Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid At Taqwa
Komplek SMKN 2 Batam
Kecamatan Batam Center
Kota Batam Kepuluan Riau
19 Rajab
1439.H / 6 April 2018.M
PANTASKAH MANUSIA SOMBONG
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً،
وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Hadirin
Sidang Jum’at Yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Kembali kita
menyampaikan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya
kepada kita sehingga dengan rahmat itu kita masih dapat menikmati kehidupan ini
dengan baik, shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu
Alaihi Wasallam, sebagai nabi dan Rasul yang diamanatkan untuk membimbing ummat
manusia agar selamat hidupnya di dunia
hingga akherat.
Marilah kita tingkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah
Swt dengan sebenar-benarnya taqwa melalui pembuktikan amal shaleh sehari-hari
yang dipraktekkan secara umum ataupun ritual karena memang kewajiban manusia di
dunia ini hanya semata-mata untuk mengabdi kepada-Nya.
Hadirin
Sidang Jum’at Yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Manusia adalah makhluk dhaif [lemah] yang diciptakan Allah
Swt melalui proses panjang yang diawali dari terpancarnya sperma hingga bertemu
dengan sel telur pada sebuah rahim seorang wanita, selama sembilan sepuluh hari
maka terujudlah sang junior melalui kelahiran
lazimnya seorang manusia. Kehadirannya sangat lemah sekali, tidak berdaya,
bahkan rawan oleh penyakit yang dapat mengakhiri ajalnya. Melalui seleksi alam,
perawatan orangtuanya dan takdir Allah lambat laun perkembangannya sangat
menentukan eksistensinya sebagai ciptaan yang paling bagus dibandingkan hamba
Allah yang lain, sebagaimana yang
digambarkan dalam surat At Tin 95;4-5
”sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .Kemudian Kami
kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),”
Bila manusia
selama perjalanan hidupnya tetap sesuai dengan fithrah kejadian selaras
kebaikan yang terimplementasikan melalui aktivitas sehari-hari, apalagi mampu
meraih derajat mulia dengan prediket taqwa maka Allah dekat dengannya [49;13],
posisinya masih layak ”ahsani taqwim” sebaik-baik kejadian.
Apabila
telah melanggar aturan Allah dengan kecongkakan dan keangkuhan maka posisinya
jauh terlempar di dasar neraka jahanam ”asfala safilin”, sebagai ujud kebencian
Allah kepada mereka bahkan dapat disebut dengan ”mukhtal fakhur” orang-orang
yang angkuh, congkak, sombong atau merasa dirinya lebih tinggi dari orang lain,
baik kedudukan, keturunan, kebagusan bentuk dan lain-lain sebagainya.
Orang yang demikian diberikan oleh Allah berbagai ancaman
yang sangat mengerikan, salah satu bentuk kesombongan itu adalah enggan
menyembah Allah atau malah sombong karena banyaknya ibadah yang dilakukan
dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya
[Al Mukmin;60]
”Dan Tuhanmu
berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina
dina."
Rasulullah menyatakan dalam hadits qudsi,”Allah Ta’ala
berfirman,”Kesombongan adalah
selendang-Ku dan kebesaran adalah sarung-Ku, maka barangsiapa menyamai-Ku salah
satu dari keduanya, maka pasti Ku lemparkan ia ke dalam jahanam dan tidak akan
Ku perlihatkan lagi”{HR.Muslim, Abu Daud dan Ibnu Majah].
Takabur atau
angkuh dan sombong itu terbagi menjadi dua, yaitu yang dalam batin dan yang
tampak lahir, yang batin ialah yang merupakan kelakuan-kelakuan yang keluar
dari anggota badan. Kelakuan – kelakuan ini amat banyak sekali bentuknya dan
oleh karena itu sukar untuk dihitung dan diperinci satu persatu. Bahaya sifat
ini besar sekali sedang kerusakan yang diakibatkannyapun sangat luar biasa
hebatnya. Bagaimanakah tidak akan besar bahayanya, sedangkan Rasululah Saw
sendiri pernah bersabda,”Tidak dapat masuk syurga seseorang yang dalam hatinya
terdapat seberat debu dari sifat ketakaburan”[HR.Muslim]
Sifat takabur ini sampai dapat tabir atau penghalang
antara seseorang yang memilikinya dengan syurga. Sebabnya tidak lain ialah karena takabur itu pulalah yang
merupakan batas pemisah antara seseorang dengan akhlak dan budi pekerti kaum
mukmin seluruhnya. Akhlak serta budi pekerti yang baik adalah merupakan
pintu-pintu syurga, sedangkan takabur itu sendiri yang menyebabkan tertutupnya
pintu-pintu tersebut.
Banyak hal yang menyebabkan seseorang takabut yaitu ilmu
pengetahuan, amalan dan ibadat, keturunan atau silsilah, karena ganteng dan
cantik, harta kekayaan, kekuatan dan ketangkasan tubuh, banyaknya pengikut,
penolong, keluarga atau kerabat dan menutupi kekurangan serta kebodohan
seseorang.
Kalau sekiranya manusia menyadari eksistensinya sebagai
hamba, segala kelebihan yang dimiliki semuanya itu dari Allah yang wajib
disyukuri, maka tidaklah layak dia untuk sombong,angkuh dan takabur. Kesadaran
inilah akhirnya menjadikannya seolah-olah lebih besar dari Tuhan yang
menciptakannya [Abasa 80;17-22]
17. binasalah manusia; Alangkah
Amat sangat kekafirannya?
18. dari Apakah Allah
menciptakannya?
19. dari setetes mani, Allah
menciptakannya lalu menentukannya
20. kemudian Dia memudahkan
jalannya.
21. kemudian Dia mematikannya
dan memasukkannya ke dalam kubur,
22. kemudian bila Dia
menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.
Perhatikanlah baik-baik isi ayat tersebut, Allah Ta’ala
menunjukkan sejalas-jelasnya kepada kita tentang asal kejadian manusia,
bagaimana keadaan waktu permulaannya, pertengahannya dan selanjutnya bagaimana
pula akhir penghabisannya.
Adapun permulaan manusia itu sama sekali tidak ada, tidak
ada sesuatupun mengenai makhluk manusia itu. Bertahun-tahun manusia itu tetap
tidak ada dan tidak disebut-sebut. Ini saja sudah cukup untuk disadari betapa
rendahnya. Resapkanlah dalam hati, adakah sesuatu benda yang lebih hina dari sesuatu yang
asalnya tidak ada itu.
Setelah itu Allah
berkenan untuk menciptakannya, yaitu dari suatu bahan yang amat kotor,
menjijikkan bila dilihat, keluar dari tempat memalukan untuk menyebutnya. Lalu
dari inilah Allah membuatnya menjadi segumpal darah, lalu dijadikan sekepal
daging dan akhirnya dijadikan tulang
yang dibungkus pula dengan daging. Itulah keadaan manusia pada permulaan
wujudnya. Jadi barulah ada sebutan manusia itu sesudah menempuh berbagai ragam
evolusi dengan sifat-sifatnya yang tersendiri, hall ihwalnya yang tertentu yang
semuanya itu menunjukkan kerendahan dan kehinaannya.
Memang Allah menjadikan manusia itu tidaklah terus
menjadi sempurna sejak permulaan, tetapi
sebagaimana kita maklumi pada pertama kalinya hanyalah berupa benda mati, tidak
dapat mendengar, melihat, merasa, bergerak, berbicara, mengambil, berfikir,
memeriksa dan lain-lain. Jadi sudah mati dulu sebelum hidupnya, lemah dulu sebelum kuatnya, bodoh dulu sebelum
pandainya, buta dulu sebelum memperoleh
petunjuk, miskin dulu sebelum kaya dan lemah dulu sebelum kuasanya.
Allah berfirman dalam surat An
Nahl 16;22
”Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang
yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah),
sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong.”
Tersesatnya syaitan atau iblis setelah beriman dan
beribadah kepada Allah terletak pada sifat sombongnya yang luar biasa, walaupun
senior, hidup telah lama dibandingkan Adam serta banyak ibadah yang
dilakukan,akhirnya seluruh ibadah dan pengabdian selama ini sia-sia karena
keangkuhan dan enggan untuk sujud memberi hormat kepada Adam. Rupanya Allah
menilai seseorang bukan terletak kepada banyak atau sedikitnya ibadah, termasuk
sampai dimana letak ketaatan yang tanpa reserve dapat diujudkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kesesatan syaitan dan kutukan Allah kepadanya tidak
berhenti demikian saja, tapi dia berusaha mencari teman sebanyak-banyaknya,
dengan jalan menanamkan sifat-sifat negatif kepada manusia diantaranya sombong,
congkak dan takabur serta angkuh, penyakit ini semua adalah sarana untuk
menyesatkan manusia dari rel keimanan, bila tidak berhati-hati, sifat ini
dibudayakan atau dilestarikan maka akan tampillah pemimpin dan rakyat yang
sulit diatur, arogansinya sebagai upaya untuk menutupi kelemahan dirinya, Allah
berfirman dalam surat Yasin 36: 60-61; ”Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu
hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagi kamu" dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah
jalan yang lurus”.
Namun demikian, orang-orang yang disebut mukhtal fakhur
yaitu mereka yang sombong, congkak, takabur
dan merasa tinggi, tetap berharap karunia dari Allah dengan
permohonan panjang lagi kontinyu, akan
tetapi dikala semua permintaan mereka itu berhasil cendrung berpaling, tidak
bersyukur atas nikmat tersebut [Al Isra’ 17;83]
”Dan apabila Kami
berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang
dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia
berputus asa.”
Ingin jadi hamba yang dihargai oleh manusia di bumi serta
dihormati oleh makhluk di langit, silahkan punya kelebihan dari orang lain
dalam berbagai asfek kehidupan dengan syarat jadilah orang yang tawadhu,
tinggikan diri dengan merendahkan hati insya Allah selamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar