Khutbah Idul Fithri
Drs. St. Mukhlis
Denros
Di Mushalla Al
Ikhwan Tiban V Cendrawasih
Kavling Pajak
Kecamatan Sekupang
Kota Batam Provinsi
Kepulauan Riau
Tanggal 17
Juli 2015.M / 1 Syawal 1436.H
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ
اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ
صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Jama'ah
sholat Idul Fitri rahimakumullah
Sejak
tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil
sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang
kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ
وَلِتُكَبِّرُاللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”
Rasulullah
Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda:
“Hiasilah hari rayamu dengan takbir.”
Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati
sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala sedangkan selain Allah semuanya kecil
semata. Kalimat tasbih dan tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Tuhan dan
segenap yang berhubungan dengan-Nya.
Tidak lupa puji syukur juga kita tujukan
untuk Rahman dan Rahim-Nya yang tidak pernah pilih kasih kepada seluruh
hambanya. Sementara tahlil kita lantunkan untuk memperkokoh keimanan kita bahwa
Dia lah Dzat yang maha Esa dan maha kuasa. Seluruh alam semesta ini tunduk dan
patuh kepada perintah-Nya.
اللهُ
اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ
Jamaah
Idul Fitri rahimakumullah
Setelah satu bulan penuh
kita menunaikan ibadah puasa dan atas karunia-Nya pada hari ini kita dapat
berhari raya bersama, maka sudah sepantasnya pada hari yang bahagia ini kita
bergembira, merayakan sebuah momentum kemenangan dan kebahagiaan berkat
limpahan rahmat dan maghfirah-Nya.
Shalawat dan salam tidak lupa kita sampaikan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alahi wasallam , selaku Rasul Allah
yang telah berjuang untuk menyelamatkan hidup manusia di dunia ini yang berpedomankan pada Al Qur’an dan
Sunnahnya.
Kemudian marilah kita selalu meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita
kepada Allah dengan melaksanakan ibadah rutin dari shalat satu ke shalat
berikutnya, dari jum’at satu ke jum’at berikutnya dari ramadhan tahun lalu
menuju ramadhan berikutnya, yang semua itu sebagai bekal hidup dan sebaik-baik
bekal hidup di dunia ini adalah taqwa.
Jamaah
Idul Fitri rahimakumullah
Dalam agama Islam, iman seseorang tidaklah sama, sesuai dengan kefahaman
masing-masing. Bahkan ada ummat Islam itu yang nifaq; imannya hanya di bibir
saja sementara hatinya menentang, fasiq artinya mengakui kebenaran ajaran
Islam, tetapi dia enggan mengamalkannya, dan syirik maksudnya beriman kepada
Allah tetapi dikotori oleh noda-noda yang merusak ketauhidan aqidah. Ulama
membagi level iman seseorang menjadi lima yaitu muslim, mukmin, muhsin, mukhlis
dan muttaqin.
Muslim adalah keimanan yang sangat rendah sekali,
baru sebatas pengakuan bahwa Allah sebagai Ilahnya. Imannya belum lagi
menghunjam. Ibadahnya hanya sekedar yang dia perlukan. Dosa dan maksiat dalam
kehidupannya masih kebutuhan. Suatu ketika datanglah seorang Arab Baduy ke
hadapan Rasulullah dengan menyatakan ”Amanna” artinya kami telah beriman.
Kontan Rasul menyahut,
”Katakanlah Aslamna,
bahwa engkau baru Islam”. Allahpun menjelaskan dalam firman-Nya surat Al
Hujurat ayat 14
.
'' Orang-orang Arab Badui itu
berkata: "Kami Telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman,
tapi Katakanlah 'kami Telah tunduk', Karena iman itu belum masuk ke dalam
hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dia tidak akan
mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang."[Al Hujurat 49;14].
Ada yang menyatakan ke Islamannya di
hadapan Rasulullah, setelah mengucapkan kalimat tauhid itu dipersilahkan
pulang, ada pula yang siap masuk Islam
dengan syarat dia dibolehkan untuk berbuat dosa apa saja, maka Rasul
cukup memberi resep kepadanya ,”Jangan berbohong” tetapi ada pula yang baru
masuk Islam telah diberi pedang untuk berjihad di medan juang, berarti keimanan
orang ini berbeda dengan dua orang lainnya tadi.
Jamaah
Idul Fitri rahimakumullah
Mukmin adalah level iman kedua setelah seorang muslim
mengkaji ajaran Islam sehingga meningkat ”tsaqafah” [wawasan] keislamannya.
Semakin menghunjam imannya sehingga ibadah wajibnya tertib dilakukan. Dosanya
semakin kecil karena disibukkan oleh peningkatan iman. Mereka telah punya
sifat-sifat tersendiri, sebagaimana yang digambarkan Allah dalam surat Al Anfal
ayat 2-5;
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
adalah orang-orang yang dikala disebut
nama Allah bergetarlah hatinya, saat dibacakan ayat-ayat Allah bertambah
keimanannya, kepada Allah mereka bertawakkal.’’
Bukti iman itu ada
terletak pada:
1.
Jika disebut nama Allah
bergetarlah hatinya.
2.
Jika dibacakan ayat-ayat
Allah bertambahlah imannya.
3.
Kepada Allah bertawakal,
yaitu berusaha dengan semaksimal mungkin, hasilnya diserahkan kepada Allah.
Ini sebagai bukti bahwa iman itu harus diujudkan
pada tiga asfek yaitu;
a. Iman di hati
b. Iman dilisan
Sesungguhnya jawaban oran-orang
mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum
(mengadili) di antara mereka ialah
ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung. [An Nur 24;51]
|
a. Iman Pada amal perbuatan.
Dan
sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa
bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.
Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan
: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi
buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang
suci dan mereka kekal di dalamnya
[Al Baqarah 2;25].
Jamaah
Idul Fitri rahimakumullah
Dalam
beramal manusia terbagi menjadi empat
macam yaitu;
a. Amal budak; orang yang beramal
karena takut dengan majikannya.
b. Amal saudagar ; orang yang
beramal karena mengharapkan keuntungan.
c. Amal orang merdeka ; berbuat
untuk, atas dirinya sendiri, tanpa dimotivasi oleh yang lain.
d. Amal orang yang bersyukur dan
cinta kepada Allah.
Muhsin yaitu orang yang kualitas imannya semakin
baik dengan banyaknya berbuat kebajikan. Tidak hanya yang wajib-wajib saja
tetapi amal-amal sunnah sudah jadi kesukaannya seperti shalat rawatib, shalat
dhuha, qiyamul lail, puasa sunnah dan infaq yang dimotivasi hanya mencari ridha
Allah. Perbuatan dosa muhsin sangat minim sekali, sebab mereka sibuk dengan
ibadah dan peningkatan iman. Kerapian kerja dan kedisiplinan dalam menata waktu
sebagai pakaiannya dalam setiap aktivitas. surat Al
Baqarah 2;195
”Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan
Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan
berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik”.
Jamaah
Idul Fitri rahimakumullah
Mukhlis adalah tingkatan yang keempat setelah
menjalani berbagai training dalam kehidupan ini. Hidupnya ikhlas hanya untuk
mengabdikan diri kepada Allah sebagai apapun profesi dan prestasinya. Jabatan
apapun yang dia sandang; sebagai Bupati, anggota dewan, kepala bagian atau
entah jabatan lainnya, tetapi dia tidak merasa tinggi dan sombong dengan itu.
Sebab dia tahu bahwa semua itu adalah titipan
yang akan diminta pertanggungjawabannya kelak di hadapan Allah. Atau
mungkin dia seorang yang rendah sekalipun statusnya di tengah masyarakat,
dengan posisi ini sedikitpun dia tidak merasa hina.
“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus.[Al Bayyinah 98;5]
Bentuk amal manusia;
a.
Linnafsi ; beramal
karena kepentingan diri sendiri.
b.
Linnasi ; beramal
karena manusia lainnya.
c.
Lillahi ; beramal
karena Allah semata
Ulama Salaf berkata, “Rubba
amalin shaghirin tasghiruhun niyah, wa rubba amalan kabirin tashghiruhun
niya” [Betapa banyak amal yang kecil tapi hasilnya besar karena baik niatnya,
dan betapa banyak amal yang kecil tapi besar pahalanya karena baik niatnya].
|
Amal yang dilakukan seorang mukhlis jauh dari riya’ yaitu
beramal ingin dilihat orang lain dan sum’ah yaitu beramal supaya didengar orang
lain. Baginya biarlah orang tidak melihat dan menyebut dirinya tetapi Allah
tahu siapa dia.
Jamaah
Idul Fitri rahimakumullah
Muttaqin adalah level iman yang
paling tinggi,artinya orang yang bertaqwa. Suatu ketika Umar bin Khattab
ditanya oleh seorang sahabat tentang
taqwa ini, maka dia balik bertanya, ”Pernahkah kamu
melewati perjalanan sulit
?” maka dijawab ”Pernah”, Umar bertanya lagi, ”Bagaimana cara kamu melewati
jalan itu?”, sang sahabat itu menjawab, ”Maka saya berhati-hati”, Umar lansung
menukas, ”Nah itulah yang dikatakan dengan taqwa yaitu berhati-hati”.
Imam Al Ghazali mengartikan taqwa dengan ;
1.T; Tawakal yaitu
menyerahkan hasil usaha kepada Allah setelah maksimal berusaha.
2. Q; Qona’ah
artinya sikap hidup yang tidak boros dan berangan-angan tinggi. Dia terima
dengan rasa syukur apa yang diperoleh hari ini, tetapi tetap berusaha dengan
sungguh-sungguh untuk masa depan.
3.W; Wara’ artinya
berhati-hati terhadap barang yang syubhat, orang yang bertaqwa ditinggalkannya
yang syubhat ini.
4.Y ; Yakin
artinya kepercayaan yang semakin dalam kepada Allah, Rasul dan Syari’at-Nya.
Jadi kalau ada ummat Islam yang masih berjudi, berzina,
korupsi, tidak disiplin, malas bekerja, manipulasi serta berbuat dosa –dosa
lainnya, baik yang dilakukan dengan sadar maupun tidak karena beberapa faktor;
jahil [bodoh] dengan ajaran Islam atau berilmu tetapi sebatas ilmunya saja, dia
tidak dapat hidayah untuk mengamalkan ajaran Islam.
Taqwa tidak bisa dibiarkan saja karena dia merupakan level iman yang
mengalami fluktuasi yaitu ibarat gelombang, kadangkala naik dan kadangkala
turun, taqwa harus dijaga dengan sebaik-baiknya hingga pada akhir kehidupan
kita tetap dalam posisi masih bertaqwa;
”Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada
Allah dengan sungguh-sungguh bertaqwa dan janganlah mati kecuali dalam tetap
beriman” [Ali Imran 3;102 ].
Kewajiban kita semua, untuk menjadikan ummat Islam ini
berislam bukan sebatas kultur [budaya], yang mudah sekali dicampuri oleh
bid’ah, kurafat, syirik dan tahayul. Tetapi bagaimana kita menjadikan ummat
Islam ini mengakui ajaran islam sebagai sebuah idiologi, way of life, pandangan
hidup sehingga kepribadiannya betul-betul kaffah [integral] dengan ajaran Islam
[2;208].
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke
dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
|
Bila ummat Islam tidak mau masuk kedalam islam secara utuh, total maka sama
dia ibarat orang yang sudah membeli tiket kapal terbang, pesawat tinggi
jalannya melaju tetapi dia masih tetap di bumi dengan merangkak.
Rasulullah menyatakan bahwa iman itu mengalami fluktuasi,
persis seperti nilai rupiah kita. Kadang kala turun dan seringkali pula naik.
Bukti iman sedang naik, ibadahnya banyak dan disebut iman itu turun apabila
dosa dan maksiatnya bertambah.
Jamaah Idul Fitri
rahimakumullah
Allah menghimbau
kita untuk meraih derajat taqwa dalam puasa Ramadhan ini, kalau kita mau dan
mampu untuk melakukannya
beruntunglah orang yang memanfaatkan waktunya
dengan baik sehingga Ramadhan berakhir dengan datangnya Idul Fitri, dia jadi
orang yang fitrah, suci lahir dan batin ibarat bayi yang baru dilahirkan.
Idul Fitri bukanlah
ajang untuk memamerkan serba baru walaupun hal itu tidak dilarang, tapi
yang lebih penting diperhatikan adalah:
LAISAL ID LIMAN LABISAL
JADID, WALAKINNAL ID LIMAN IMANU TAJID
Bukanlah
Idul Fitri itu bagi orang yang mampu menyediakan serba baru, tapi Idul Fitri
itu adalah bagi orang yang imannya semakin baru.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
Perumahan Tiban Palem, Kelurahan Tiban Baru, Kecamatan Sekupang, Kota Batam 16 Ramadhan 1436.H / 3 Juli 2015
Khutbah Kedua
اللهُ
اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَر)
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ،
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ
الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ
أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً
وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ
أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَر
Tidak ada komentar:
Posting Komentar