Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis
Denros
Di Masjid Jihad
Jorong Batang
Pamo Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto
Sungai Lasi
Kabupaten Solok
Sumatera Barat
Tanggal 03
Januari 2014 / 1 Rabiul Awal 1435.H
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ
أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ
كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ،
وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ
بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُم مِّنْهُمُ
الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Jama’ah shalat jum’at yang berbahagia,
Keimanan seseorang bisa berubah-ubah, dapat meningkat juga dapat merosot tajam. Keimanan akan meningkat dengan amalan shalih yang dikerjakan. Dan kemerosotannya disebabkan terjadinya pelanggaRan syari’at dan maksiat. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan keimanan dengan hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim dalam Mustadrak dengan sanad hasan, yang artinya,“Sesungguhnya keimanan dapat menjadi lekang, bagaikan baju yang bisa berubah usang. Karena itu, mintalah kepada Allah agar Allah memperbaharui iman dalam hati kalian.”
oleh karena itu marilah kita meningkatkan taqwa kita kepada Allah Ta’ala karena taqwa adalah sebaik-baik bekal bagi seorang hamba dalam mengarungi kehidupan dunia dan akhirat.
Keimanan seseorang bisa berubah-ubah, dapat meningkat juga dapat merosot tajam. Keimanan akan meningkat dengan amalan shalih yang dikerjakan. Dan kemerosotannya disebabkan terjadinya pelanggaRan syari’at dan maksiat. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan keimanan dengan hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim dalam Mustadrak dengan sanad hasan, yang artinya,“Sesungguhnya keimanan dapat menjadi lekang, bagaikan baju yang bisa berubah usang. Karena itu, mintalah kepada Allah agar Allah memperbaharui iman dalam hati kalian.”
oleh karena itu marilah kita meningkatkan taqwa kita kepada Allah Ta’ala karena taqwa adalah sebaik-baik bekal bagi seorang hamba dalam mengarungi kehidupan dunia dan akhirat.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at rahimakumullah.
Amar ma’ruf nahi munkar yang oleh sebagian ulama disamakan dengan dakwah adalah suatu kewajiban mulia di dalam Islam yang dengannyalah Allah Ta’ala menjadikan umat ini sebagai umat terbaik, sebagaimana firman Allah Ta’ala di dalam surat Ali Imran;110:
Amar ma’ruf nahi munkar yang oleh sebagian ulama disamakan dengan dakwah adalah suatu kewajiban mulia di dalam Islam yang dengannyalah Allah Ta’ala menjadikan umat ini sebagai umat terbaik, sebagaimana firman Allah Ta’ala di dalam surat Ali Imran;110:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ
أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ
وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُم
مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik.”
Di
dalam menafsirkan ayat ini Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata, “Allah memuji
umat ini dan Dia mengabarkan bahwa mereka adalah umat terbaik yang Allah
lahirkan untuk manusia. Hal ini karena mereka menyempurnakan diri mereka dengan
iman, yang mengharuskan mereka untuk menunaikan semua perintah Allah dan karena
mereka menyempurnakan orang lain dengan cara amar ma’ruf nahi munkar, yang di
dalamnya terkandung dakwah ke jalan Allah, kesungguhan mereka di dalam dakwah
tersebut dan mengerahkan seluruh kemampuan mereka di dalam mengembalikan
manusia dari kesesatan dan kesalahan mereka (menuju ke jalan hidayah).
Maka
dari ayat ini, kita tahu bahwasanya kemuliaan dan kebaikan umat ini salah
satunya disebabkan karena adanya amar ma’ruf nahi munkar dan sebaliknya apabila
mereka meninggalkan hal ini, maka akan terjadi banyak sekali akibat buruk yang
menimpa umat ini, dan di antara dampak-dampak tersebut adalah:
1. Hilangnya rasa aman,
baik di tingkat pribadi maupun masyarakat. Hal ini sebagaimana yang ditunjukkan
Oleh Allah Ta’ala dalam surat Thaha 123-124:
"Turunlah
kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh sebahagian
yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripadaKu, lalu barangsiapa
mengikuti petunjukKu, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan
barangsiapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta". (QS. Thaha: 123-124)
Berkata Syaikh Asa’di di dalam tafsir
beliau mengikuti kebenaran dengan cara
membenarkan kabar al-Qur`an dan tidak membantahnya dengan syubhat dan
mengamalkan perintah dengan tidak menentangnya dengan syahwat. Maka syubhat dan
syahwat keduanya adalah penghalang terwujudnya perintah Ilahi dan
ditinggalkannya laranganNya. Maka apabila kita perhatikan kondisi dunia saat
ini, khususnya masyarakat yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan oleh
Allah, bahwa mereka menolak hukumNya, maka kita dapatkan mereka tenggelam di
dalam syubhat dan syahwat dan tersebarlah di dalam masyarakat tersebut
kejahatan baik secara fisik maupun maknawi dan hilanglah rasa aman di dalamnya.
Tentunya hal ini disebabkan karena tidak adanya amar ma’ruf, adapun
negeri-negeri yang di dalamnya ditegakkan amar ma’ruf tidak demikian.
2. Tersebarnya kerusakan di
dalam kehidupan bermasyarakat, ekonomi maupun politik. Kerusakan ini ditimbulkan apabila generasi ini
tumbuh tanpa ada perbaikan/ amar ma’ruf nahi munkar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan permisalan
tentang hal ini dalam hadits riwayat Imam Bukhari dari sahabat Nu’man bin
Basyir Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَثَلُ القَائِمِ في حُدُودِ
اللهِ وَالوَاقعِ فِيهَا ، كَمَثَلِ قَومٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ فَصَارَ
بَعْضُهُمْ أعْلاها وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا ، وَكَانَ الَّذِينَ في أَسْفَلِهَا
إِذَا اسْتَقَوا مِنَ المَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقهُمْ ، فَقَالُوا : لَوْ
أنَّا خَرَقْنَا في نَصِيبِنَا خَرْقاً وَلَمْ نُؤذِ مَنْ فَوقَنَا ، فَإِنْ
تَرَكُوهُمْ وَمَا أرَادُوا هَلَكُوا جَميعاً ، وَإنْ أخَذُوا عَلَى أيدِيهِمْ
نَجَوا وَنَجَوْا جَميعاً
“Perempumaan
orang yang menegakkan hudud (hukum) Allah dan orang yang melanggarnya adalah
seperti suatu kaum yang melakukan undian di atas kapal, maka sebagian mereka
mendapatkan bagian di lantai atas dan yang lain di lantai bawah. Maka apabila
yang berada di lantai bawah hendak mengambil air, mereka melewati orang-orang
yang berada di lantai atas. Maka mereka pun berkata-kata seandainya kami
melubangi yang menjadi bagian kami (bagian bawa kapal), tentu kami tidak
mengganggu orang-orang yang di atas kami (karena tidak melewati mereka ketika
mengambil air). Maka apabila mereka dibiarkan melakukan apa yang mereka
inginkan, maka binasalah semuanya, dan apabila mereka dicegah (dari niatnya),
maka selamatlah mereka dan selamatlah seluruh penghuni kapal.” (Al-Bukhari)
Berkata al-Hafidz Ibnu Hajar Rahimahullah,
maknanya yang melarang dan yang dilarang selamat semuanya. Dan demikianlah
menegakkan hudud (Allah) akan mewujudkan keselamatan bagi yang menyuruh dan
orang yang disuruh apabila tidak maka binasalah pelaku kemaksiatan karena
maksiatnya dan orang yang diam (tidak mencegahnya) karena ridhanya mereka.
Beliau berkata lagi di dalam hadits ini ada penjelasan bahwa turunnya adzab karena
ditinggalkannya amar ma’ruf nahi munkar.
3. Paceklik, kekeringan yang
panjang dan hilangnya keberkahan pada rizki-rizki mereka. Hal ini dikarenakan banyaknya
kamaksiatan yang dilakukan dan tidak ada yang menasehati dan mendakwahi mereka
untuk meninggalkan kemaksiatan mereka, sebagaimana firman Allah,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى
آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ
وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi merekamendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’Raf: 96)
Dan amar ma’ruf tujuan intinya adalah menyeru
kepada keimanan dan berdakwah kepada ketaqwaan. Maka dengan amar ma’ruf dan
nahi munkar turunlah keberkahan di dalam rizki-rizki mereka dan dengannya pula
dihapuskan segala kesalahan, Nabi bersabda,
فِتْنَة
الرَّجُل فِي أَهْله وَمَاله وَوَلَده , تُكَفِّرُهَا َالصَّلَاةُ وَالصَّدَقَةُ
وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْي عَنْ الْمُنْكَر
“Fitnah
(dosa/ keburukan) seseorang di dalam keluarganya, hartanya dan anaknya
dihapuskan oleh shalat, shadaqah, dan amar ma’ruf nahi munkar.” (Al-Bukhari)
4. Tidak diijabahnya do’a, dan ini adalah perkara yang mengerikan
karena seseorang hamba sangat fakir kepada Allah, maka apabila dia berdo’a
kemudian tidak dikabulkan oleh Allah, maka dia termasuk orang yang celaka. Tidak
terkabulnya do’a karena ditinggalkannya amar ma’ruf. Hal ini ditunjukkan Oleh
sabda Nabi,
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ
لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ
اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَاباً مِنْ عِنْدِهِ ثُمَّ لَتَدْعُنَّهُ
فَلاَ يَسْتَجِيبُ لَكُمْ
“Demi yang jiwaku di
tanganNya hendaklah kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar, atau (kalau tidak)
hampir-hampir Allah akan menurunkan adzab kepada kalian kemudian kalian kemudian kalian berdo’a dan tidak dikabulkan.”
5. Turunnya berbagai macam
musibah,baik yang nampak
maupun yang tersembunyi. Apabila dalam suatu negeri tidak ditegakkan amar
ma’ruf dan tidak ada pengingkaran terhadap kemungkaRan dan kemaksiatannya. Dan
kemaksiatan apabila tersembunyi, maka dampaknya hanyalah untuk pelakunya saja.
Adapun apabila dilakukan dengan terang-terangan dan tidak ada yang mengingkarinya,
maka dampaknya akan menimpa seluruh manusia, ini sebagaimana firman Allah dalam
surat Al-Anfal: 25.
وَاتَّقُواْ فِتْنَةً لاَّ
تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ
شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan
peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
zhalim saja diantara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksaanNya.”(Al-Anfal: 25)
Maka tidaklah terjadi musibah dan fitnah
yang menimpa kaum Muslimin di seluruh penjuru dunia saat ini, melainkan karena
tersebarnya kamaksiatan dan kebanyakan manusia tidak peduli lagi dengan amar
ma’ruf nahi munkar. Oleh karena itu cermatilah firman Allah,
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ
الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ
“Dan
Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang
penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Hud: 117)
6. Turunnya laknat yaitu dijauhkan dari Rahmat Allah, karena
laknat tidak terjadi melainkan karena seseorang melakukan dosa besar. Dan Allah
telah mengabarkan bahwasanya Dia telah melaknat orang-orang sebelum kita yaitu
Bani Isra`il karena mereka meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar. Allah Ta’ala
berfirman,
لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن
بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا
عَصَوا وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ كَانُواْ لاَ يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍ
فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُواْ يَفْعَلُونَ
“Telah dilaknati orang-orang
kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan 'Isa putera Maryam. Yang demikian
itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama
lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya
amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.” (Al-Ma`idah:78-79)
7. Punahnya hukum dan syiar
Islam.
Ini adalah bahaya yang paling besar dari sekian bahaya ditinggalkannya amar ma’ruf nahi munkar. Karena tidaklah hukum-hukum Islam dan syiar-syiarnya menjadi asing melainkan karena mereka tidak mengenal Islam. Hal itu disebabkan karena tidak adanya para penyeru kepada yang ma’ruf dan penentang kemungkaran. Maka kita dapati saat ini orang-orang Islam yang justru mempermainkan dan memperolok-olok hukum dan syiar Islam. Padahal memperolok-olok dan mempermainkan syariat Islam adalah salah satu perbuatan yang bisa mengeluarkan seseorang dari Islam, maka hendaklah kita berhati-hati dari hal yang demikian.
Ini adalah bahaya yang paling besar dari sekian bahaya ditinggalkannya amar ma’ruf nahi munkar. Karena tidaklah hukum-hukum Islam dan syiar-syiarnya menjadi asing melainkan karena mereka tidak mengenal Islam. Hal itu disebabkan karena tidak adanya para penyeru kepada yang ma’ruf dan penentang kemungkaran. Maka kita dapati saat ini orang-orang Islam yang justru mempermainkan dan memperolok-olok hukum dan syiar Islam. Padahal memperolok-olok dan mempermainkan syariat Islam adalah salah satu perbuatan yang bisa mengeluarkan seseorang dari Islam, maka hendaklah kita berhati-hati dari hal yang demikian.
Demikian bahaya-bahaya ditimbulkan ketika kita
meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar, maka dari sini kita tahu betapa
pentingnya perkara ini. Untuk itu supaya kita terbebas dari bahaya-bahaya di
atas. Mari kita tegakkan amar ma’ruf nahi munkar tentunya dengan cara yang
telah ditentukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu kita harus
mengetahui apa itu ma’ruf agar bisa melarang manusia darinya. Semua itu bisa
kita dapatkan dengan belajar ilmu agama yang benar yang diambil dari al-Qur’an
dan Sunnah sesuai pemahanman salaful ummah.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا
أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar