Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Darul Hikmah
Baloi Indah,
Kampung Pelita
Kecamatan Lubuk Baja Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
18 Zulhijjah 1436.H/ 2 Oktober 2015.M
MENINGKATKAN KUALITAS MUKMIN
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Segenap puja dan puji kita
sanjungkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan karunia,
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kita bisa hadir memenuhi panggilan
Allah untuk melaksanakan sebagian kecil kewajiban agama yang dituntunkan-Nya
yaitu melaksanakan shalat jum’at, semoga ujud syukur itu mampu kita buktikan
melalui ibadah kepada-Nya.
Shalawat dan salam kepada
junjungan kita nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam yang telah mengorbakan
seluruh potensi hidupnya untuk menyelamatkan manusia, yaitu selamat hidup di
dunia dan selamat hidup di akherat.
Kemudian khatib mengajak kita
semuanya untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, sebagai bekal hidup menuju akherat.
Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Jati diri artinya
identitas atau karakteristik dan
kepribadian, seorang mukmin jelas punya identitas, kepribadian dan
integritas yang tinggi nilainya di hadapan Allah karena mereka memiliki iman,
konsisten dan siap untuk berjuang, sebagaimana yang digambarkan Allah dalam
firman-Nya;
"Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada
Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang
(berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah
orang-orang yang benar" [Al Hujurat 49;15]
Berangkat
dari ayat diatas ada empat kepribadian seorang mukmin yang perlu kita miliki
selain kepribadian lainnya;
1.Beriman Kepada
Allah
Jati diri seorang muslim itu adalah beriman
kepada Allah yang terhunjam di hati, terucapkan melalui lisan serta
teraplikasikan dalam amal-amal shaleh setiap waktu, Allah berfirman dalam
surat Al Baqarah 2;25 ;
Iman yang hanya sekedar terhunjam di hati tanpa terucap
dilisan dan tidak teraplikasi melalui amal perbuatan, inilah imannya Fir’aun
dan iblis [10;90, 15;39-40]
“Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu
mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak Menganiaya dan
menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah
dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai
oleh Bani Israil, dan saya Termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada
Allah)"[Yunus 10;90]
“Iblis berkata:
"Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku
akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan
pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya” kecuali hamba-hamba Engkau yang
mukhlis di antara mereka".” [Al hijr 15;39-40]
Iman yang hanya terucap di bibir tanpa
terhunjam di hati, tanpa goresan amal, maka inilah imannya orang-orang munafiq
[Al Baqarah 2;8].
di antara manusia ada yang
mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian," pada hal
mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”
2.Beriman Kepada
Rasul
Beriman
kepada rasul artinya mengikuti kebenaran
yang dibawanya serta tidak ragu bahwa memang beliaulah orangnya yang diutus
sebagai nabi terakhir, membawa risalah tauhid dan kebenaran islam ini, Allah
menegaskan dalam firman-Nya;
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada
Allah dan rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta
Kitab yang Allah turunkan sebelumnya. barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian,
Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh-jauhnya”[An Nisa’ 4;136]
Konsekwensi mengimani Rasul adalah
mentaatinya, seorang mukmin punya
kewajiban untuk taat dan mengikutinya dalam seluruh asfek ajaran islam yang telah dicontohkan baik secara pribadi, keluarga,
masyarakat maupun bernegara. Hakekat mengikuti rasul adalah wahyu yang
diterjemahkan melalui tindakan kehidupan sehari-hari, demikian pula mengingkari
rasul pada hakekatnya juga mengingkari allah dan seluruh ajarannya, Allah
menegaskan dalam surat An Nisa’ 4;80
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia
Telah mentaati Allah. dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka
kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka”.
Iman kepada
Rasul adalah salah satu rukun iman [2;177,3;84] tidak dianggap muslim seseorang
kecuali dia beriman bahwa Allah mengutus Rasul yang menginterpretasikan hakekat
yang sebenarnya dari dienul islam.
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan
barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang
yang bertakwa.”[Al Baqarah 2;177]
Juga tidak
dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman kepada seluruh rasul dan tidak
membedakan antara satu dengan lainnhya, Allah berfirman dalam surat An Nisa’
4;150
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan
rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian
dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan
perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau
kafir),
3.Istiqamah Dalam
Menjalani Hidup
Seorang yang
punya kepribadian muslim itu punya kriteria istiqamah, bagaimanapun kondisi
yang dialami, sakit atau senang, bahagia atau sengsara bahkan dikala diuji
dengan segala yang melenakan hidupnya agar berpaling dari islam maka semakin
kokoh keimanannya hingga ajal menjemputnya kelak. Kekonsistenannya terhadap
islam nampak dalam kehidupan sehari-hari melalui pribadi, keluarga dan
bermasyarakat;
" Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa
yang Telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur.
dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah
(janjinya)" [Al Ahzab 33;23]
Dengan
keimanan yang dimiliki menjamin jiwa
orang yang beriman akan stabil dalam kondisi apapun walaupun kondisi itu akan
meneteskan air mata atau akan menggenangkan darah maka semua itu dihadapi
dengan jiwa yang stabil, Rasulullah bersabda,"Sungguh ajaib
sikap orang-orang mukmin itu, kalau diberi nikmat dia bersyukur dan itu lebih
baik baginya, dan kalau ditimpa musibah diapun bersabar dan itu lebih baik
baginya"
Ibnu
Taimiyah saat berhadapan dengan pemerintahan yang zhalim yang akan mencelakakan
dirinya maka dia bermunajad kepada Allah yang menggambarkan kestabilan jiwanya
menghadapi segala teror itu, "Ya Allah seandainya mereka mencampakkan
aku maka waktu itu adalah saat yang tepat bagiku untuk bertamasa bersamaMu,
kalau mereka mengurungku maka saat itu adalah waktu yang tepat bagiku untuk
bersunyi diri bersamaMu, walaupun sekiranya mereka menggantungku maka itu
adalah waktu yang tepat agar aku bisa cepat bertemu dengan-Mu".
Satu ketika
Amar bin Yasir dihukum oleh majikannya dengan siksaan yang berat, lalu bapak
dan ibunya dipancung dan ditombak di hadapannya, tapi tidak menggoyahkan imanya. Bahkan
Musyaib bin Umair dikurung oleh ibu kandungnya sampai ibunyapun siap untuk
mogok makan agar anaknya kembali ke ajaran nenek moyang yaitu menyembah berhala,
dengan enteng Musyaib menjawab,”Wahai
ibu, seandainya ibu karena tidak makan meninggal lalu hidup lagi, mati dan
hidup lagi hingga seribu kali mengalami hal demikian, sungguh aku tidak akan
meninggalkan agama yang dibawa Nabi Muhammad”.
4.Berjihad di Jalan
Allah
Yang disebut
jihad bukan hanya perang saja, perang merupakan puncak dari jihad, sedangkan
lingkup jihad itu banyak sekali seperti
bidang ekonomi, pendidikan, politik, budaya dan seluruh lini kehidupan
manusia yang berorientasi mencari ridha Allah. kepribadian islami adalah pribadi muslim yang
mampu menggunakan dirinya untuk berjihad di jalan Allah pada seluruh sektor
kehidupan manusia baik dengan harta, jiwa, tenaga, fikiran,ekonomi
bahkan politik demi untuk tegaknya islam dengan kalimat Allah yang haq.
Sayid Qutb mengatakan bahwa
tegaknya islam ini di dunia karena semangat jihad ummat yang masih berkobar,
dan sebaliknya hancurnya ummat ini karena jihad telah ditinggalkan.
Ini yang
disinyalir oleh Rasulullah bahwa
ummat ini akan hancur berantakan ibarat makanan yang terhidang diatas meja,
direbut oleh semua manusia, dikarenakan sudah tidak punya izzah lagi, apalagi
telah terjangkit pula oleh penyakit wahn, yaitu penyakit mental, “terlalu cinta
kepada dunia dan terlalu takut dengan kematian”.
”Sesungguhnya Allah
telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan
surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh
atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada
Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan
itulah kemenangan yang besar.”[At Taubah 9;111].
Sebagai
bukti iman pada seseorang harus nampak pada nilai-nilai yang diperjuangkannya,
salah satu adalah hasil celupan Ilahiyah dan terwarnai oleh celupan itu,
sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah 2;138
أَقُوْلُ
قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar