Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid An Nur
Baloi Blok IV
Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
26 Ramadhan
1437.H / 1 Juli 2016.M
SIKAP MENYAMBUT
IDUL FITRHI
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن.
فَيَا
أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ
صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Hadirin, jamaah jum’at yang dirahmati Allah
Pertama
sekali kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala,
yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita
masih dapat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan tahun ini, semoga ibadah puasa
yang kita lakukan sekian hari akan dibalas pahala disisi-Nya, dan kita juga
diberi kemampuan untuk menyelesaikan ibadah puasa selanjutnya. Semoga kita
dapat menjadikan Ramadhan ini manjadi tahun terakhir bagi kita agar kita
memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi
Wassalam yang telah mengorbankan segala potensi hidupnya untuk menyelamatkan
ummat manusia di dunia ini, kita dituntut untuk meneladani beliau dalam seluruh
asfek kehidupan karena beliaulah teladan abadi sepanjang sejarah kehidupan ini.
Kemudian dengan kerendahan hati khatib mengajak kita
semua, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa
yang diujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui amaliah ibadah yang kita
lakukan sebagai bekal memasuki kehidupan kekal abadi yaitu kampung akherat.
Dalam rangka memasuki bulan Syawal tepatnya tanggal 1
Syawal yang merupakan hari raya ummat Islam, maka judul Khutbah kita adalah
Sikap menyambut Idul Fitri.
Hadirin,
jamaah jum’at yang dirahmati Allah
Ramadhan akan diakhiri dengan datangnya 1 Syawal yang
kita kenal dengal Idul Fithri yaitu suatu hari raya ummat Islam yang dapat berbuka puasa dan hidup baru
setelah satu bulan menjalankan kehidupan yang penuh dengan ujian yaitu puasa
Ramadhan. Dalam menyambut Idul Fithri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya:
1.
Menyempurnakan ibadah puasa
Menghitung
kembaili hari-hari puasa yang ditinggalkan karena beberapa sebab; sakit,
musafir, haid, nifas dan sebagainya, kemudian pada tahun ini juga harus
dibayarkan dengan puasa pada hari dan bulan lain atau membayar fidyah,
sebagaimana anjuran Allah dalam surat Al Baqarah;184,
”Hari-hari yang
tertentu, jika diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan [lalu
berbuka] maka [wajiblah baginya berpuasa] sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain”.
2.
Membayar zakat fithrah
Ibnu Umar berkata,”Rasulullah memerintahkan kamu mengeluarkan zakat fithrah sebelum manusia
pergi shalat”.
Di dalam
hadits riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Al Hakim dari Ibnu Abbas dijelaskan:
"Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang
yang berpuasa dari noda-noda perkataan dan perbuatan yang salah, dan untuk
memberi makan kepada fakir miskin.
Zakat fitrah dibayarkan
sebelum mengerjakan salat hari raya. Jika zakat dibayar setelah salat hari
raya, maka namanya bukan zakat tapi sedekah biasa.
3.
Perhitungan zakat mal
Bagi
ummat Islam yang selalu memperhitungkan zakat hartanya pada bulan Ramadhan, hendaklah sebagian harta
yang dimiliki dikeluarkan hak fakir miskin yang merupakan daki-daki bagi
pemiliknya. Karena dibalik harta itu terdapat harta fakir miskin, anak yakim
dan lain-lainnya, Allah berfirman,”Dan
dirikanlah shalat dan keluarkanlah zakat” [An Nur 24;56].
Zakat
adalah satu kewajiban yang telah disepakati oleh segenap ummat Islam. Oleh
karena itu kalau ada seorang muslim yang ingkar akan kewajiban zakat ini
dianggap sudah keluar dari Islam, kecuali kalau dia itu orang baru masuk Islam,
maka bisa dimaklumi dan bisa dimaafkan karena ketidaktahuannya itu.
Adapun orang yang enggan
mengeluarkan zakat, tetapi dia masih tetap berkeyakinan akan kewajibannya, maka
dia dipandang sebagai berbuat dosa, belum dinyatakan keluar dari Islam.
4.
Menyambut idul fithri dengan gembira
Kegembiraan
ini bukan diiringi dengan berbagai pesta meriah dengan mempersiapkan minuman
dan makanan serta pakaian yang mewah serta mubazir. Sambutlah hari raya Idul
Fithri dengan kegembiraan karena kita telah berhasil mengekang dorongan nafsu
selama satu bulan dengan ibadah puasa. Kedatangan Idul Fihtri tidak perlu
ditakuti karena situasi ekonomi yang kurang menguntungkan, apalagi diiringi
dengan pertengkaran antara suami dan isteri karena tidak tersedianya pakaian
dan makanan yang serta baru.
Pada hakekatnya yang dikatakan Idul
Fithri itu bukanlah nampak serba baru tapi kualitas iman yang semakin baik,
sebagaimana pendapat ulama yang mengatakan, ”Bukanlah hari raya itu karena
mampu menyediakan serba baru tetapi hari raya itu ialah bagi siapa yang mampu
bertambah keimanannya”.
5.
Ziarah kubur
Bukanlah satu kewajiban bagi seorang muslim untuk
berziarah kubur ketika Idul Fithri datang, tapi bila melakukan juga tidak jadi
masalah asal dalam rangka untuk zikrul maut, mendo’akan orang yang sudah wafat
agar dilapangkan kuburnya, diringankan azabnya serta tidak melakukan hal-hal
yang syirik, bid’ah dan kurafat dan tahyul.
6.
Keramas
Bukan
pula satu keharusan untuk mandi keramas ketika datang Idul Fithri, tapi ingin
melakukan juga tidak jadi soal asal tidak dilakukan di tempat pemandian yang
campur aduk lelaki dan wanita yang
selama ini dianggap biasa oleh masyarakat kita, yang melakukan keramas atau balimau di
tempat-tempat wisata, terbuka untuk campur baurnya lelaki dan wanita.
7.
Mengucapkan takbir
Takbir
akan bergema sejak masuknya Idul Fithri, yaitu setelah berbuka pada hari
terakhir puasa Ramadhan sampai selesai shalat Idul Fithri, baik di rumah,
masjid atau diperjalanan menuju ke tempat shalat Ied,
”Supaya kamu
besarkan dan agungkan asma Allah karena rasa syukur nikmat yang telah diberikan
Allah berupa pedoman hidup yaitu Al Qur’an” [Al Baqarah 2;185],
Rasulullahpun
bersabda, ”Hendaklah kamu syiarkan hari
raya dengan takbir” [HR. Turmuzi].
8.
Merencanakan puasa Syawal
Salah satu pintu
kebaikan adalah puasa. Rasulullah saw bersabda: “Maukah aku
tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai,” (HR
Tirmidzi, hadits ini hasan shahih). Hadits ini menegaskan bahwa puasa merupakan
perisai bagi Muslim baik di dunia maupun akhirat. Di dunia, puasa adalah
perisai dari perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat adalah perisai dari api
neraka.
Karenanya, untuk mendapatkan
kecintaan Allah ta’ala, maka lakukanlah puasa sunnah setelah melakukan yang
wajib. Di antara puasa sunnah yang Nabi saw anjurkan setelah melakukan
puasa Ramadhan adalah puasa enam hari di bulan Syawal.
Puasa ini mempunyai keutamaan
sebagaimana sabda Rasulullah saw. Abu Ayyub al-Anshoriy mengatakan, Nabi
saw bersabda: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa
enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh,”
(HR Muslim).
9.
Bersilaturrahmi
Lebaran
tiba adalah saat yang dapat digunakan untuk saling kunjung mengunjungi antara
satu dengan lainnya, bukan ketika lebaran sana sebenarnya kegiatan ini
dilakukan, pada hari lainpun tidak ada halangan. Pada saat ini melebur dosa dan
kesalahan dengan saling memaafkan antara suami dengan isteri, anak dengan
orangtua, antara tuan dengan bawahan, antara pimpinan dengan anak buah, antara
tetangga sehingga segala perasaan yang tidak enak, mulai hari ini dihabiskan
dan bersih kembali.
Ucapan
yang layak disampaikan adalah, ”Semoga Allah menerima amal kami dan amal anda”
[Ibnu Nufair].
Semoga Allah
memberikan kekuatan kepada kita untuk bisa melakanakan ibadah puasa Ramadhan
ini dengan baik lalu kita siap untuk menyambut Idul Fitri sesuai yang
disunnahkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُم
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ
اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ،
وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ،
وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
Tidak ada komentar:
Posting Komentar