Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Iman
Baloi Blok II
Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
9 Zulqaidah 1437. H/ 12 Agustus 2016.M
MENJAUHKAN DIRI
DARI PERMUSUHAN
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن.
فَيَا
أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ
صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati
Allah
Puji syukur kita sanjungkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah
memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada kita, nikmat sehat, nikmat rezeki,
lebih-lebih nikmat iman dan islam, semoga dengan datangnya kita ke masjid ini
untuk menunaikan shalat jum’at merupakan ujud syukur kita kepada-Nya.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada
nabi Kita Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, yang kita jadikan sebagai teladan
dan pimpinan dalam kehidupan ini, teladan dalam hidup pribadi, berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Khatib mengajak kita semua untuk
meningkatkan kualitas iman, takwa dan amal shaleh, dari satu shalat ke shalat
berikutnya, dari satu jum’at ke jum’at selanjutnuya dan dari satu Ramadhan ke
Ramadhan berikutnya.
Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati
Allah
Sebuah ungkapan menyatakan,”Seribu teman
itu sedikit dan satu orang musuh itu terlalu banyak’’, pernyataan ini
menyebutkan bahwa sebaiknya kita tidak punya musuh karena akan menyusahkan diri
dan membuat hidup tidak nyaman. Karena pentingnya teman itu sehingga ada
komunitas sahabat pena, perkumpulan arisan, himpunan mahasiswa dan kelompok
tani serta komunitas lain yang menunjukkan bahwa manusia itu suka hidup bersama
yang terjalin dalam sebuah wadah atau organisasi.
Hidup
dalam masyarakat memang harus saling tenggang atau toleransi dengan istilah
lain sehingga bila kita mendapat orang tidak kehilangan karena kita, dan kalau kita tertawa orang tidak menangis karenanya.
Dalam pergaulan ego harus ditekan demi menjaga persahabatan dan menjauhkan
permusuhan, sebab bila sudah terjadi permusuhan maka sangat sulit untuk
dilakukan perbaikan, walaupun bisa diperbaiki tapi tidak seharmonis semula.
Abdullah bin Salam berkata:
ketika Nabi Shalallahu alaihi wasallam tiba di Madinah banyak masyarakat
mengerumuninya dan dikatakan: Rasulullah telah tiba, maka aku pun datang di
tengah-tengah mereka untuk menatap wajahnya.setelah terlihat jelas aku
mengetahui bahwa wajahnya bukan wajah pembohong. kalimat yang pertama aku
dengar dari ucapannya adalah: "hai sekalian manusia, sebarkanlah salam
(keselamatan, kedamaian, kerukunan, do'a selamat), berikan makanan, pelihara
shilaturrahim dan lakukanlah shalat pada saat manusia sedang tidur. niscaya
kamu,sekalian masuk surga dengan salam. (HR. Ibnu Majah)
Permusuhan itu terjadi hanya
diawali oleh hal-hal yang sepele saja, seperti karena canda yang
berlebih-lebihan atau memberikan julukan-julukan yang tidak menyenangkan,
ketika itu yang diajak bercanda tidak siap untuk diperlakukan demikian maka
terjadilah sikap tidak menyenangkan. Itulah makanya Rasul mengajak ummatnya
untuk berlaku baik dalam seluruh penampilan hingga dalam bercandapun dengan
bahasa-bahasa yang santun, tidak menyakitkan orang dan tidak memprovokasi
orang lain.
Dr.
Saad Riyadh dalam bukunya berjudul Jiwa Dalam Bimbingan Rasulullah Saw,
menyatakan;
Rasulullah saw,
pernah bersabda,”Terlaknatlah orang yang membuat seorang mukmin dalam bahaya
atau yang membuat makar terhadapnya.”[HR. Tirmidzi].
Abdurrahman bin Abi Laila berkata
bahwa beberapa sahabat Rasulullah saw, pernah bercerita bahwa suatu hati,
ketika mereka mengadakan perjalanan bersama Rasulullah saw, salah seorang
diantara mereka lalu tertidur. Beberapa sahabat kemudian mengambil seutas tali
dan menggelitiknya sehingga dia [yang tidur itu] menjadi terkejut dan
terbangun. Melihat hal itu, Rasulullah saw, lalu bersabda,”tidak boleh seorang
muslim membuat muslim yang lain terkejut atau takut.”[HR. Abu Dawud].
Beliau juga bersabda,”Siapa yang
menimbulkan bahaya [bagi orang lain] maka Allah juga akan menimbulkan bahaya
baginya. Demikian juga, siapa yang menyusahkan [orang lain] maka Allah swt,
juga akan memberinya kesusahan.”[HR. Ahmad].
Rasulullah juga bersabda,”Seorang
muslim adalah yang membuat muslim lain selamat dari gangguan lisan dan
tangannya.
Adapun seorang
yang disebut berhijrah [muhajir] adalah yang berhijrah dari hal-hal yang
dilarang oleh Allah.”[HR. Bukhari].
Abdullah bin Amru bin Ash
berkata,”Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah saw, tentang
siapakah yang dikategorikan sebagai muslim yang baik itu?” beliau lalu
menjawab,”Yaitu, yang membuat muslim lain selamat dari gangguan lisan dan
tangannya.”[HR. Muslim].
Rasulullah saw, bersabda,”Tidaklah
termasuk mukmin orang-orang yang suka berkhianat, melaknat, berbuat keji serta
berkata-kata kotor.”[HR. Tirmidzi].
Rasulullah saw, bersabda,”Seorang
muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Ia tidak boleh mengkhianati, atau
mengecewakannya, atau merendahkan [menghinanya]. Haram hukumnya bagi seorang
muslim merusak kehormatannya, atau mengambil hartanya, atau darahnya. Ketakwaan
itu ada di sini [sambil menunjuk ke dada beliau]. Telah dikategorikan sebagai
sebuah kejahatan tindakan seorang muslim menghina muslim yang lain.”[HR.
Tirmidzi].
“Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”(
QS al-Hujurat [49] ayat 13).
Proses
mengenal adalah sebuah tahapan, bukan sesuatu yang akhir. Karena kehidupan
adalah arus besar yang terus bergerak, berubah, dan berganti.Termasuk pada
sikap dan karakter. Boleh jadi, seseorang bisa terheran-heran dengan perubahan
teman lama yang pernah ia kenal. Karena ada yang beda dengan fisik, sikap,
karakter, bahkan keyakinan.
Perubahan-perubahan
itulah yang mengharuskan seorang mukmin senantiasa menghidupkan nasihat.Mukmin
yang baik tidak cukup hanya mampu memberi nasihat.Tapi, juga siap menerima
nasihat. Dari nasihat inilah, hal-hal buruk yang baru muncul dari seorang teman
bisa terluruskan
Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS al-'Ashr
[103] : 1-3).
Berburuk sangka
memang tidak dibenarkan. Tapi, ketika faktanya demikian dan bahkan sudah juga
dinasihati, kewaspadaan mungkin jadi pilihan. Karena tidak tertutup
kemungkinan, keburukan bisa menular.Paling tidak, agar tidak kecipratan bau
busuk temannya.
Rasulullah
SAW bersabda, "Kawan pendamping yang saleh ibarat penjual minyak wangi.
Bila dia tidak memberimu minyak wangi, kamu akan mencium keharumannya.
Sedangkan kawan pendamping yang buruk ibarat tukang pandai besi.Bila kamu tidak
terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya." (HR Bukhari).
Pribadi
Muslim adalah pribadi yang menjadikan
ukhuwah islamiyyah sebagai pengikat hati, andaikata terjadi perpecahan dan
perselisihan, maka kewajiban bagi mukmin lainnya untuk mendamaikan, bukan malah
menyiramkan minyak di tengah api yang tengah berkobar. Allah sangat keras
ancamannya kepada orang-orang yang berpecah belah dan bermusuhan, firman Allah;
”Dan janganlah kamu menjadi orang-orang yang berpecah belah dan bertikaian,
setelah datang bukti-bukti keterangan kepada mereka, dan mereka itulah yang
akan mendapatkan siksa yang besar” [Ali Imran 3;105].
"Orang-orang beriman itu Sesungguhnya
bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat" [Al Hujurat 49;10]
Nyatalah ummat Islam diwajibkan bersatu, dilarang berpecah belah. Bersatu
bukan asal bersatu saja, akan tetapi tetap bersatu dengan berpegang teguh
kepada tali Allah.
Seorang
penulis yang sering menulis tentang da’wah bernama Abdul Rabbani memberikan resep itu kepada kita dalam bukunya yang
telah diterjemahkan bertajuk ”Aktivis
Harakah Dambaan Ummat” mengungkapkan kiat-kiat agar hidup kita dicintai
oleh masyarakat, diantaranya adalah bersikap toleransi;
Suatu ketika
Rasulullah mengutus untuk menyerang Bani Quraidzhah, lalu beliau berpesan, ”janganlah kalian shalat Ashar kecuali di
Quraidzhah”. Karena mereka belum juga sampai di tujuan sedangkan waktu
shalat ashar telah masuk. Sebagian ada
yang shalat ashar sebelum sampai tujuan, sebagian yang lain mereka shalat ashar
disana walaupun terlambat sedikit. Ketika hal itu ditanyakan kepada Rasulullah,
beliau tidak menyalahkan siapapun, kedua sikap itu adalah benar.
Rasulpun
memberikan toleransi kepada pemuda
Arab Baduy yang ingin masuk Islam tapi mereka tetap boleh berbuat dosa
apa saja, hanya diberikan bekal ”jangan
bohong” inilah strategi da’wah yang
diajarkan beliau, janganlah da’i menyamaratakan mad’unya tanpa
memberikan toleransi yang seharusnya mereka peroleh.
Pribadi muslim seharusnya menjaga pergaulan dengan
sebaik-baiknya, jangan saling menghina, menyindir, mengungkit kejelekan orang
lain bahkan caci maki yang menyinggung perasaan masing-masing, hindari semuanya
itu karena bila sudah terjadi permusuhan sangat merugikan kita dan sulit untuk
diperbaiki, dalam pergaulan gunakanlah akhlak yang diajarkan oleh Rasulullah
sehingga tidak terjadi hal-hal yang dapat merusak pergaulan.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُم
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ،
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ
الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا
الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا
مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar