Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis
Denros
Di Masjid Nurul
Yakin
Jorong Cubadak
Nagari Pianggu
Kecamatan IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok
Sumatera Barat
Tanggal 15
Agustus 2014.M / 19 Syawal 1435.H
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن.
أَمَّابَعْدُ؛
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا
اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ
اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا
بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ
مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا،
وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي
النّارِ
Hadirin,
sidang jum’at yang dirahmati Allah
Puji syukur kita sanjungkan kehadirat Allah Swt
yang telah melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya kepada kita sehingga kita masih
dapat menikmati kehidupan dalam iman dan islam, shalawat dan salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Saw, sebagai nabi dan Rasul yang diamanatkan untuk
membimbing ummat manusia agar selamat hidupnya di dunia hingga akherat, belaiu sebagai teladan dan
pimpinan kita dalam menapaki kehidupan ini.
Kemudian
khatib mengajak kita semua, marilah meningkatkan iman dan taqwa kita kepada
Allah Swt dengan sebenar-benarnya taqwa melalui pembuktikan amal shaleh
sehari-hari yang dipraktekkan secara umum ataupun ritual karena memang
kewajiban manusia di dunia ini hanya
semata-mata untuk mengabdi kepada-Nya.Allah berfirman:
kemudiankitabitu Kami
wariskankepada orang-orang yang Kami pilih di antarahamba-hamba Kami, lalu di
antaramerekaada yang Menganiayadirimerekasendiridan di antaramerekaada yang
pertengahandandiantaramerekaada (pula) yang
lebihdahuluberbuatkebaikandenganizin Allah. yangdemikianituadalahkarunia yang
Amatbesar.[Al Fathir 35;32].
Allâh Ta'ala
mengabarkan betapa agung kemurahan dan kenikmatan-Nya yang telah dicurahkan
kepada umat Muhammad shallallâhu 'alaihi wasallam. Pilihan Allâh
Ta'ala kepada mereka, lantaran mereka umat yang sempurna dengan akalnya,
memiliki pemikiran terbaik, hati yang lunak, dan jiwa yang bersih.
Secara khusus,
Allâh Ta'ala mewariskan kitab yang berisi kebenaran dan hidayah hakiki
(Al-Qur‘ân) kepada mereka. Kitab suci yang juga memuat kandungan al-haq
yang ada dalam Injil dan Taurat. Sebab, dua kitab tersebut sudah tidak relevan
untuk menjadi hidayah dan pedoman bagi umat manusia, lantaran telah
terintervensi oleh campur tangan manusia.Allâh Ta'ala menggolongkan orang-orang
yang menerima Al-Qur‘ân, yaitu kaum muslimin menjadi tiga macam golongan.
Golongan pertama disebut zhâlim linafsihi. Golongan kedua disebut muqtashid.
Golongan terakhir disebut sâbiqun bil-khairât.
Makna zhâlim
linafsihi merupakan sebutan bagi orang-orang muslim yang berbuat taqshîr
(kurang beramal) dalam sebagian kewajiban, ditambah dengan tindakan beberapa
pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan, termasuk dosa-dosa besar. Atau
dengan kata lain, orang yang taat kepada Allâh Ta'ala, akan tetapi ia juga
berbuat maksiat kepada-Nya.
Kita sering mendengar kata "Dosa"
dalam perbincangan sehari-hari, namun
pengertiannya adalah; ''Dosa adalah
apa yang tergetar di hatimu dan engkau tidak senang kalau orang lain
mengetahuinya' [HR.Muslim].
Dosa adalah
akibat melanggar larangan Allah baik disengaja ataupun tidak, baik besar
ataupun kecil. Larangan Allah yang dilakukan manusia dapat merusak pribadi,
keluarga dan masyarakatnya.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah telah meneliti
tentang hal ini. Menurutnya, ada 22 akibat yang akan menimpa diri kita karena
berbuat dosa dan maksiat. Karakter golongan ini tertuang dalam firman Allâh Ta'ala berikut:
Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka,
mereka mencampur-baurkan perkerjaan yang baikdengan pekerjaan lain yang buruk.Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Qs. at-Taubah/9: 102)
mereka mencampur-baurkan perkerjaan yang baikdengan pekerjaan lain yang buruk.Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Qs. at-Taubah/9: 102)
Orang-orang yang
termasuk dalam istilah ini, ialah mereka yang taat kepada Allâh Ta'ala tanpa
melakukan kemaksiatan, namun tidak menjalankan ibadah-ibadah sunnah untuk
mendekatkan diri kepada Allâh Ta'ala. Juga diperuntukkan bagi orang yang telah
mengerjakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan saja. Tidak lebih
dari itu. Atau dalam pengertian lain, orang-orang yang telah mengerjakan
kewajiban-kewajiban, meninggalkan perbuatan haram, namun diselingi dengan
meninggalkan sejumlah amalan sunnah dan melakukan perkara yang makruh.
Amalansunnahseperti;
memeliharajenggotdanmencukur kumis, memendekkancelanahinggadiatasmata kaki,
makandanminum dg tangankanan, mengawalipekerjaan dg mengucapkan “bismillah”
mengakhiridenganmembaca “hamdalah”, meninggalkanygmakruhmerokokdankegiatan yang
tidakadamanfaatnya.
MenuruthaditsBanyakkeutamaan yang diperolehseorangmuslim yang
melakukanamalansunnahsepertishalatsunnahrawatib;
1.Dari Ummul mu'minin iaitu Ummu Habibah yakni Ramlah binti Abu Sufyan
radhiallahu 'anhuma, katanya:
"Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang hambapun
yang Muslim yang bersembahyang kerana Allah Ta'ala setiap hari dua belas rakaat
sebagai shalat sunnah yang bukan diwajibkan, melainkan Allah akan mendirikan
untuknya sebuah rumah dalam syurga, atau: melainkan untuknya akan didirikanlah
sebuah rumah dalam syurga."(Riwayat
Muslim)
2 Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya:
"Saya bersembahyang bersama Rasulullah s.a.w. dua rakaat sebelum Zuhur dan
dua rakaat lagi sesudahnya, juga dua rakaat sesudah Jum'ah, dua rakaat sesudah
Maghrib dan dua rakaat pula sesudah Isya'." (Muttafaq 'alaih)
3 Dari Abdullah bin Mughaffal r.a.,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Antara setiap dua azan boleh
bersembahyang sunnah, antara setiap dua azan boleh bersembahyang sunnah, antara
setiap dua azan boleh bersembahyang sunnah." Dalam ketiga kalinya ini
beliau s.a.w. bersabda: "Bagi orang yang suka mengerjakan itu." (Muttafaq 'alaih) .
Golongan Ketiga: (sâbiqun bil-khairât)
Kelompok ini berciri menjalankan kewajiban-kewajiban dari Allâh Ta'ala
dan menjauhi muharramât (larangan-larangan). Selain itu, keistimewaan
yang tidak lepas dari mereka adalah kemauan untuk menjalankan amalan-amalan
ketaatan yang bukan wajib (sunnat) untuk mendekatkan diri mereka kepada Allâh
Ta'ala.[
Atau mereka adalah orang-orang yang mengerjakan kewajiban-kewajiban,
amalan-amalan sunnah lagi menjauhi dosa-dosa besar dan kecil.
Adalah merupakan
sesuatu yang menarik, manakala Imam al-Qurthubi rahimahullâh
mengetengahkan sekian banyak pendapat ulama berkaitan dengan sifat-sifat tiga
golongan di atas. Sehingga bisa dijadikan sebagai cermin dan bahan muhasabah
(introspeksi diri) bagi seorang muslim dalam kehidupan sehari-harinya; apakah
ia termasuk dalam golongan pertama (paling rendah), tengah-tengah, atau
menempati posisi yang terbaik dalam setiap sikap, perkataan dan tindakan.
Pada suatu
kesempatan, setelah mendengarkan seruan Rasul SAW untuk berjuang dengan harta
benda, Abdurrahman bergegas pulang dan kembali membawa 2.000 dinar. "Wahai
Rasulullah, aku mempunyai 4.000 dinar, dan 2.000 dinar aku pinjamkan kepada
Allah dan 2.000 dinar untuk keluargaku."
Rasulullah
menerimanya sambil bersabda: "Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya
kepadamu, terhadap harta benda yang kamu berikan, dan semoga Allah memberkahi
pula harta yang kamu tinggalkan untuk keluargamu."
Ketika Rasul
bersiap menghadapi Perang Tabuk, beliau memerintahkan kaum Muslimin untuk
mengorbankan harta bendanya untuk fi sabilillah. Kaum Muslimin memenuhi seruan
Nabi yang mulia itu. Dan, Abdurrahman menyerahkan 200 uqiyah emas. Melihat
jumlah itu, Umar berbisik kepada Nabi: "Agaknya Abdurrahman berdosa tidak
meninggali uang belanja sedikit pun untuk keluarganya." Rasul
menanyakannya kepada Abdurrahman. Ia menjawab, "Untuk mereka saya
tinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripada yang saya sumbangkan. Yakni
sebanyak rezeki, kebaikan, dan upah yang dijanjikan Allah."
Sejak berita
gembira akan menjadi penghuni surga itu, Abdurrahman semakin dermawan,
semangatnya semakin tinggi dalam mengorbankan hartanya pada jalan Allah. Ia
juga menyumbangkan lagi 40 ribu dinar, 500 ekor kuda, dan 1.500 ekor unta untuk
para pejuang.
Dia juga membagikan 400 dinar kepada setiap
veteran Perang Badar yang masih hidup dan lainnya. Aisyah sering mendoakannya,
"Semoga Allah memberinya minum dengan minuman dari telaga Salsabil.
Kemudian Allâh Ta'ala menjelaskan
bahwa Dia menjanjikan Jannatun-Na’im terhadap tiga golongan itu, dan
Allâh Ta'ala tidak memungkiri janji-Nya.Allâh Ta'ala berfirman:
(Bagi mereka) surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya,
di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas,
dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.
(Qs. Fâthir/35:33)
di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas,
dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.
(Qs. Fâthir/35:33)
Janji Allâh
Ta'ala berupa Jannatun-Na’îm kepada semua golongan tersebut, digapai
pertama kali – berdasarkan urutan pada ayat – oleh golongan zhâlim linafsih.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ayat ini termasuk arjâ âyâtil-Qur‘ân.
Yaitu ayat Al-Qur‘ân yang sangat membekaskan sikap optimisme yang sangat kuat pada
umat. Tidak ada satu pun seorang muslim yang keluar dari tiga klasifikasi di
atas. Sehingga ayat ini dapat dijadikan sebagai dasar argumentasi bahwa pelaku
dosa besar tidak kekal abadi di neraka. Pasalnya, golongan orang kafir dan
balasan bagi mereka, secara khusus telah dibicarakan pada ayat-ayat setelahnya
(surat Fâthir/35 ayat 36-37).
Syaikh
‘Abdul-Muhsin al-Abbâd hafizhahullah berkata tentang ayat di atas:
“Allâh Ta'ala mengabarkan tentang besarnya kemurahan dan kenikmatan dengan
memilih siapa saja yang Dia kehendaki untuk masuk Islam dengan mencakup tiga
golongan secara keseluruhan. Setiap orang yang telah memperoleh hidayah Islam
dari Allâh Ta'ala, maka tempat kembalinya adalah jannah, kendati
golongan pertama akan mengalami siksa atas perbuatan kezhaliman yang dilakukan
terhadap dirinya sendiri”.
… Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu
sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian yang lain,kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih; dan amat sedikitlah mereka ini… (Qs. Shâd/38:24)
PELAJARAN DARI AYAT
1. Tingginya
kemuliaan umat Muhammad Shallallâhu 'Alaihi Wasallam dengan memperoleh
anugerah kitab Al-Qur‘an yang memuat kebenaran dan hidayah kitab Injil dan
Taurat.
2. Luasnya
rahmat Allâh Ta'ala bagi umat Nabi Muhammad Shallallâhu 'Alaihi Wasallam
3.
Kaum muslimin terbagi menjagi tiga
tingkatan dalam beramal.
4.
Pentingnya berlomba-lomba dalam
kebajikan.
5.
Orang yang berbuat dosa selain kufur dan
syirik tidak kekal di neraka.
6.
Penjelasan mengenai kenikmatan penghuni
surga.
Sumberrujukan;
2.
Prof Dr Yunahar Ilyas, Sang
Dermawan, Republika.co.id. Kamis, 09 Juni 2011 08:14 WIB].
بَارَكَ اللهُ
لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ
وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم
KHUTBAH
KEDUA
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا
عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ،
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ
الْأَمِيْنُ. عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا
وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ
وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar