Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis
Denros
Di Masjid Nurul
Yakin
Jorong Cubadak
Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok
Sumatera Barat
Tanggal 17
Januari 2014/ 15 Rabiul Awal 1435.H
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ،
وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ
وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab
(Al Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.[Al Ankabut 29;45]
Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Selayaknya kita sanjungkan puja
dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan karunia
dan nikmat-Nya kepada kita sehingga kalau kita hitung-hitung nikmat tersebut
sungguh tidak terkira jumlahnya, bila nikmat itu kita syukuri maka akan
ditambah-tambah oleh Allah dengan nikmat yang lain dan sebaliknya bila
diingkari maka azab Allah akan diberikan, dari sekian nikmat-Nya adalah nikmat
iman dan islam sehingga kita masih merasakan bagaimana indahnya hidup dalam
dekapan hidayah-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas
nikmat tersebut.
Shalawat dan salam kita sampaikan
pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah
menuntun ummatnya ke jalan yang lurus yaitu jalan orang-orang dahulu yang
diberi nikmat oleh Allah.
Khatib mengajak kita semua untuk meningkatkan
iman dan taqwa sebagai bekal untuk memasuki kehidupan yang pasti dan abadi
yaitu kampung akherat.Adapun judul khutbah pada siang ini adalah ”Pahala Shalat
Jamaah”
Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Kegiatan rutin yang mesti
dilakukan seorang mukmin sehari semalam ialah shalat, ini merupakan ibadah
wajib yang telah dilakukan oleh para nabi dan orang-orang shaleh terdahulu,
merupakan rukun islam kedua dari lima rukun yang lain, bahkan aktivitas ini
salah satu ciri khas yang membedakan antara mukmin dan kafir meskipun dalam
kategori fasik yaitu orang islam yang mengerti tentang kewajiban sebagai muslim
tapi enggan untuk melaksanakannya. Allah berfirman dalam surat Al Ankabut 29;45
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ
وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab
(Al Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab
(Al Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Rasulullah
bersabda;
1. Yang pertama-tama
dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang hamba pada hari kiamat dari
amal perbuatannya adalah tentang shalatnya. Apabila shalatnya baik maka dia
beruntung dan sukses dan apabila shalatnya buruk maka dia kecewa dan merugi.
(HR. An-Nasaa'i dan Tirmidzi)
2. Paling dekat seorang
hamba kepada Robbnya ialah ketika ia bersujud maka perbanyaklah do'a (saat
bersujud) (HR. Muslim)
Karena
pentingnya ibadah ini hingga Rasulullah memberikan teladannya kepada orang tua
agar mengajarkannya kepada anak sejak kecil, menyuruh anak untuk melakukannya
pada usia sepuluh tahun, bila tidak mau melakukannya maka boleh memukul anak
tersebut yaitu pukulan pendidikan yang menunjukkan bahwa shalat itu wajib
dilakukan walaupun pada usia kecil, anak kecil yang berusia sepuluh tahun tidak shalat diberikan sangsi pukulan, bagaimana dengan anak-anak yang sudah
remaja, meningkat dewasa yang tidak mau shalat ? tentu sangsinya lebih dari
itu.
عَنْ
أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ
اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ
مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ
وَصَوْمُ رَمَضَانَ.
[رواه
الترمذي ومسلم ]
Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob
radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada
Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah,
menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan.
(Riwayat Turmuzi dan Muslim)
Kewajiban
shalat fardhu yang diteladankan Nabi dilakukan dengan berjamaah kecuali shalat
sunnah, karena pentingnya shalat berjamaah ini hingga banyak hadits yang
menyatakan hal demikian selain mengutamakan keutamaan, keistimewaan dan pahala
yang diperoleh. Ibadah shalat khususnya sebaiknya dilakukan dengan
jama'ah dan dimasjid karena hasil pahalanya jauh berbeda bila dikerjakan sendiri di rumah saja, itulah makanya
Rasulullah mewajibkan lelaki untuk shalat berjamaah di masjid.
Demikian pula halnya amal-amal sosial lainnya
haruslah dikerjakan dengan amal jama'i atau terorganisir, sebagaimana Ali bin
Abi Thalib pada suatu kesempatan menyatakan,"Kebaikan yang tidak
terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir''.
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ
بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
"Sesungguhnya
Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh" [Ash Shaff 61;4]
Ada
beberapa keutamaan shalat berjamaah yang dapat diutarakan dari beberapa hadits
dibawah ini diantaranya;
1.Pahala shalat berjama`ah melebihi pahala shalat
sendirian dua puluh tujuh derajat.
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda ((Shalat
berjama`ah lebih utama daripada shalat sendirian dua puluh tujuh derajat.))
Muttafaqun `Alaihi.
Maka keutamaan apa yang lebih besar
daripada fadhillah shalat
berjama`ah ini, seandainya ada yang mengatakan kepada
orang-orang bahwa menanam investasi didalam bisnis si fulan akan mendatangkan
profit untuk setiap satu riyalnya itu dua puluh tujuh riyal, niscaya mereka
dengan matimatian berusaha turut menanamkan investasi didalamnya dengan harapan
mendapatkan keuntungan nisbi yang mungkin saja ia akan memperolehnya dan mungkin
juga tidak. Sedangkan investasi dengan beramal shalih di dalam bisnis yang
jelasjelas menguntungkannya ini, yang mengandung kepastian profit yang besar
dan kebaikan yang telah diketahuinya, tidak diperdulikannya kecuali oleh hanya segelintir
orang saja. Dan kebanyakan mereka seperti yang difirmankan Allah SWT:
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
وَالآخِرَةُ خَيْرٌ
وَأَبْقَى
“Tetapi kamu
lebih memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih
baik dan lebih kekal.” (QS. 87 : 16-17).
2. Setiap langkah yang diayunkan seorang muslim untuk
menegakkan shalat berjama`ah terhitung disisi Allah sebagai pahala dan ganjaran
baginya.
Tidaklah setiap ayunan langkahnya melainkan
terangkat baginya satu derajat dan dihapuskan satu dosa untuknya. Sebagaimana
hadits yang terdapat di dalam shahihain. Dari Abu Hurairah r.a.berkata:
Rasululah bersabda:
((Pahala shalat seseorang yang berjamaah melebihi pahala shalat sendirian di
rumahnya dan dipasarnya dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu apabila
ia berwudhu` dengan sebaik-baiknya, kemudian ia pergi menuju masjid, tidak
ada tujuan lain kecuali untuk shalat berjama`ah maka tidaklah setiap langkah
yang diayunkannya melainkan terangkat baginya satu derajat dan dihapuskan
untuknya satu dosa, apabila ia melakukan shalat berjama`ah maka para malaikat
senantiasa mendoakannya selama ia masih berada di tempat shalatnya dan
juga ia belum berhadats. Para Malaikat berdoa : “Allahumma shalli `alaihi,
Allahummarhamhu (Ya Allah, Ampunilah dia dan rahmatilah).” Dan tetap
ia dianggap shalat selama ia menunggu waktu shalat berikutnya tiba.)) Lafadz
hadits Al Bukhari.
Bagi
siapa saja yang interest menunggu waktu shalat berikutnya tiba di dalam masjid,
akan memperoleh 4 (empat) keistimewaan yaitu :
1. Ia seperti seorang
yang selalu siap tempur di jalan Allah.
2. Dicatat baginya pahala shalat meskipun ia menantikannya
dalamkeadaanduduk.
3. Para malaikat
memohonkan ampunan untuknya.
4. Jika pada saat itu dia mengisi waktunya dengan membaca
Al-Qur`an dan zikrullah maka akan ditambahkan baginya pahala tilawah dan zikir.
3. Seseorang yang selalu merealisasikan shalat
berjama`ah dijamin terlepas dari sifat nifaq.
Dari Ibnu Mas`ud berkata: (( Barangsiapa yang ingin
bertemu dengan Allah kelak (dalam keadaan) sebagai seorang muslim, maka
hendaklah dia memelihara shalat setiap kali ia mendengar panggilan
shalat. Sesungguhnya Allah telah mensyariatkan sunnanal huda
(jalan-jalan petunjuk) dan sesungguhnya shalat berjama`ah merupakan
bagian dari sunnanil huda. Apabila kamu shalat sendirian di rumahmu
seperti kebiasaan shalat yang dilakukan oleh seorang mukhallif (yang meninggalkan
shalat berjama`ah) ini, berarti kamu telah meninggalkan sunnah nabimu,
apabila kamu telah meninggalkan sunnah nabimu, berarti kamu telah tersesat.
Tiada seorang pun yang bersuci (berwudhu`) dengan sebaik-baiknya, kemudian
dia pergi menuju salah satu masjid melainkan Allah mencatat baginya
untuk setiap langkah yang diayunkannya satu kebajikan dan diangkat derajatnya
satu tingkat dan dihapuskan baginya satu dosa. Sesungguhnya kami berpendapat,
tiada seorang pun yang meninggalkan shalat berjama`ah melainkan seorang munafik
yang jelas-jelas nifak. Dan sesungguhnya pada masa dahulu ada seorang pria yang
datang untuk shalat berjama`ah dengan dipapah oleh dua orang laki-laki sampai ia didirikan di dalam
barisan shaff shalat berjama`ah.)) H.R. Muslim.
4. Orang yang shalat berjama`ah terbebas dari segala
perangkap syaithan :
Dari Abu Darda berkata : Saya telah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda
: ((Tidaklah dari tiga orang yang berada di sebuah perkampungan maupun sebuah
dusun dan mereka tidak mendirikan shalat berjama`ah di dalamnya, melainkan
syaithan telah menguasai diri mereka. Maka hendaklah atas kamu bersama
jama`ah, sesungguhnya srigala hanya menerkam kambing yang terpisah dari
kawannya.)) H.R. Abu Daud dan An-Nasa`i dengan sanad jayyid.
Dari Abu Hurairah r.a.bahwa Rasulullah s.a.w.bersabda : ((Siapa
yang datang ke masjid pagi-pagi atau setelah matahari tergelincir (maksudnya
lebih awal dari waktu shalat), Allah menyediakan baginya tempat di surga
setiap kali dia datang.)) Muttafaqun `Alaih.
Hadis
riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. kehilangan beberapa orang sahabatnya dalam salat. Beliau bersabda: Sesungguhnya aku bermaksud menyuruh seseorang salat mengimami sahabat lainnya dan aku akan pergi menyusul beberapa orang yang enggan salat berjamaah. Aku menyuruh mereka untuk membakar rumahnya dengan kayu bakar. Bila salah seorang di antara mereka mengetahui bahwa ia akan mendapatkan seonggok daging yang gempal maka ia akan menghadiri salat Isyak berjamaah. (Shahih Muslim No.1040)
Bahwa Rasulullah saw. kehilangan beberapa orang sahabatnya dalam salat. Beliau bersabda: Sesungguhnya aku bermaksud menyuruh seseorang salat mengimami sahabat lainnya dan aku akan pergi menyusul beberapa orang yang enggan salat berjamaah. Aku menyuruh mereka untuk membakar rumahnya dengan kayu bakar. Bila salah seorang di antara mereka mengetahui bahwa ia akan mendapatkan seonggok daging yang gempal maka ia akan menghadiri salat Isyak berjamaah. (Shahih Muslim No.1040)
Karena demikian
besarnya pahala yang akan didapat dari orang yang mengerjakan shalat berjamaah
sehingga besar pula godaan yang berupaya untuk menghalangi mengerjakannya,
ada-ada saja gangguan yang menggoda sehingga gagal, malas dan enggan untuk
melaksanakan shalat berjamaah. Seandainya ummat Islam dapat mengerjakan shalat
berjamaah setiap waktu di masjid sama ramainya dengan shalat jum'at maka sebuah
tanda bahwa islam itu sedang mengalami kejayaan, ini yang ditakuti oleh
musuh-musuh islam. Jangankan setiap rumah menghadiri shalat jamaah di masjid,
sedangkan warga yang ada di dekat masjid saja tergerak untuk melakukannya maka
sungguh semaraknya masjid ketika itu.
Kita lihatlah betapa
menyedihkan, masjid yang indah, bagus dan mewah, dibangun dari infaq kaum
muslimin, dibiarkan kosong melompong setiap waktu shalat tiba, kadangkala ada
muadzin yang setiap waktu shalat mengumandangkan adzan tapi yang hadir hanya
orang-orang tua dua atau tiga orang yang terbatuk-batuk dan terbungkuk-bungkuk.
Tapi tidak sedikit pula masjid yang ditutup setiap waktu karena tidak ada orang
yang datang untuk shalat jamaah walaupun adzan tetap dikumandangkan.
Kita mungkin memaklumi
warga muslim yang jauh dari masjid sehingga mereka melaksanakan shalat jamaah
di rumah saja, tapi bagi masyarakat yang rumahnya di depan atau di belakang
atau disamping masjid apakah tidak tergerak hatinya untuk meraih dan meraup
pahala dari shalat berjamaah. Alangkah ruginya bila peluang untuk mencari
pahala yang besar ini kita sia-siakan, bukankah masjid itu didirikan salah
satunya memang untuk dilaksanakan shalat jamaah di dalamnya, wallahu a'lam
[Cubadak Solok, 09 Syawal 1431.H/ 18 September 2010]
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar