Selasa, 06 Oktober 2015

148. Dengan Kurban Meningkatkan Kualitas Muslim





Khutbah Idul Adha 1436.H/2015.H
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Baiturrahman
 Perumahan Mantang Sagulung
Kecamatan Batu Aji Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
Kamis, 10 Zulhijjah 1436.H/ 24 September 2015.M


DENGAN QURBAN
MENINGKATKAN KUALITAS MUSLIM
           

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ
.
Hadirin, Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
Segala puji bagi Allah, Rabb dan sesembahan sekalian alam, yang telah mencurahkan kenikmatan-kenikmatan-Nya, rizki dan karunia-Nya yang tak terhingga dan tak pernah putus sepanjang zaman. Kepada makhluknya baik yang berupa kesehatan maupun kesempatan sehingga  pada kali ini kita dapat berkumpul di tempat yang mulia dalam rangka menunaikan kewajiban shalat Idul Adha 1436.H

Semoga shalawat dan salam tercurah kepada uswah kita nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, yang atas jasa-jasa dan perjuangan beliau cahaya Islam ini tersampaikan kepada kita, sebab dengan adanya cahaya Islam tersebut kita terbebaskan dari kejahiliyahan, malamnya bagaikan siangnya. Dan semoga shalawat serta salam juga tercurahkan kepada keluarganya, para sahabatnya dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan kepada jamaah semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita, karena iman dan taqwa adalah sebaik-baik bekal untuk menuju kehidupan di akherat kelak.
 Hadirin, Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
Hari raya Idul Adha  merupakan hari raya istimewa karena dua ibadah agung dilaksanakan pada hari raya ini yang jatuh di penghujung tahun hijriyah, yaitu ibadah haji dan ibadah qurban. Kedua-duanya disebut oleh Al-Qur’an sebagai salah satu dari syi’ar-syi’ar Allah swt yang harus dihormati dan diagungkan oleh hamba-hambaNya. Bahkan mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah merupakan pertanda dan bukti akan ketaqwaan seseorang seperti yang ditegaskan dalam firmanNya: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”. (Al-Hajj: 33) Atau menjadi jaminan akan kebaikan seseorang di mata Allah seperti yang diungkapkan secara korelatif pada ayat sebelumnya, “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allahmaka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya”. (Al-Hajj: 30)
Kedua ibadah agung ini yaitu ibadah haji dan ibadah qurban tentu hanya mampu dilaksanakan dengan baik oleh mereka yang memiliki kedekatan dengan Allah yang merupakan makna ketiga dari hari raya ini: “Qurban” yang berasal dari kata “qaruba – qaribun” yang berarti dekat. Jika posisi seseorang jauh dari Allah, maka dia akan mengatakan lebih baik bersenang-senang keliling dunia dengan hartanya daripada pergi ke Mekah menjalankan ibadah haji. Namun bagi hamba Allah yang memiliki kedekatan dengan Rabbnya dia akan mengatakan “Labbaik Allahumma Labbaik” – lebih baik aku memenuhi seruanMu ya Allah…Demikian juga dengan ibadah qurban. Seseorang yang jauh dari Allah tentu akan berat mengeluarkan hartanya untuk tujuan ini. Namun mereka yang posisinya dekat dengan Allah akan sangat mudah untuk mengorbankan segala yang dimilikinya semata-mata memenuhi perintah Allah swt.
Mencapai posisi dekat “Al-Qurban/Al-Qurbah” dengan Allah tentu bukan merupakan bawaan sejak lahir. Melainkan sebagai hasil dari latihan (baca: mujahadah) dalam menjalankan apa saja yang diperintahkan Allah. Karena seringkali terjadi benturan antara keinginan diri (hawa nafsu) dengan keinginan Allah (ibadah). Disinilah akan nyata keberpihakan seseorang apakah kepada Allah atau kepada selainNya. Sehingga pertanyaan dalam bentuk “muhasabah: evaluasi diri ” dalam konteks ini adalah: “mampukan kita mengorbankan keinginan dan kesenangan kita karena kita sudah berpihak kepada Allah?…Sekali lagi, ibadah haji dan ibadah qurban merupakan gerbang mencapai kedekatan kita dengan Allah swt.
Hadirin, Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
Kurban selain ujud ketaatan kepada Allah, dia juga merupakan ujud syukur seorang hamba atas nikmat yang sudah diterima dari Allah, diantara realisasinya adalah shalat dan kurban;"Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus[Al Kautsar 108;1-3]

Kurban merupakan implikasi dari nikmat-nikmat Allah yang sudah diterima seorang hamba, artinya pahalanya ada dua dimensi,  sebelum berkurban sudah lebih dahulu menerima pahala berupa kenikmatan dunia ,  hanya manusia penerima nikmat itu yang mengerti sudah berapa banyak nikmat dunia dia terima, sehingga dari itu semua dia juga ujudkan dengan kurban untuk mengejar pahala yang lebih besar lagi yang berdimensi akherat, ukuran pahalanya kata Rasulullah sebanyak bulu domba yang disembelih itu,

Ibadah kurban adalah sarana untuk menunjukan bukti cinta kita kepada-Nya.Benar sekali, terlalu murah rasanya bila cinta hanya diukur dengan seekor kambing.Apalagi bila cinta kepada Sang Maha Pencipta.Maka, ketulusan dan ketundukan atas perintah itulah yang menjadi ukurannya.Ikhlas. Dalam QS Al-Hajj:37 Allah SWT berfirman, "Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang mencapainya. Demikianlah Alloh telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu.Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang berbuat kebaikan!"

Apa hubungan kurban dengan takwa? Ternyata kurban bisa menjadi indikator bagi ketaqwaan seorang muslim? Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa yang mempunyai kemampuan tetapi dia tidak berqurban, maka janganlah dia mendekati tempat shalat kami," (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Masjid tentulah tempat yang sangat dirindukan oleh kaum muslimin, apalagi masjidil haram. Lalu apa artinya menjadi muslim apa artinya shalat zakat dan shaumnya? Pengorbanan adalah wujud dari pengakuan cinta.Inilah yang ditunjukan Nabiyullah Ibrahim as ketika diuji kecintaan sejatinya terhadap Allah SWT dengan perintah menyembelih anak.Padahal Ismail adalah anak selama puluhan tahun dinanti-nanti.

Boleh bergabung dalam melaksanakan kurban. Karena Nabi saw ketika menyembelih kurban mengucapkan: "Bismillah, Wallahu Akbar, Ya Allah terimalah (qurban) ini dari Muhammad, dan dari keluarga Muhammad, dan dari ummat Muhammad" (HR. Muslim). Yang dilakukan para sahabat Nabi saw adalah sapi satu untuk tujuh orang (HR. Muslim).

Hadirin, Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
Ibadah kurban adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas muslim, diantaranya;

Siapakah Muslim itu ?
Muslim; yaitu orang yang menyerahkan diri kepada Allah untuk taat dengan segala hukum yang diberikannya, dia rela Islam sebagai way of live [pandangan hidupnya] dan siap untuk memperjuangkannya,

‘’Adakah kamu hadir ketika Ya’cub kedatangan tanda-tanda maut, keika ia berkata kepada anak-anaknya, “Apakah yang kamu sembah sepeninggalku?” mereka menjawab,”Kami akanmenyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya” [Al Baqarah 2;133].
Apakah Islam itu
Ketika ditanya tentang makna Islam, maka Rasulullah menjawabnya,"Islam ialah hendaknya kamu menyembah Allah,  jangan menyekutukannya, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat dan puasa pada bulan Ramadhan, yang kita kenal dengan rukun islam.
Keyakinan seorang muslim terhadap dienul islam adalah bahwa islam merupakan satu-satunya dien Allah yang otomatis menolak segala bentuk dien yang datang setelah atau sebelumnya,; "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya".[Ali Imran 3;19]
            Berarti semua bentuk isme dan dien lain selain islam adalah bathil dan sia-sia, alangkah meruginya manusia bila salah memilih agama apa yang layak untuk dijadikan sebagai pegangan hidup, tapi tidak sedikit pula manusia yang mengetahui kebenaran islam namun enggan untuk mengakui kebenarannya karena beberapa faktor.


“Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”[Ali Imran 3;85]
Kualitas Muslim
1.Ikhlas adalah mabda' [dasar] hidup
Akhlak seorang muslim dalam melakukan amal perbuatan Islam menuntut yang dilakukan karena mengharapkan ridha Allah, bila dilakukan dengan ikhlas maka Allah akan menghitung dan memperhitungkannya dan sebaliknya;

" Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuat". [Al Baqarah 2;284].
            Sifat riya’ oleh Rasulullah dikatakan syirik kecil, sahabat bertanya, ”Apa itu syirik kecil ?” maka Nabi menjawab yaitu manusia datang untuk meminta balasan atas amal perbuatan yang mereka lakukan lalu Allah berkata kepada mereka, ”Pergilah kamu temui orang-orang yang karena mereka kamu  beramal di dunia, niscaya kamu akan sadar bahwa apakah kamu memperoleh balasan kebaikan dari mereka”.
            Amal yang dikerjakan dengan mengharapkan ridha Allah yang akan memperoleh balasan yang layak kelak di akherat, baik pengorbanan itu kecil apalagi besar, tapi bila amal dikerjakan tidak mencari ridha Allah maka amal besar akan kecil maknanya;


"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya Karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya" [Al Baqarah 2;207]


"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus" [Al Baiyyinah 98;5]
2.Islam adalah pedoman hidup
Akhlak seorang muslim, adalah orang yang telah mengakui islam dan memilih sikap hidup beriman kepada Allah, konsekwen dan konsisten dengan mengamalkan ajaran Islam dan mengamalkan islam secara utuh sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah 2;208


”Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
            Gambaran kehidupan pribadi dan masyarakat muslim jauh berbeda dengan kehidupan orang  kafir karena pandangan hidup yang tidak sama pula. Dalam masyarakat islam tidak terdapat pemuda-pemudi yang berbaju minim atau bertelanjang, wanita-wanita yang suka menggoda orang lain atau digoda yang berkeliaran disetiap tempat, menyebarkan fitnah dan kekacauan dan semuanya itu untuk keuntungan syaitan.
Bagaimanapun kondisi yang dialami seorang muslim; sakit atau senang, bahagia atau sengsara bahkan dikala diuji dengan segala yang melenakan hidupnya agar berpaling dari islam maka semakin kokoh keimanannya hingga ajal menjemputnya kelak. Kekonsistenannya terhadap islam nampak dalam kehidupan sehari-hari melalui pribadi, keluarga dan bermasyarakat; "Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa" [Al An'am 6;153]

Hadirin, Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
3.Taqwa merupakan bekal hidup
Bagi orang yang beriman, taqwa merupakan bekal hidupnya, yang menjadikan kehidupan dunia adalah kehidupan sementara sedangkan kehidupan akherat adalah tujuan akhir, sehingga dunia dijadikan sebagai pulau persinggahan. Hidup bagi orang yang bertaqwa bukanlah disini dan ini saja yang hanya sebentar, tapi hidup yang abadi ada di akherat sehingga perlu bekal dan persiapan untuk menuju kesana dengan iman yang bersih dari syirik dan ibadah yang bersih dari riya'.
"........Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa[124] dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal" [Al Baqarah 2;197]
"Katakanlah: "Kesenangan di dunia Ini Hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun''[An Nisa' 4;77].
"Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan". [Al Qashahs 28;77].
Rasulullah bersabda,;"Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kalian berada dan ikutilah perbuatan yang buruk itu dengan perbuatan yang baik, nanti dia akan menghapuskannya. Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik" [HR. Muslim]
4.Taat merupakan ciri khas
Akhlak seorang muslim adalah mendengar dan mentaati segala tuntutan Allah dan Rasul-Nya. Orang-orang sebelum islam, dibawah bimbingan wahyu yang dibawa oleh Nabi Musa dan Nabi-nabi sebelumnya, karakter ummat mereka bila diperintahkan untuk melaksanakan hukum Allah mereka menjawab,”Sami’na wa ashoina” artinya kami mendengar tapi kami lalai. Sedangkan jawaban orang-orang yang benar imannya adalah bagaimana yang tergambar dalam surat An Nur 24;51
‘’ Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka  ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.’’
5.Yakin dan sabar merupakan kekuatan
Akhlak seorang  mukmin dituntut untuk menerapkan sabar dalam seluruh asfek kehidupannya dengan tidak menghilangkan ketegasan serta keberanian, keyakinan dan kesabaran merupakan kekuatan baginya untuk mengarungi kehidupan ini;
"Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah Karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar" [Ali Imran 3;146]
6.Tsabat [keteguhan] merupakan sikap hidup
Pribadi muslim itu adalah pribadi yang menjadikan Tsabat atau keteguhan sebagai sikap hidupnya,  dengan keimanan yang  dimiliki menjamin jiwa orang yang beriman akan stabil dalam kondisi apapun walaupun kondisi itu akan meneteskan air mata atau akan menggenangkan darah maka semua itu dihadapi dengan jiwa yang stabil, Rasulullah bersabda,"Sungguh ajaib sikap orang-orang mukmin itu, kalau diberi nikmat dia bersyukur dan itu lebih baik baginya, dan kalau ditimpa musibah diapun bersabar dan itu lebih baik baginya"
Ibnu Taimiyah saat berhadapan dengan pemerintahan yang zhalim yang akan mencelakakan dirinya maka dia bermunajad kepada Allah yang menggambarkan kestabilan jiwanya menghadapio segala teror itu, "Ya Allah seandainya mereka mencampakkan aku maka waktu itu adalah saat yang tepat bagiku untuk bertamasa bersamaMu, kalau mereka mengurungku maka saat itu adalah waktu yang tepat bagiku untuk bersunyi diri bersamaMu, walaupun sekiranya mereka menggantungku maka itu adalah waktu yang tepat agar aku bisa cepat bertemu dengan-Mu"

"Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya  agar kamu beruntung" [Al Anfal 8;45]

Hadirin, Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
7.Ukhuwah islamiyyah adalah pengikat hati
            Pribadi Muslim  adalah pribadi yang menjadikan ukhuwah islamiyyah sebagai pengikat hati, andaikata terjadi perpecahan dan perselisihan, maka kewajiban bagi mukmin lainnya untuk mendamaikan, bukan malah menyiramkan minyak di tengah api yang tengah berkobar. Allah sangat keras ancamannya kepada orang-orang yang berpecah belah dan bermusuhan, firman Allah;
"Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat" [Al Hujurat 49;10].

Setiap datangnya Idul Adha kita tidak bisa melupakan jasa agung perjuangan seorang tokoh tauhid yaitu Ibrahim dan keluarganya;

Bayangkanlah bahwa lebih dari 4000 tahun lalu tiga manusia agung itu – Ibrahim, Hajar dan Ismail – berjalan kaki sejauh lebih dari 2000 km – atau sejauh Makassar Jakarta – dari negeri Syam – yang sekarang menjadi Syria, Palestina, Jordania dan Lebanon – menuju jazirah  tandus – yang oleh Al Qur’an disebut sebagai lembah yang tak ditumbuhi tanaman apapun –.

Bayangkanlah bagaimana mereka memulai sebuah kehidupan baru tanpa siapa-siapa dan tanpa apa-apa.Bayangkanlah bagaimana mereka membangun ka’bah dan memulai peradaban baru. Bayangkanlah bagaimana 42 generasi dari anak cucu Ibrahim secara turun temurun hingga Nabi Muhammad saw. membawa agama Tauhid ini dan mengubah jazirah itu menjadi pusat dan pemimpin peradaban dunia.

Bayangkanlah bagaimana Ka’bah pada mulanya hanya ditawafi 3 manusia agung itu, kini setiap tahunnya ditawafi sekitar 5 juta manusia dari seluruh pelosok dunia yang melaksanakan ibadah haji – dan dalam beberapa tahun ke depan akan ditawafi sekitar 12 juta manusia setiap tahun, persis seperti doa Nabi Ibrahim:
 “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah membawa sebagian dari keturunanku untuk tinggal di sebuah lembah yang tak tertumbuhi tanaman apapun, di sisi rumahMu yang suci..Ya Tuhan kami, itu agar mereka mendirikan sholat..maka penuhilah hati sebagian manusia dengan cinta pada mereka..” ( Surat Ibrahim: 37).
Bayangkanlah bagaimana jazirah yang tandus tak berpohon itu dihuni oleh hanya mereka bertiga dan kini berubah menjadi salah satu kawasan paling kaya dan makmur di muka bumi, persis seperti doa Ibrahim: “Dan ingatlah tatkala Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan berilah rezeki kepada penduduknya berupa buah-buahan yang banyak..”(Surat Al Baqarah: 126)

Bayangkanlah bagaimana Nabi Ibrahim bermunajat agar lembah itu diberkahi dengan menurunkan seorang nabi yang melanjutkan pesan samawinya, dan kelak Nabi Muhammad saw menutup mata rantai kenabian di lembah itu, lalu kini – 1500 tahun kemudian – agama itu diikuti sekitar 1,6 sampai 1,9 milyar manusia muslim, persis seperti doa Ibrahim: “Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (Surat Al Baqarah 129)

Bayangkanlah bagaimana – dari sebuah kampung kecil di Irak bernama Azar – Nabi Ibrahim datang seorang diri membawa agama samawi ini, melalui dua garis keturunan keluarga; satu garis dari istrinya Sarah yang menurunkan Ishak, Ya’kub hingga Isa, dan satu garis dari istrinya Hajar yang menurunkan Ismail hingga Muhammad, dan kini setelah lebih dari 4 millenium agama samawi itu – Islam, Kristen dan Yahudi – dipeluk oleh lebih dari 4 milyar manusia.

“Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam” (Surat Al Baqarah: 132].

Hadirin, Jamaah Idul Adha yang dirahmati Allah,
            Pelajaran yang penting yang terdapat pada pelaksanaan ibadah haji dan hari raya Idul Adha adalah pengorbanan yang harus dilakukan oleh seorang muslim dalam rangka meninggikan kualitas iman dan ibadahnya kepada Allah, taqwa selain tingkat iman yang tinggi juga merupakan ujud kedekatan seorang hamba kepada Khaliqnya, hidup akan berjalan sebagaimana biasanya, adakah kurban berlansung padanya atau tidak sama sekali, tapi sia-sialah hidup bila tidak ada upaya untuk mengorbankan sesuatu untuk agama ini.

Referensi;
1.      Al Qur'an dan terjemahannya, Depag RI, 1994/1995
2.      Dr. Attabiq Luthfi, MA, dakwatuna.com;Khutbah Idul Adha 1429 H: Membangun Kembali Semangat Berqurban 19/11/2008 | 19 Zulqaedah 1429 H]
3.      Muhammad Anis Matta, Lc.Khutbah Idul Adha 1431 H: Jalan Kebangkitan Dan Kepemimpinan Itu Adalah Bekerja Dan Berkorban dakwatuna.com.12/11/2010 | 05 Zulhijjah 1431 H
4.      Kumpulan Ceramah Praktis, Drs. Mukhlis Denros, 2009
5.      Abduh Rabbany, Aktivis Harakah Dambaan Ummat, 1993     

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم

Khutbah yang kedua

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَلَّى اللَّّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالمَِينَ.
.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar