Senin, 21 April 2014

117. Kejadian Besar Yang Akan Dihadapi Ummat



DSC05468Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Nurul Yakin
Jorong Cubadak Nagari Pianggu
Kecamatan  IX Koto Sungai Lasi
Kabupaten Solok Sumatera Barat
Tanggal 11 April  2014/ 11 Jumadil  Akhir 1435.H



إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Hadirin siding jum’at Rahimakumullah
Puja dan Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita sangat banyak sehingga kita sendiri tidak akan mampu menghitung nikmat-nikmat itu. Karenanya dalam konteks nikmat, Allah Swt tidak memerintahkan kita untuk menghitung tapi mensyukurinya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikut setia serta para penerus dakwahnya hingga hari kiamat nanti.
Suatu ketika Nabi Muhammad SAW berdialoq dengan para sahabatnya di Masjid Madinah, Rasulullah bersabda;


"Bagaimana kamu jadinya nanti, apabila golongan wanitamu telah durhaka, pemuda-pemuda telah berbuat fasik dan kamu tidak mau lagi berjihad",

sahabat bertanya,"Apakah yang demikian akan terjadi ya Rasulullah?". Rasulullah menjawab,"Demi Allah yang diriku dalam genggamannya, bahkan yang lebih dari itu akan terjadi",

sahabat bertanya,"Apakah yang lebih dari itu ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab,"Bagaimana jadinya kamu, kalau kamu tidak lagi mengajak kepada yang ma'ruf dan tidak lagi melarang perbuatan mungkar?".

Sahabat bertanya,"Apakah yang demikian akan terjadi ya Rasulullah?"Nabi menjawab," Demi Allah yang diriku dalam genggamannya, bahkan yang lebih dari itu akan terjadi",

sahabat bertanya,"Apakah yang lebih dari itu ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab,"Bagaimanakah kamu, kalau yang ma'ruf sudah kamu lihat sebagai kemungkaran dan sebaliknya yang mungkar telah terlihat oleh kamu sebagai sesuatu yang ma'ruf?"  

Sahabat bertanya,"Apakah yang demikian akan terjadi ya Rasulullah?"Nabi menjawab," Demi Allah yang diriku dalam genggamannya, bahkan yang lebih dari itu akan terjadi",

 sahabat bertanya,"Apakah yang lebih dari itu ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab,"Bagaimanakah jadinya kamu, apabila kamu telah memerintah orang untuk berbuat mungkar dan sebaliknya kamu larang orang berbuat ma'ruf?"  

Sahabat bertanya,"Apakah yang demikian akan terjadi ya Rasulullah?"Nabi menjawab," Demi Allah yang diriku dalam genggamannya, bahkan yang lebih dari itu akan terjadi",

 sahabat bertanya,"Apakah yang lebih dari itu ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab,"Kelak Allah akan berfirman,"Demi diri-Ku, Aku bersumpah, sungguh-sungguh akan Aku timpakan kepada mereka bermacam fitnah berupa berbagai bencana, sehingga orang yang paling lembut hatinya akan resah gelisah, menjadi terbengong-bengong".

Dari hadits tersebut dapat diambil beberapa pelajaran sebagai bahan kita untuk mewaspadai datangnya kemurkaan  Allah;

1.Wanita telah durhaka
Nabi Besar Muhammad Saw memberikan penghargaan yang sangat tinggi kepada wanita yang dapat memberikan ketenangan kepada suaminya, perhatikanlah hadits berikut; ”Sesungguhnya nabi ketika ditanya tentang perempuan manakah yang terbaik, beliau menjawab, ialah yang menyenangkan bila dilihat suaminya, diikutinya suruhan suaminya dan tidak diselewengkannya dirinya dan harta suaminya ke jalan yang tidak disukainya”.

            Isteri yang shalehah berarti seorang wanita yang tahu kewajibannya terhadap Tuhannya dan terhadap suaminya, sehingga si suami betul-betul merasa yakin bahwa isterinya hanyalah buat dirinya sendiri saja. Segala yang dilakukannya adalah untuk memberikan kesenangan dan ketenangan suaminya. Badan yang lelah pulang kerja dapat dikuatkan di dalam rumah tangga oleh isteri yang shalehah. Rumah tangga yang rapi, makan yang teratur dan sesuai dengan selera. Ia tidak akan berpakaian yang  mencolok di hadapan laki-laki lain yang bukan suaminya, sehingga menjadi teransang olehnya. Tingkah lakunya, cara ia berbicara, tidak akan menggoda laki-laki lain. Muhammad Saw bersabda, ” Wanita adalah tiang negara, bila ia baik maka baiklah negara dan bila ia rusak maka rusaklah negara”. Dan sejarah kehidupan bangsa-bangsa memperlihatkan kebenaran sabda Nabi Muhammad Saw ini.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir" [Ar Ruum 30;21]

Itulah keadaan muslimah seharusnya, tapi bila wanitanya telah menjadi orang yang durhaka kepada Allah dan suaminya maka dapat dibayangkan apa yang akan terjadi ketika itu, murka Allah akan datang dengan berbagai bencana yang mengerikan.

2.Pemuda-pemuda telah berbuat fasik
            Dalam sebuah hadits, Rasulullah menggambarkan bahwa nanti ketika di Padang Mashar, seluruh manusia dikumpulkan sejak dari manusia pertama hingga yang terakhir, waktu itu banyak manusia yang merasa kepanasan yang luar biasa hingga keringatnya sampai keubun-ubun bahkan berenang dengan keringatnya tersebut sebab matahari jaraknya se jengkal saja dengan kepala manusia, akan tetapi terdapat beberapa orang yang tidak merasakan panas, diantara mereka adalah ”remaja yang hatinya selalu terpaut di masjid” dan ”pemuda yang ada peluang untuk berbuat maksiat tapi dia mampu menghindarinya” sungguh bahagia orang-orang ini dikemudian hari.

Kita mengharapkan akan muncul tokoh-tokoh muda yang punya tanggungjawab terhadap ummatnya sebagaimana generasi terdahulu, tokoh muda yang kita maksud adalah seperti tampilnya Yahya-Yahya baru diabad ini yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap agama, Allah menggambarkan pribadi Yahya sebagaimana firman-Nya dalam surat Maryam 19;12-14;

            ”Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka’’.

          Tapi apa jadinya bila pemuda yang tampil adalah pemuda-pemuda yang fasiq, mereka mengerti dengan islam tapi enggan untuk mengerjakannya bahkan cendrung kepada budaya yang dapat merusak, hal ini akan mendatangkan murka dan bencana dikemudian hari.
           
3.Tidak mau lagi berjihad
Jihad merupakan tuntutan dari keimanan dalam rangka mempertaruhkan kalimat tauhid yang diucapkan seseorang ketika mengaku sebagai muslim dengan klasifikasi yang beragam, baik melalui ilmu, harta, tenaga, politik, ekonomi hingga menyerahkan jiwa raga demi tegaknya syariat Allah di bumi ini;

            ’’Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar” [At Taubah 9;111]

            Berjihad fisabilillah itu termasuk amal yang utama,disamping mengerjakan shalat tepat pada waktunya, dan berbakti kepada kedua orangtua, demikian inti sari hadits dibawah ini;

            ”Dari Abu Aburrahman Abdullah bin Mas’ud ra, berkata,”Saya bertanya kepada nabi Saw,”Amal apakah yang lebih disenangi Allah?” beliau menjawab,”Mengerjakan shalat tepat pada waktunya” kataku ”Kemudian apa lagi?” sabda nabi,”berbakti kepada kedua orangtua”, aku bertanya lagi,”Kemudian apa?” sabda nabi,”Berjihad di jalan Allah”[HR.Bukhari dan Muslim]

            Adapun hadits-hadits lain tentang berjihad dan keutamaannya antara lain adalah,”Berpagi-pagi di dalam berjuang di jalan Allah atau senja hari adalah lebih baik daripada mendapatkan keuntungan dunia dan seisinya”[HR.Bukhari dan Muslim] 

            Keuntungan dunia dengan segala isinya yang diraih manusia tidaklah seberapa dibandingkan balasan yang akan diterima bagi mujahid di akherat nanti, dunia hanya sementara, kesenangan yang dirasakanpun semua tiada abadi, bila kita mampu meraih segala kesenangan dan kenikmatan dunia, paling lama hanya enampuluh tahun demikian pula halnya kesengsaraan di dunia dirasakan hanya sebatas usia manusia.

            ”Menjaga garis depan dalam berjihad di jalan Allah sehari semalam, adalah lebih baik daripada puasa dan bangun malam sebulan penuh, dan jika mati ketika itu, amal yang biasa dilakukan itu dilanjutkan dan diberi pahala dan rezeki serta aman dari fitnah kubur” [HR.Muslim].

Demikian agungnya jihad bahkan digambarkan oleh Sayid Qutb bahwa tegaknya islam karena jihad dan runtuhnya islam karena meninggalkan jihad, bila ummat ini tidak mau lagi berjihad selain kemunduran islam juga akan didatangkan bencana oleh Allah.

4.Meninggalkan Da'wah
Allah memberi tugas berat kepada siapa saja yang telah menyandang predikat muslim dan da’i untuk meluruskan pandangan ummat agar berberak bersama islam dan berjalan menuju jalan Allah, dalam surat An Nahl 16;125 diterangkan;

”Ajaklah manusia itu ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta beragumentasilah dengan mereka dengan cara yang baik pula”.

            Rasulullah menegaskan kepada ummatnya, ”Sampaikanlah apa yang telah anda terima dariku meskipun hanya satu ayat”. Ini menunjukkan betapa pentingnya da’wah demi keselamatan hidup manusia di dunia hingga akherat. Bahkan seorang syaikh bernama Dr. Musthafa Mashur menyatakan, ”Nahnu Du’at qabla kulli syai’” artinya kami adalah da’i sebelum menjadi sesuatu apapun.

Target da’wah secara umum yaitu terciptanya fardhul muslim, pribadi-pribadi yang komit dengan nilai-nilai islam serta siap untuk memperjuangkan kebenaran ini. Mereka adalah pribadi yang ”Salamatul fikrah” yaitu  pemikiran yang tidak terkontaminasi oleh isme yang jahiliyyah. ”Shahihul ibadah” yaitu ibadah yang hanya mengacu kepada sunnah Rasulullah, ”Salimul Aqidah” artinya aqidah yang bersih dari syirik, nifaq dan fasiq, dan ”Mathinul Khuluq” yaitu akhlak yang solid yang menjadikan Rasulullah sebagai teladannya.

Apa jadinya kelak bila Tidak lagi orang yang mengajak kepada yang ma'ruf dan tidak lagi melarang perbuatan mungkar, otomatis da'wah telah ditinggalkan maka kecelakaan dan kehancuran akan terjadi seiring dengan bencana yang datangnya secara tiba-tiba.

5.Persepsi yang salah
            Media masa sangat mempengaruhi persepsi manusia dalam kehidupannya sehingga yang salah bisa dianggap benar dan sebaliknya, bahkan untuk merusak ummat  islam orang-orang yang tidak suka kepada agama ini mereka merekayasa kesalahan, kebatilan dan kemungkaran menjadi yang benar melalui media masa dengan ungkapan "kesalahan itu bila dilakukan berulang-ulang lama-kelamaan akan terlihat sebagai sebuah kebenaran", apalagi kesalahan itu dikerjakan oleh orang-orang terkenal yang dikemas sebaik mungkin sehingga menjadi sebuah komunitas kebatilan.
"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).[Al An'am 6;116]

Kalau yang ma'ruf sudah dilihat sebagai kemungkaran dan sebaliknya yang mungkar telah terlihat  sebagai sesuatu yang ma'ruf maka akan datang kehancuran dan malapetaka yang menyengsarakan kehidupan manusia di dunia hingga di akherat.

6.Apabila telah memerintah orang untuk berbuat mungkar dan sebaliknya kamu larang orang berbuat ma'ruf?
            Memerintahkan kepada kebaikan  tidak hanya di mimbar saja tapi di  manapun dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan da'wah tersebut sehingga kehadiran kita di tempat itu bermanfaat bagi orang lain;
"Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). [Lukman 31;17]

            Dimanapun sering terjadi ketidaknyamanan bahkan kemungkaranpun   bisa terjadi sehingga kita berkewajiban untuk menyingkirkan kemungkaran itu;.
  
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung" [Ali Imran 3;104]

            Rasulullah bersabda; "Barangsiapa yang melihat kemungkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, dan juga tidak mampu maka rubahlah dengan hatinya, namun yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman"

            Bila yang  terjadi malah sebaliknya yaitu mengajak kepada yang mungkar dan melarang kepada yang ma'ruf maka ummat ini tidak ada artinya lagi hadir di dunia, tinggal menunggu azab Allah semata.

Itulah gambaran yang disampaikan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya sebagai pelajaran bagi kita untuk tidak terjadi apa yang khawatirkan tersebut, bila hal itu terjadi maka akan ditimpakan kepada mereka bermacam fitnah berupa berbagai bencana, sebagai isyarat sebenarnya bencana itu sudah datang silah berganti;
 
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri.[Al Ankabut 29;40].

 tapi kadangkala kita tidak arif menyikapi bencana itu, apakah sebagai gejala alam saja, sebagai ujian, sebagai peringatan atau sebagai azab karena kita telah keluar dari komitmen kemusliman kita, wallahu a'lam. [Cubadak Solok, 04042010]

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ




Tidak ada komentar:

Posting Komentar