Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis
Denros
Di Masjid Nurul
Yakin
Jorong Cubadak
Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok
Sumatera Barat
Tanggal 23
Januari 2015.M / 02 Rabiul Akhir 1436.H
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Kaum Muslimin yang Berbahagia
Pada kesempatan kali ini, khatib akan membahas kepribadian Abu Bakar, peran
dan jasanya dalam penyebaran Islam dengan harapan kita bisa mengambil teladan
darinya.
Abu Bakar adalah salah
satu sahabat Nabi yang utama. Beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian,
kokoh pendirian, selalu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting,
banyak toleransi, penyabar, memiliki azimah (keinginan keras), faqih, paling
mengerti dengan garis keturunan Arab dan berita-berita mereka, sangat bertawakal
kepada Allah dan yakin dengan segala janjiNya, bersifat wara' dan jauh daRi
segala syubhat, zuhud teRhadap dunia, selalu menghaRapkan apa-apa yang lebih baik
di sisi Allah, serta lembut dan ramah, semoga Allah meridhainya. Berikut ini
khatib terangkan secara rinci hal-hal yang membuktikan sifat-sifat dan akhlaknya
yang mulia ini.
Dalil yang menyebutkan bahwa Abu Bakar bersifat zuhud adalah hadits yang
diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan Abu Dawud, dari Aslam maula Umar, dia berkata,
سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَقُوْلُ: أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ أَنْ نَتَصَدَّقَ فَوَافَقَ ذلِكَ عِنْدِيْ مَالًا فَقُلْتُ: اَلْيَوْمَ أَسْبِقُ أَبَا بَكْرٍ إِنْ سَبَقْتُهُ يَوْمًا، قَالَ: فَجِئْتُ بِنِصْفِ مَالِيْ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ : مَا أَبْقَيْتَ لِأَهْلِكَ؟ قُلْتُ: مِثْلَهُ، وَأَتَى أَبُوْ بَكْرٍ بِكُلِّ مَا عِنْدَهُ، فَقَالَ: يَا أَبَا بَكْرٍ مَا أَبْقَيْتَ لِأَهْلِكَ؟ قَالَ: أَبْقَيْتُ لَهُمُ اللهَ وَرَسُوْلَهُ. قُلْتُ: وَ اللهِ، لَا أَسْبِقُهُ إِلَى شَيْءٍ أَبَدًا.
"Saya mendengar Umar bin al-Khaththab
berkata, 'Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk
bersedekah, dan itu bertepatan ketika saya memang sedang memiliki harta, maka
saya berkata (pada diriku), 'Jika suatu hari saya bisa mengungguli Abu Bakar
(dalam kebajikan), maka pada hari inilah saya akan bisa mengunggulinya.' Umar
berkata, 'Lalu saya membawa setengah hartaku, maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bertanya, 'Apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?' Saya
menjawab, 'Saya meninggalkan (setengah harta sisa) semisalnya.' Sedangkan Abu
Bakar membawa seluruh hartanya (yang sedikit)
yang dia miliki. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, 'Wahai
Abu Bakar, apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?' Dia menjawab, 'Saya
menyisakan Allah dan RasulNya untuk mereka.' Lalu saya berkata, 'Demi Allah,
saya tidak akan mampu mengungguli Abu Bakar sedikit pun, selamanya'."
(HR. At-Titmidzi dan Abu Dawud).
Kaum Muslimin yang Berbahagia
Apa Kedudukan Abu Bakar
di sisi Allah?
ABU BAKAR
ADALAH TEMAN SEJATI RASULULLAH
Abu Bakar adalah lelaki
yang pertama kali memeluk Islam, walaupun Khadijah lebih dahulu masuk Islam
daripadanya. Keislaman Abu Bakar radhiyallahu
‘anhu adalah paling banyak membawa manfaat besar terhadap Islam dan kaum
Muslimin dibandingkan dengan keislaman selainnya, karena kedudukannya yang
tinggi dan semangat serta kesungguhannya dalam berdakwah. Dengan keislamannya,
maka tokoh-tokoh besar yang masyhur mengikutinya memeluk Islam seperti Abdurrahman
bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqash, Utsman bin Affan, az-Zubair bin al-Awwam, dan
Thalhah bin Ubaidillah Radhiyallahu ‘anhum.
Di awal keislamannya dia menginfakkan di jalan Allah harta yang dimilikinya
sebanyak 40.000 dirham, dia banyak memerdekakan budak-budak yang disiksa karena
keislamannya di jalan Allah, seperti Bilal radhiyallahu ‘anhu. Dia selalu
mengiringi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selama di Makkah, bahkan
dialah yang mengiringi beliau ketika bersembunyi dalam gua dan dalam perjalanan
hijrah hingga sampai di kota Madinah. Di samping itu dia mengikuti seluruh
peperangan yang diikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, baik perang
Badar, Uhud, Khandaq, penaklukan kota Makkah, Hunain, maupun peperangan di
Tabuk.
Akhlak Abu Bakar inilah yang membuatnya menjadi sahabat utama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
Akhlak Abu Bakar inilah yang membuatnya menjadi sahabat utama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
يَا أَبَا بَكْرٍ، لاَ تَبْكِ إِنَّ أَمَنَّ النَّاسِ عَلَيَّ فِي صُحْبَتِهِ وَمَالِهِ أَبُو بَكْرٍ، وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِيْ خَلِيْلاً لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيْلاً.
"Wahai Abu Bakar, jangan menangis!
Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya padaku dalam persahabatan dan
hartanya adalah Abu Bakar, kalau seandainya aku mengambil khalil (sahabat
kesayangan) dari umatku, niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai
khalilku." (HR. al-Bukhari).
Diriwayatkan dari Ibnu
Umar radhiyallahu ‘anhuma dia berkata, "Kami selalu membanding-bandingkan para sahabat di masa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam maka kami sepakat memilih Abu bakar yang paling
utama, kemudian Umar, selanjutnya Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu."
Diriwayatkan dari Muhammad
bin al-Hanafiyyah, dia berkata, "Aku
bertanya kepada ayahku (Ali bin Abi Thalib) siapa manusia yang paling baik
setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?" Maka beliau
menjawab, "Abu Bakar!"
Kemudian aku tanyakan lagi, "Siapa
setelahnya?" Beliau menjawab, "Umar." Dan aku takut jika dia menyebut Utsman sesudahnya, maka
aku katakan, "Setelah itu pasti Anda."
Namun beliau menjawab, "Aku hanyalah
salah seorang dari kaum Muslimin."
Kaum Muslimin Rahimakumullah,
Apa Kelebihan Abu Bakar?
SAHABAT YANG
PALING BANYAK ILMUNYA
Abu Sa'id al-Khudri berkata,
"Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkhutbah di
hadapan manusia, dan berkata,
إِنَّ اللهَ خَيَّرَ عَبْدًا بَيْنَ الدُّنْيَا وَبَيْنَ مَا عِنْدَهُ فَاخْتَارَ ذَلِكَ الْعَبْدُ مَا عِنْدَ اللهِ.
"Sesungguhnya Allah telah
menyuruh seorang hamba untuk memilih antara dunia atau memilih sesuatu yang ada
di sisiNya, namun ternyata hamba tersebut memilih sesuatu yang ada di sisi
Allah." (HR. al-Bukhari).
Abu Sa'id berkata, "Maka Abu Bakar menangis, kami heran kenapa
beliau menangis padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanyalah
menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan, akhirnya kami mengetahui
bahwa hamba tersebut ternyata tidak lain adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengerti serta berilmu di antara
kami. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ مِنْ أَمَنِّ النَّاسِ عَلَيَّ فيِ صُحْبَتِهِ وَمَالِهِ أَبُوْ بَكْرٍ لَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيْلاً غَيْرَ رَبِّيْ لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ وَلَكِن أُخُوَّةُ الْإِسْلاَمِ وَمَوَدَّتُهُ، لاَ يَبْقَيَنَّ فِي الْمَسْجِدِ بَابٌ إِلاَّ سُدَّ إِلاَّ بَابُ أَبِيْ بَكْرٍ.
"Sesungguhnya orang yang paling
besar jasanya padaku dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya
adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan mengangkat seseorang menjadi
kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah
persaudaraan seislam dan kecintaan karenanya. Maka tidak tersisa pintu masjid
kecuali tertutup selain pintu Abu Bakar saja." (HR. al-Bukhari).
SIKAP ABU BAKAR PADA SAAT RASULULLAH shallallahu ‘alaihi
wasallam MENINGGAL
Ketika Rasulullah
meninggal, kaum Muslimin terpecah. Di antara mereka ada yang murtad, dan di
antara mereka ada yang tidak percaya dengan berita meninggalnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Pada saat inilah Abu Bakar tampil untuk
menasihati kaum Muslimin. Dia berkata,
مَنْ كَانَ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللهَ فَإِنَّ اللهَ حَيٌّ لَا يَمُوْتُ.
"Barangsiapa yang menyembah
Muhammad maka sesungguhnya Muhammad telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah
Allah maka sesungguhnya Allah itu hidup, tidak akan mati." (HR.
al-Bukhari).
Hadirin Sidang Jum'at yang Dimuliakan Allah
JASA-JASA
ABU BAKAR
Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat yang pertama kali masuk Islam, dan
selalu menyertai Rasulullah a sepanjang hidupnya, baik di Makkah maupun di
Madinah. Tidak hanya itu, beliau adalah sahabat Rasulullah sekaligus teman
bermusyawarah dan wazir-nya. Di tangannya, para senior sahabat memeluk Islam
seperti Utsman bin Affan, az-Zubair bin al-Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa'ad
bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah Radhiyallahu ‘anhum. Abu Bakar
selalu setia mendampingi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam
menghadapi berbagai macam halangan dan rintangan, siap membela beliau dengan
sepenuh jiwa, bahkan beliau pula yang telah membebaskan banyak budak-budak yang
disiksa karena masuk Islam seperti Bilal, Amir bin Fuhairah, Ummu Ubaisy,
Zinnirah, Nahdiyyah dan kedua putrinya, serta budak wanita milik Bani Mu'ammal
juga dibebaskan olehnya.
Beliaulah yang menemani Nabi di kala hijrah, dan turut serta dalam setiap
peperangan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, seperti Badar,
Uhud, Khandaq, Hudaibiyyah, penaklukan kota Makkah, Hunain, Tabuk, dan pertempuran
besar lainnya.
Setelah menjabat sebagai khalifah, beliaulah yang bertugas dan bertanggung
jawab terhadap seluruh Negeri Islam dan wilayah kekhalifahannya sepeninggal
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka tercatat sejumlah reputasi beliau
yang gemilang, di antaranya:
1.
Instruksinya agar jenazah Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam diurus hingga dikebumikan.
2. Melanjutkan misi pasukan
yang dipimpin Usamah Radhiyallahu ‘anhu yang sebelumnya telah dipersiapkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum wafat.
3. Kebijakannya menyatukan
persepsi seluruh sahabat untuk memerangi kaum murtad dengan segala persiapannya
ke arah itu, kemudian instruksinya untuk memerangi seluruh kelompok yang murtad
di wilayah masing-masing.
4. Ibnu Katsir berkata,
"Pada tahun 12 H, Abu Bakar ash-Shiddiq memeRintahkan Zaid bin Tsabit agar
mengumpulkan al-Qur`an dari berbagai tempat penulisan, baik yang ditulis di
kulit-kulit, dedaunan, maupun yang dihafal dalam dada kaum Muslimin. Peristiwa
itu terjadi setelah para Qari' (penghafal al-Qur`an) banyak yang terbunuh dalam
peperangan Yamamah, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Shahih al-Bukhari.
Imam al-Bukhari berkata, Bab Pengumpulan al-Qur`an, kemudian dia mulai
menyebutkan sanadnya hingga sampai kepada Ibnu Syihab dari Ubaid bin as-Sabbaq,
bahwa Zaid bin Tsabit pernah berkata, 'Abu Bakar ash-Shiddiq mengirim surat
kepadaku tentang orang-orang yang terbunuh di perang Yamamah, ketika aku mendatanginya,
aku mendapati Umar bin al-Khaththab berada di sampingnya, maka Abu Bakar
berkata, 'Umar mendatangiku dan berkata, 'Sesungguhnya banyak para Qurra'
(penghafal al-Qur`an) yang telah gugur dalam peperangan Yamamah. Aku takut jika
para Qari' yang masih hidup kelak terbunuh dalam peperangan, akan mengakibatkan
hilangnya sebagian besar dari ayat al-Qur`an, menurut pendapatku, engkau harus
menginstruksikan agar segera mengumpulkan dan membukukan al-Qur`an'."
Aku bertanya kepada Umar,
"Bagaimana aku melakukan sesuatu
yang tidak pernah dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?"
Umar menjawab, "Demi Allah, ini
adalah kebaikan!" Dan Umar terus menuntutku hingga Allah melapangkan
dadaku untuk segera melaksanakannya, akhirnya aku pun setuju dengan pendapat
Umar Radhiyallahu ‘anhu.
Zaid bin Tsabit
Radhiyallahu ‘anhu berkata, "Kemudian
Abu Bakar berkata padaku, "Engkau
adalah seorang pemuda yang jenius, berakal dan penuh amanah, dan engkau telah
terbiasa menulis wahyu untuk Rasulullah a, maka carilah seluruh ayat al-Qur`an
yang berserakan dan kumpulkanlah." Zaid berkata, "Demi Allah, jika mereka memerintahkan aku
untuk memikul gunung tentulah lebih Ringan bagiku daripada melaksanakan
instruksi Abu Bakar agar aku mengumpulkan al-Qur`an."
Aku bertanya, "Bagaimana kalian melakukan suatu perbuatan
yang tidak diperbuat oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?"
Dia berkata, "Demi Allah, ini adalah
suatu kebaikan!" Dan Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu terus berusaha
meyakinkanku hingga akhirnya Allah melapangkan dadaku untuk menerimanya sebagaimana
Allah melapangkan dada mereka berdua."
Maka aku mulai mengumpulkan tulisan-tulisan al-Qur`an yang ditulis di
daun-daunan, kulit maupun dari hafalan para penghafal al-Qur`an, hingga
akhirnya aku menemukan akhir surat at-Taubah yang ada pada Abu Khuzaimah
al-Anshari, yang tidak aku dapatkan dari selainnya, yaitu ayat:
لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُلْ حَسْبِيَ اللّهُ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
"Sesungguhnya telah datang
kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, penderitaanmu terasa berat olehnya,
sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi
penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling dari keimanan,
maka katakanlah, 'Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakal, dan Dia Rabb yang memiliki Arsy
yang agung'." (At-Taubah: 128-129).
Kemudian al-Qur`an yang
telah dikumpulkan dan dibukukan itu disimpan Oleh Abu Bakar Radhiyallahu ‘anhu
hingga Allah mewafatkannya. Setelah itu berpindah ke tangan Umar sewaktu hidupnya, dan akhirnya berpindah ke
tangan Hafshah binti Umar Radhiyallahu ‘anhuma.
فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ اللهَ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
Khutbah yang kedua
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ
مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَلَّى اللَّّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
Kaum
Muslimin Yang Dicintai Allah !
Marilah kita meneladani keteguhan Abu Bakar dalam menegakkan Islam. Dia
memiliki karakter seorang Muslim sejati yang menjadikannya dicintai oleh
RasulNya. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
"Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadaNya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (Ali
Imran: 102). ).
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah Ta’ala, agar menjadikan kita termasuk
hamba-hambaNya yang mempunyai hati yang selamat.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا
وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا
غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا
وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالمَِينَ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَصَلىَّ اللهُ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ تَسْلِيمًا كَثِيرًا وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ اْلحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالمَِينَ.
عِبَادَ
اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى
عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
(Luqman Hakim, M.HI. Keteladanan Abu Bakar Radhiyallahu 'Anhu, Buku Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi
ke-2, Darul Haq Jakarta. Telp. (021)84998039. Diposting oleh: Abu Nabiel).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar