Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Hidayah Pelita
Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
30 Zulqaidah 1437. H/ 2 September 2016.M
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن.
فَيَا
أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ
صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati
Allah
Puji syukur kita sanjungkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah
memberikan karunia dan rahmat-Nya. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada
nabi Kita Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, Khatib mengajak kita semua untuk
meningkatkan kualitas iman, takwa dan amal shaleh.
Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati
Allah
Manusia disebut juga dengan makhluk yang
dhaif yaitu makhluk yang lemah bahkan kelemahannya dinyatakan “tidak ada
manusia yang tidak berdosa”, artinya semua manusia punya potensi untuk berbuat
salah, dosa dan maksiat. Rasulullah disebut juga dengan ma’sum artinya orang
yang tidak melakukan dosa atau maksiat kepada Allah, beliau dilindungi Allah
dari sifat berbuat maksiat.
Secara umum perbuatan dosa terbagi
menjadi dua, yang pertama adalah dosa besar. Rasulullah dalam beberapa haditsnya secara ekspisit menjelaskan sejumlah
dosa yang termasuk dalam kategori dosa besar. Seperti syirik, sihir, memakan harta riba, durhaka kepada orangtua, saksi
palsu dan sebagainya. Dosa seperti ini, bila sipelaku
tidak sempat bertaubat, akan mendatangkan balasan yang berat dan pedih dari
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Artinya, taubat dari dosa besar, masih mungkin
dilakukan selama yang bersangkutan sungguh-sungguh meninggalkan perkara dosa
tersebut.
Disamping
dosa besar, ada pula dosa kecil. Umumnya sedikit orang yang memperhatikan dosa
kecil ini sebagai suatu kemaksiatan.
Padahal ampunan Allah terhadap hamba-Nya yang melakukan dosa, selama tidak
dilakukan berulang, lebih besar kemungkinan terkabulnya dibandingkan ampunan
terhadap dosa kecil yang dilakukan kembali secara berulang-ulang.
Dosa yang
dilakukan dianggap kecil akan menjadi besar oleh Allah, sebaliknya bila dosa dianggap
besar, maka ia akan menjadi kecil dalam penilaian Allah, Rasulullah
bersabda,”Sesungguhnya seorang mukmin itu melihat dosa-dosanya sepertinya ia
berada di bawah gunung besar yang ia takut menimpa dirinya. Sementara orang
yang banyak dosa itu adalah orang yang melihat dosanya seperti lalat yang ada
di hidungnya. Kemudian ia katakan begini [meremehkan].
Anas bin
Malik Ra, diriwayatkan oleh Bukhari menyebutkan hadist,”Sesungguhnya kalian
akan melakukan suatu amal yang dalam pandangan kalian amalan tersebut lebih
kecil dari rambut, sementara kami menganggapnya dizaman Rasulullah sebagai dosa
besar”.
Bilal bin
Rabah mengatakan,”Jangan memandang kecilnya suatu kemaksiatan, tetapi lihatlah
pada kebesaran Zat yang engkau lakukan maksiat terhadap-Nya”.
Diriwayatkandari
Abdullah bin Masud, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Jauhilah dosa-dosa kecil karena bila
berkumpul pada seseorang akan menghancurkan dirinya.” Dan, sesungguhnya
Rasulullah membuat perumpamaan, bagaikan suatu kaum yang turun kesuatu lembah,
lalu hadir pemimpin kaum itu dan menyuruh setiap orang membawa satu potong kayu
kecil dan terkumpullah setumpuk kayu yang banyak lalu dibakar sehingga bisa
membakar apa saja yang dilempar kedalamnya.(HR Ahmad).
Imam
Ghazali berkata, “Dosa-dosa kecil saling
menarik sahingga pada akhirnya orang mukmin bisa menghancurkan pokok
keimanannya.” ( Faidhul Qadirjuz II hal 127). Para ulama terdahulu sudah
mewaspadai bahaya dosa-dosa kecil dan besar sehingga mereka berusaha
menjauhinya. Bahkan, mereka melihat dosa-dosa kecil sebagai dosa besar.
Al-Ghazali
menambahkan, dosa kecil menjadi besar karena menganggap kecil dosa tersebut
atau karena dilakukan secara terus-menerus. Bila seseorang menganggap yang
kecil sebagai dosa besar maka menjadi kecil di hadapan Allah. Dan, sebaliknya
bila menganggap dosa sebagai dosa kecil maka dianggap besar di hadapan Allah.
Karena, orang menganggap dosa sebagai besar karena adanya penolakan hati untuk
melakukannya.
Anas
ra berkata, “Sesungguhnya kamu sekalian
melakukan amalan yang menurut kamu lebih kecil dari rambut, padahal kami di
masa Nabi menganggapnya sebagai dosa-dosa besar. Rasulullah menegaskan dalam
hadisnya bahwa seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang
dikurungnya sehingga mati. Dia tidak memberi makan minum dan tidak membiarkan
kucing memakan dari tumbuhan di tanah.” (HR Al Bukhari, Muslim, Ahmad,
IbnuMajah).
Karenanya,
bila seorang menganggap remeh dosa-dosa kecil maka imannya sudah
terkontaminasi dan hilanglah kewibawaannya karena selalu menganggap kecil
segala sesuatunya.
.
Dosa
kecil bisa menjadi perusak iman karena dua hal; banyaknya dosa kecil terkadang
bisa menjadi malapetaka iman. Dan, menganggap remeh dosa kecil akan menjadi
dosa besar di hadapan Allah. [Prof Dr
KH Achmad Satori Ismail, Meremehkan Dosa,republika.co.id.Senin, 27 Pebruari 2012 15:05 WIB].
Dr.
Saad Riyadh dalam bukunya berjudul Jiwa Dalam Bimbingan Rasulullah Saw,
menyatakan;
Abu Qilabah
meriwayatkan bahwa suatu hari dia duduk di belakang Khalifah Umar bin Abdul
Azis yang pada saat itu tengah berdiskusi dengan orang banyak tentang suatu
masalah. Masing-masing menyampaikan pendapatnya. Sang Khalifah kemudian
berpaling kepadnya seraya bertanya,”Bagaimana pendapatmu wahai Abdullah bin
Zaid [panggilan lain dari Abu Qilabah]?”
Abu
Qilabah berkata,”Saya kemudian menjawab,” Sepengetahuan saya, tidak boleh
seorang muslimpun dibunuh kecuali jika dia berzina setelah menikah, atau
membunuh seseorang padahal orang itu tidak membunuh siapapun, atau jika dia
memerangi Allah dan Rasul-Nya.”
Abdullah meriwayatkan bahwa dia
penah bertanya kepada Rasulullah saw, “Dosa apakah yang paling besar disisi
Allah swt?”. Beliau menjawab,”Engkau mengadakan sekutu bagi Allah swt, padahal
Dialah yang telah menciptakanmu.” Saya kembali bertanya,”Lalu apalagi?” beliau
menjawab,”Engkau membunuh anakmu karena takut dia akan makan bersamamu.” Saya
bertanya untuk ketiga kalinya,”Kemudian apalagi?”Rasulullah saw,
menjawab,”Engkau berzina dengan isteri tetanggamu”.
Setelah itu Abdullah berkata,”Tidak
lama kemudian turunlah ayat berikut sebagai pembenaran terhadap perkataan
Rasulullah saw, yaitu firman Allah swt,
” dan orang-orang yang tidak menyembah
Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina,
barangsiapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan)
dosa(nya)”
[Al Furqan;68] [HR. Bukhari].
Anas bin Malik ra, berkata,”Suatu
hari Rasulullah saw, menjelaskan tentang dosa-dosa besar. Beliau antara lain
bersabda,”Mempersekutukan Allah swt, membunuh, dan durhaka kepada kedua
orangtua”, beliau selanjutnya berkata,”Maukah kalian aku informasikan dosa yang
paling besar ?Yaitu berkata-kata bohong, [pada riwayat lain; melakukan sumpah
palsu]” [HR. Muslim].
Salamah bin Qaisra, meriwayatkan
bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, bersabda pada saat haji wada’,
“Sesungguhnya [larangan Allah swt, yang paling besar itu] ada empat; jangan
mempersekutukan Allah swt dengan sesuatu apapun, jangan membunuh jiwa yang
diharamkan-Nyakecualidenganalasan yang benar, jangan mencuri dan jangan
berzina.” [HR. Ahmad].
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا
وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُم
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ،
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ
الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا
الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا
مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar