Selasa, 06 Oktober 2015

149. Meningkatkan Kualitas Mukmin



Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Darul Hikmah
 Baloi Indah, Kampung Pelita
Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
18 Zulhijjah 1436.H/ 2 Oktober  2015.M


MENINGKATKAN KUALITAS MUKMIN

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.

يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...

فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ
.



Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah

Segenap puja dan puji kita sanjungkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan karunia, rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kita bisa hadir memenuhi panggilan Allah untuk melaksanakan sebagian kecil kewajiban agama yang dituntunkan-Nya yaitu melaksanakan shalat jum’at, semoga ujud syukur itu mampu kita buktikan melalui ibadah kepada-Nya.

Shalawat dan salam kepada junjungan kita nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam yang telah mengorbakan seluruh potensi hidupnya untuk menyelamatkan manusia, yaitu selamat hidup di dunia dan selamat hidup di akherat.

Kemudian khatib mengajak kita semuanya untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sebagai bekal hidup menuju akherat.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah

Jati diri artinya identitas atau karakteristik dan  kepribadian, seorang mukmin jelas punya identitas, kepribadian dan integritas yang tinggi nilainya di hadapan Allah karena mereka memiliki iman, konsisten dan siap untuk berjuang, sebagaimana yang digambarkan Allah dalam firman-Nya;



 


 "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar" [Al Hujurat 49;15]

Berangkat dari ayat diatas ada empat kepribadian seorang mukmin yang perlu kita miliki selain kepribadian lainnya;

1.Beriman Kepada Allah
Jati diri seorang muslim itu adalah beriman kepada Allah yang terhunjam di hati, terucapkan melalui lisan serta teraplikasikan dalam amal-amal shaleh setiap waktu, Allah berfirman dalam surat  Al Baqarah 2;25 ;



“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”

            Iman yang hanya sekedar terhunjam di hati tanpa terucap dilisan dan tidak teraplikasi melalui amal perbuatan, inilah imannya Fir’aun dan iblis [10;90, 15;39-40]


 

“Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak Menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya Termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)"[Yunus 10;90]



 “Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya” kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".” [Al hijr 15;39-40]

 Iman yang hanya terucap di bibir tanpa terhunjam di hati, tanpa goresan amal, maka inilah imannya orang-orang munafiq [Al Baqarah 2;8].



 

di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”

2.Beriman Kepada Rasul
Beriman kepada rasul artinya mengikuti  kebenaran yang dibawanya serta tidak ragu bahwa memang beliaulah orangnya yang diutus sebagai nabi terakhir, membawa risalah tauhid dan kebenaran islam ini, Allah menegaskan dalam firman-Nya;





 “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya. barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh-jauhnya”[An Nisa’ 4;136]

Konsekwensi mengimani Rasul adalah mentaatinya,  seorang mukmin punya kewajiban untuk taat dan mengikutinya dalam seluruh asfek ajaran islam yang telah dicontohkan baik secara pribadi, keluarga, masyarakat maupun bernegara. Hakekat mengikuti rasul adalah wahyu yang diterjemahkan melalui tindakan kehidupan sehari-hari, demikian pula mengingkari rasul pada hakekatnya juga mengingkari allah dan seluruh ajarannya, Allah menegaskan dalam surat An Nisa’ 4;80


 
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia Telah mentaati Allah. dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka”.

Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman [2;177,3;84] tidak dianggap muslim seseorang kecuali dia beriman bahwa Allah mengutus Rasul yang menginterpretasikan hakekat yang sebenarnya dari dienul islam.


 
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”[Al Baqarah 2;177]

Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul dan tidak membedakan antara satu dengan lainnhya, Allah berfirman dalam surat An Nisa’ 4;150





 “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir),

3.Istiqamah Dalam Menjalani Hidup
Seorang yang punya kepribadian muslim itu punya kriteria istiqamah, bagaimanapun kondisi yang dialami, sakit atau senang, bahagia atau sengsara bahkan dikala diuji dengan segala yang melenakan hidupnya agar berpaling dari islam maka semakin kokoh keimanannya hingga ajal menjemputnya kelak. Kekonsistenannya terhadap islam nampak dalam kehidupan sehari-hari melalui pribadi, keluarga dan bermasyarakat;
  

 " Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang Telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya)" [Al Ahzab 33;23]

Dengan keimanan yang  dimiliki menjamin jiwa orang yang beriman akan stabil dalam kondisi apapun walaupun kondisi itu akan meneteskan air mata atau akan menggenangkan darah maka semua itu dihadapi dengan jiwa yang stabil, Rasulullah bersabda,"Sungguh ajaib sikap orang-orang mukmin itu, kalau diberi nikmat dia bersyukur dan itu lebih baik baginya, dan kalau ditimpa musibah diapun bersabar dan itu lebih baik baginya"

Ibnu Taimiyah saat berhadapan dengan pemerintahan yang zhalim yang akan mencelakakan dirinya maka dia bermunajad kepada Allah yang menggambarkan kestabilan jiwanya menghadapi segala teror itu, "Ya Allah seandainya mereka mencampakkan aku maka waktu itu adalah saat yang tepat bagiku untuk bertamasa bersamaMu, kalau mereka mengurungku maka saat itu adalah waktu yang tepat bagiku untuk bersunyi diri bersamaMu, walaupun sekiranya mereka menggantungku maka itu adalah waktu yang tepat agar aku bisa cepat bertemu dengan-Mu".

Satu ketika Amar bin Yasir dihukum oleh majikannya dengan siksaan yang berat, lalu bapak dan ibunya dipancung dan ditombak di hadapannya,  tapi tidak menggoyahkan imanya. Bahkan Musyaib bin Umair dikurung oleh ibu kandungnya sampai ibunyapun siap untuk mogok makan agar anaknya kembali ke ajaran nenek moyang yaitu menyembah berhala, dengan enteng Musyaib menjawab,”Wahai ibu, seandainya ibu karena tidak makan meninggal lalu hidup lagi, mati dan hidup lagi hingga seribu kali mengalami hal demikian, sungguh aku tidak akan meninggalkan agama yang dibawa Nabi Muhammad”.

4.Berjihad di Jalan Allah
Yang disebut jihad bukan hanya perang saja, perang merupakan puncak dari jihad, sedangkan lingkup jihad itu banyak sekali seperti  bidang ekonomi, pendidikan, politik, budaya dan seluruh lini kehidupan manusia yang berorientasi mencari ridha Allah. kepribadian islami adalah pribadi muslim yang mampu menggunakan dirinya untuk berjihad di jalan Allah pada seluruh sektor kehidupan manusia baik dengan harta, jiwa, tenaga, fikiran,ekonomi bahkan politik demi untuk tegaknya islam dengan kalimat Allah yang haq.

Sayid Qutb mengatakan bahwa tegaknya islam ini di dunia karena semangat jihad ummat yang masih berkobar, dan sebaliknya hancurnya ummat ini karena jihad telah ditinggalkan.

Ini yang disinyalir oleh Rasulullah bahwa ummat ini akan hancur berantakan ibarat makanan yang terhidang diatas meja, direbut oleh semua manusia, dikarenakan sudah tidak punya izzah lagi, apalagi telah terjangkit pula oleh penyakit wahn, yaitu penyakit mental, “terlalu cinta kepada dunia dan terlalu takut dengan kematian”.



 
”Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.”[At Taubah 9;111].

Sebagai bukti iman pada seseorang harus nampak pada nilai-nilai yang diperjuangkannya, salah satu adalah hasil celupan Ilahiyah dan terwarnai oleh celupan itu, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah 2;138


“ Shibghah Allah. dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? dan Hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.”




أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم





Tidak ada komentar:

Posting Komentar