Minggu, 26 Juni 2016

164. Sikap Menyambut Idul Fitri






Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid An Nur
Baloi Blok IV
Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
26 Ramadhan  1437.H / 1 Juli  2016.M

SIKAP MENYAMBUT IDUL FITRHI

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Hadirin, jamaah jum’at yang dirahmati Allah
Pertama sekali kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala, yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan tahun ini, semoga ibadah puasa yang kita lakukan sekian hari akan dibalas pahala disisi-Nya, dan kita juga diberi kemampuan untuk menyelesaikan ibadah puasa selanjutnya. Semoga kita dapat menjadikan Ramadhan ini manjadi tahun terakhir bagi kita agar kita memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah mengorbankan segala potensi hidupnya untuk menyelamatkan ummat manusia di dunia ini, kita dituntut untuk meneladani beliau dalam seluruh asfek kehidupan karena beliaulah teladan abadi sepanjang sejarah kehidupan ini.

Kemudian dengan kerendahan hati khatib mengajak kita semua, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita  kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa yang diujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui amaliah ibadah yang kita lakukan sebagai bekal memasuki kehidupan kekal abadi yaitu kampung akherat.

Dalam rangka memasuki bulan Syawal tepatnya tanggal 1 Syawal yang merupakan hari raya ummat Islam, maka judul Khutbah kita adalah Sikap menyambut Idul Fitri.

Hadirin, jamaah jum’at yang dirahmati Allah      
Ramadhan akan diakhiri dengan datangnya 1 Syawal yang kita kenal dengal Idul Fithri yaitu suatu hari raya ummat Islam  yang dapat berbuka puasa dan hidup baru setelah satu bulan menjalankan kehidupan yang penuh dengan ujian yaitu puasa Ramadhan. Dalam menyambut Idul Fithri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya:
 
1.        Menyempurnakan ibadah puasa
          Menghitung kembaili hari-hari puasa yang ditinggalkan karena beberapa sebab; sakit, musafir, haid, nifas dan sebagainya, kemudian pada tahun ini juga harus dibayarkan dengan puasa pada hari dan bulan lain atau membayar fidyah, sebagaimana anjuran Allah dalam surat Al Baqarah;184,
”Hari-hari yang tertentu, jika diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan [lalu berbuka] maka [wajiblah baginya berpuasa] sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain”.

2.        Membayar zakat fithrah
Ibnu Umar berkata,”Rasulullah memerintahkan kamu   mengeluarkan zakat fithrah sebelum manusia pergi shalat”.
Di dalam hadits riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Al Hakim dari Ibnu Abbas dijelaskan: "Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah untuk membersihkan orang yang berpuasa dari noda-noda perkataan dan perbuatan yang salah, dan untuk memberi makan kepada fakir miskin.
Zakat fitrah dibayarkan sebelum mengerjakan salat hari raya. Jika zakat dibayar setelah salat hari raya, maka namanya bukan zakat tapi sedekah biasa.
3.        Perhitungan zakat mal
            Bagi ummat Islam yang selalu memperhitungkan zakat hartanya  pada bulan Ramadhan, hendaklah sebagian harta yang dimiliki dikeluarkan hak fakir miskin yang merupakan daki-daki bagi pemiliknya. Karena dibalik harta itu terdapat harta fakir miskin, anak yakim dan lain-lainnya, Allah berfirman,”Dan dirikanlah shalat dan keluarkanlah zakat” [An Nur 24;56].

            Zakat adalah satu kewajiban yang telah disepakati oleh segenap ummat Islam. Oleh karena itu kalau ada seorang muslim yang ingkar akan kewajiban zakat ini dianggap sudah keluar dari Islam, kecuali kalau dia itu orang baru masuk Islam, maka bisa dimaklumi dan bisa dimaafkan karena ketidaktahuannya itu.
            Adapun orang yang enggan mengeluarkan zakat, tetapi dia masih tetap berkeyakinan akan kewajibannya, maka dia dipandang sebagai berbuat dosa, belum dinyatakan keluar dari Islam.
4.        Menyambut idul fithri dengan gembira
            Kegembiraan ini bukan diiringi dengan berbagai pesta meriah dengan mempersiapkan minuman dan makanan serta pakaian yang mewah serta mubazir. Sambutlah hari raya Idul Fithri dengan kegembiraan karena kita telah berhasil mengekang dorongan nafsu selama satu bulan dengan ibadah puasa. Kedatangan Idul Fihtri tidak perlu ditakuti karena situasi ekonomi yang kurang menguntungkan, apalagi diiringi dengan pertengkaran antara suami dan isteri karena tidak tersedianya pakaian dan makanan yang serta baru.
            Pada hakekatnya yang dikatakan Idul Fithri itu bukanlah nampak serba baru tapi kualitas iman yang semakin baik, sebagaimana pendapat ulama yang mengatakan, ”Bukanlah hari raya itu karena mampu menyediakan serba baru tetapi hari raya itu ialah bagi siapa yang mampu bertambah keimanannya”.
5.        Ziarah kubur
Bukanlah satu kewajiban bagi seorang muslim untuk berziarah kubur ketika Idul Fithri datang, tapi bila melakukan juga tidak jadi masalah asal dalam rangka untuk zikrul maut, mendo’akan orang yang sudah wafat agar dilapangkan kuburnya, diringankan azabnya serta tidak melakukan hal-hal yang syirik, bid’ah dan kurafat dan tahyul.
6.        Keramas
            Bukan pula satu keharusan untuk mandi keramas ketika datang Idul Fithri, tapi ingin melakukan juga tidak jadi soal asal tidak dilakukan di tempat pemandian yang campur aduk lelaki dan  wanita yang selama ini dianggap biasa oleh masyarakat kita, yang  melakukan keramas atau balimau di tempat-tempat wisata, terbuka untuk campur baurnya lelaki dan wanita.
7.        Mengucapkan takbir
            Takbir akan bergema sejak masuknya Idul Fithri, yaitu setelah berbuka pada hari terakhir puasa Ramadhan sampai selesai shalat Idul Fithri, baik di rumah, masjid atau diperjalanan menuju ke tempat shalat Ied,
”Supaya kamu besarkan dan agungkan asma Allah karena rasa syukur nikmat yang telah diberikan Allah berupa pedoman hidup yaitu Al Qur’an” [Al Baqarah 2;185],
            Rasulullahpun bersabda, ”Hendaklah kamu syiarkan hari raya dengan takbir” [HR. Turmuzi].
8.        Merencanakan puasa Syawal
            Salah satu pintu kebaikan adalah puasa. Rasulullah saw bersabda: “Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai,” (HR Tirmidzi, hadits ini hasan shahih). Hadits ini menegaskan bahwa puasa merupakan perisai bagi Muslim baik di dunia maupun akhirat. Di dunia, puasa adalah perisai dari perbuatan maksiat, sedangkan di akhirat adalah perisai dari api neraka.
            Karenanya, untuk mendapatkan kecintaan Allah ta’ala, maka lakukanlah puasa sunnah setelah melakukan yang wajib. Di antara puasa sunnah yang Nabi saw anjurkan setelah melakukan puasa Ramadhan adalah puasa enam hari di bulan Syawal.
            Puasa ini mempunyai keutamaan sebagaimana sabda Rasulullah saw. Abu Ayyub al-Anshoriy mengatakan, Nabi saw bersabda: Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh,” (HR Muslim).
9.        Bersilaturrahmi
            Lebaran tiba adalah saat yang dapat digunakan untuk saling kunjung mengunjungi antara satu dengan lainnya, bukan ketika lebaran sana sebenarnya kegiatan ini dilakukan, pada hari lainpun tidak ada halangan. Pada saat ini melebur dosa dan kesalahan dengan saling memaafkan antara suami dengan isteri, anak dengan orangtua, antara tuan dengan bawahan, antara pimpinan dengan anak buah, antara tetangga sehingga segala perasaan yang tidak enak, mulai hari ini dihabiskan dan bersih kembali.
            Ucapan yang layak disampaikan adalah, ”Semoga Allah menerima amal kami dan amal anda” [Ibnu Nufair].
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk bisa melakanakan ibadah puasa Ramadhan ini dengan baik lalu kita siap untuk menyambut Idul Fitri sesuai yang disunnahkan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam



بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُم




Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
 عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر



Tidak ada komentar:

Posting Komentar