Kamis, 12 April 2018

239. Pantaskah Manusia Sombong




Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid At Taqwa
Komplek SMKN 2 Batam
Kecamatan Batam Center
Kota Batam Kepuluan Riau
19 Rajab  1439.H / 6 April   2018.M


PANTASKAH MANUSIA SOMBONG

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
 اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،

أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Hadirin Sidang Jum’at Yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Kembali kita menyampaikan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala  yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita sehingga dengan rahmat itu kita masih dapat menikmati kehidupan ini dengan baik, shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, sebagai nabi dan Rasul yang diamanatkan untuk membimbing ummat manusia agar selamat hidupnya di dunia  hingga akherat.

            Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah Swt dengan sebenar-benarnya taqwa melalui pembuktikan amal shaleh sehari-hari yang dipraktekkan secara umum ataupun ritual karena memang kewajiban manusia di dunia ini hanya semata-mata untuk mengabdi kepada-Nya.

Hadirin Sidang Jum’at Yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Manusia adalah makhluk dhaif [lemah] yang diciptakan Allah Swt melalui proses panjang yang diawali dari terpancarnya sperma hingga bertemu dengan sel telur pada sebuah rahim seorang wanita, selama sembilan sepuluh hari maka   terujudlah sang junior melalui kelahiran lazimnya seorang manusia. Kehadirannya sangat lemah sekali, tidak berdaya, bahkan rawan oleh penyakit yang dapat mengakhiri ajalnya. Melalui seleksi alam, perawatan orangtuanya dan takdir Allah lambat laun perkembangannya sangat menentukan eksistensinya sebagai ciptaan yang paling bagus dibandingkan hamba Allah yang lain, sebagaimana yang  digambarkan dalam surat At Tin 95;4-5
”sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),”
Bila manusia selama perjalanan hidupnya tetap sesuai dengan fithrah kejadian selaras kebaikan yang terimplementasikan melalui aktivitas sehari-hari, apalagi mampu meraih derajat mulia dengan prediket taqwa maka Allah dekat dengannya [49;13], posisinya masih layak ”ahsani taqwim” sebaik-baik kejadian.

Apabila telah melanggar aturan Allah dengan kecongkakan dan keangkuhan maka posisinya jauh terlempar di dasar neraka jahanam ”asfala safilin”, sebagai ujud kebencian Allah kepada mereka bahkan dapat disebut dengan ”mukhtal fakhur” orang-orang yang angkuh, congkak, sombong atau merasa dirinya lebih tinggi dari orang lain, baik kedudukan, keturunan, kebagusan bentuk dan lain-lain sebagainya.

            Orang yang demikian diberikan oleh Allah berbagai ancaman yang sangat mengerikan, salah satu bentuk kesombongan itu adalah enggan menyembah Allah atau malah sombong karena banyaknya ibadah yang dilakukan dalam  rangka mendekatkan diri kepada-Nya [Al Mukmin;60]  
”Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku  akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina."

            Rasulullah menyatakan dalam hadits qudsi,”Allah Ta’ala berfirman,”Kesombongan adalah selendang-Ku dan kebesaran adalah sarung-Ku, maka barangsiapa menyamai-Ku salah satu dari keduanya, maka pasti Ku lemparkan ia ke dalam jahanam dan tidak akan Ku perlihatkan lagi”{HR.Muslim, Abu Daud dan Ibnu Majah].

Takabur atau angkuh dan sombong itu terbagi menjadi dua, yaitu yang dalam batin dan yang tampak lahir, yang batin ialah yang merupakan kelakuan-kelakuan yang keluar dari anggota badan. Kelakuan – kelakuan ini amat banyak sekali bentuknya dan oleh karena itu sukar untuk dihitung dan diperinci satu persatu. Bahaya sifat ini besar sekali sedang kerusakan yang diakibatkannyapun sangat luar biasa hebatnya. Bagaimanakah tidak akan besar bahayanya, sedangkan Rasululah Saw sendiri pernah bersabda,”Tidak dapat masuk syurga seseorang yang dalam hatinya terdapat seberat debu dari sifat ketakaburan”[HR.Muslim]

            Sifat takabur ini sampai dapat tabir atau penghalang antara seseorang yang memilikinya dengan syurga. Sebabnya tidak lain  ialah karena takabur itu pulalah yang merupakan batas pemisah antara seseorang dengan akhlak dan budi pekerti kaum mukmin seluruhnya. Akhlak serta budi pekerti yang baik adalah merupakan pintu-pintu syurga, sedangkan takabur itu sendiri yang menyebabkan tertutupnya pintu-pintu tersebut.
           
            Banyak hal yang menyebabkan seseorang takabut yaitu ilmu pengetahuan, amalan dan ibadat, keturunan atau silsilah, karena ganteng dan cantik, harta kekayaan, kekuatan dan ketangkasan tubuh, banyaknya pengikut, penolong, keluarga atau kerabat dan menutupi kekurangan serta kebodohan seseorang.

            Kalau sekiranya manusia menyadari eksistensinya sebagai hamba, segala kelebihan yang dimiliki semuanya itu dari Allah yang wajib disyukuri, maka tidaklah layak dia untuk sombong,angkuh dan takabur. Kesadaran inilah akhirnya menjadikannya seolah-olah lebih besar dari Tuhan yang menciptakannya [Abasa 80;17-22]
17. binasalah manusia; Alangkah Amat sangat kekafirannya?
18. dari Apakah Allah menciptakannya?
19. dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya
20. kemudian Dia memudahkan jalannya.
21. kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur,
22. kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.

            Perhatikanlah baik-baik isi ayat tersebut, Allah Ta’ala menunjukkan sejalas-jelasnya kepada kita tentang asal kejadian manusia, bagaimana keadaan waktu permulaannya, pertengahannya dan selanjutnya bagaimana pula akhir penghabisannya.

            Adapun permulaan manusia itu sama sekali tidak ada, tidak ada sesuatupun mengenai makhluk manusia itu. Bertahun-tahun manusia itu tetap tidak ada dan tidak disebut-sebut. Ini saja sudah cukup untuk disadari betapa rendahnya. Resapkanlah dalam hati, adakah sesuatu  benda yang lebih hina dari sesuatu yang asalnya tidak ada itu.

            Setelah itu Allah  berkenan untuk menciptakannya, yaitu dari suatu bahan yang amat kotor, menjijikkan bila dilihat, keluar dari tempat memalukan untuk menyebutnya. Lalu dari inilah Allah membuatnya menjadi segumpal darah, lalu dijadikan sekepal daging dan  akhirnya dijadikan tulang yang dibungkus pula dengan daging. Itulah keadaan manusia pada permulaan wujudnya. Jadi barulah ada sebutan manusia itu sesudah menempuh berbagai ragam evolusi dengan sifat-sifatnya yang tersendiri, hall ihwalnya yang tertentu yang semuanya itu menunjukkan kerendahan dan kehinaannya.

           

            Memang Allah menjadikan manusia itu tidaklah terus menjadi sempurna sejak permulaan,  tetapi sebagaimana kita maklumi pada pertama kalinya hanyalah berupa benda mati, tidak dapat mendengar, melihat, merasa, bergerak, berbicara, mengambil, berfikir, memeriksa dan lain-lain. Jadi sudah mati dulu sebelum hidupnya, lemah dulu  sebelum kuatnya, bodoh dulu sebelum pandainya, buta  dulu sebelum memperoleh petunjuk, miskin dulu sebelum kaya dan lemah dulu sebelum kuasanya.
Allah berfirman dalam surat An Nahl 16;22
”Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong.”

            Tersesatnya syaitan atau iblis setelah beriman dan beribadah kepada Allah terletak pada sifat sombongnya yang luar biasa, walaupun senior, hidup telah lama dibandingkan Adam serta banyak ibadah yang dilakukan,akhirnya seluruh ibadah dan pengabdian selama ini sia-sia karena keangkuhan dan enggan untuk sujud memberi hormat kepada Adam. Rupanya Allah menilai seseorang bukan terletak kepada banyak atau sedikitnya ibadah, termasuk sampai dimana letak ketaatan yang tanpa reserve dapat diujudkan dalam kehidupan sehari-hari.


            Kesesatan syaitan dan kutukan Allah kepadanya tidak berhenti demikian saja, tapi dia berusaha mencari teman sebanyak-banyaknya, dengan jalan menanamkan sifat-sifat negatif kepada manusia diantaranya sombong, congkak dan takabur serta angkuh, penyakit ini semua adalah sarana untuk menyesatkan manusia dari rel keimanan, bila tidak berhati-hati, sifat ini dibudayakan atau dilestarikan maka akan tampillah pemimpin dan rakyat yang sulit diatur, arogansinya sebagai upaya untuk menutupi kelemahan dirinya, Allah berfirman dalam surat Yasin 36: 60-61; ”Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu" dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus”.


            Namun demikian, orang-orang yang disebut mukhtal fakhur yaitu mereka yang sombong, congkak, takabur  dan merasa tinggi, tetap berharap karunia dari Allah dengan permohonan  panjang lagi kontinyu, akan tetapi dikala semua permintaan mereka itu berhasil cendrung berpaling, tidak bersyukur atas nikmat tersebut [Al Isra’ 17;83]
”Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa.”

            Ingin jadi hamba yang dihargai oleh manusia di bumi serta dihormati oleh makhluk di langit, silahkan punya kelebihan dari orang lain dalam berbagai asfek kehidupan dengan syarat jadilah orang yang tawadhu, tinggikan diri dengan merendahkan hati insya Allah selamat.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَك

Tidak ada komentar:

Posting Komentar