ilmuwan pada abad ke XVI, yang bernama Galileo Galilei menyatakan bumi ini bulat, mendengar pendapat itu, banyak orang yang mengejek dan menuduhnya kafir dari gereja, karena pendapat yang berlaku ketika itu ialah bumi ini datar. Berkat ilmu pengetahuan, pendapat Galilio tersebut dibenarkan dan didukung.
- Pada masa lalu, bila ada yang mengatakan manusia dapat ke bulan, maka dia akan tejek dengan berbagai tuduhan sinis. Akhirnya semua itu dapat dibuktikan dengan kemajuan ilmu manusia. Demikian pula halnya dengan Isra’ Mi’raj ini, tidak pernah lepas dari penyelidikan sampai saat sekarang, baik dipandang dari sudut agama, ilmu pengetahuan modern maupun oleh ahli para normal.
Tidak usah kita membicarakan bagaimana kejadian Isra’
Mi’raj yang berbeda di luar alam manusia, hal ini dapat dikemukakan dengan
contoh seekor semut yang hinggap pada sebuah tas manusia lalu dibawa ke
Jakarta. Kemudian orang tersebut kembali
ke kampung lagi, masih bersama semut tadi. Ketika semut itu bertemu dengan teman-temannya, lalu
menceritakan peristiwa kepergiannya dalam waktu dekata ke Jakarta sambil
melihat segala keadaan yang ada, dalam waktu yang singkat hadir kembali di
tempat asalnya. Tentu saja kawanan semut akan tercengang dan mengatakan,”Dia
adalah semut yang gila”.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُم
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ،
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ
الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا
الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا
مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar