Kamis, 01 September 2016

173. Meniggalkan Perbuatan Dosa




Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Hidayah Pelita
Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
30 Zulqaidah 1437. H/ 2 September  2016.M




إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Puji syukur kita sanjungkan kepada  Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada nabi Kita Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, Khatib mengajak kita semua untuk meningkatkan kualitas iman, takwa dan amal shaleh.

Hadirin, sidang jum’at yang dirahmati Allah
Manusia disebut juga dengan makhluk yang dhaif yaitu makhluk yang lemah bahkan kelemahannya dinyatakan “tidak ada manusia yang tidak berdosa”, artinya semua manusia punya potensi untuk berbuat salah, dosa dan maksiat. Rasulullah disebut juga dengan ma’sum artinya orang yang tidak melakukan dosa atau maksiat kepada Allah, beliau dilindungi Allah dari sifat berbuat maksiat.

Secara umum perbuatan dosa terbagi menjadi dua, yang pertama adalah dosa besar. Rasulullah dalam beberapa haditsnya secara ekspisit menjelaskan sejumlah dosa yang termasuk dalam kategori dosa besar. Seperti syirik, sihir, memakan harta riba, durhaka kepada orangtua, saksi palsu dan sebagainya. Dosa seperti ini, bila sipelaku tidak sempat bertaubat, akan mendatangkan balasan yang berat dan pedih dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Artinya, taubat dari dosa besar, masih mungkin dilakukan selama yang bersangkutan sungguh-sungguh meninggalkan perkara dosa tersebut.

Disamping dosa besar, ada pula dosa kecil. Umumnya sedikit orang yang memperhatikan dosa kecil ini sebagai  suatu kemaksiatan. Padahal ampunan Allah terhadap hamba-Nya yang melakukan dosa, selama tidak dilakukan berulang, lebih besar kemungkinan terkabulnya dibandingkan ampunan terhadap dosa kecil yang dilakukan kembali secara berulang-ulang.

Dosa yang dilakukan dianggap kecil akan menjadi besar oleh Allah, sebaliknya bila dosa dianggap besar, maka ia akan menjadi kecil dalam penilaian Allah, Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya seorang mukmin itu melihat dosa-dosanya sepertinya ia berada di bawah gunung besar yang ia takut menimpa dirinya. Sementara orang yang banyak dosa itu adalah orang yang melihat dosanya seperti lalat yang ada di hidungnya. Kemudian ia katakan begini [meremehkan].

Anas bin Malik Ra, diriwayatkan oleh Bukhari menyebutkan hadist,”Sesungguhnya kalian akan melakukan suatu amal yang dalam pandangan kalian amalan tersebut lebih kecil dari rambut, sementara kami menganggapnya dizaman Rasulullah sebagai dosa besar”.
Bilal bin Rabah mengatakan,”Jangan memandang kecilnya suatu kemaksiatan, tetapi lihatlah pada kebesaran Zat yang engkau lakukan maksiat terhadap-Nya”.

Diriwayatkandari Abdullah bin Masud, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Jauhilah dosa-dosa kecil karena bila berkumpul pada seseorang akan menghancurkan dirinya.” Dan, sesungguhnya Rasulullah membuat perumpamaan, bagaikan suatu kaum yang turun kesuatu lembah, lalu hadir pemimpin kaum itu dan menyuruh setiap orang membawa satu potong kayu kecil dan terkumpullah setumpuk kayu yang banyak lalu dibakar sehingga bisa membakar apa saja yang dilempar kedalamnya.(HR Ahmad).

Imam Ghazali berkata, “Dosa-dosa kecil saling menarik sahingga pada akhirnya orang mukmin  bisa menghancurkan pokok keimanannya.” ( Faidhul Qadirjuz II hal 127). Para ulama terdahulu sudah mewaspadai bahaya dosa-dosa kecil dan besar sehingga mereka berusaha menjauhinya. Bahkan, mereka melihat dosa-dosa kecil sebagai dosa besar.

Al-Ghazali menambahkan, dosa kecil menjadi besar karena menganggap kecil dosa tersebut atau karena dilakukan secara terus-menerus. Bila seseorang menganggap yang kecil sebagai dosa besar maka menjadi kecil di hadapan Allah. Dan, sebaliknya bila menganggap dosa sebagai dosa kecil maka dianggap besar di hadapan Allah. Karena, orang menganggap dosa sebagai besar karena adanya penolakan hati untuk melakukannya.

Anas ra berkata, “Sesungguhnya kamu sekalian melakukan amalan yang menurut kamu lebih kecil dari rambut, padahal kami di masa Nabi menganggapnya sebagai dosa-dosa besar. Rasulullah menegaskan dalam hadisnya bahwa  seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang dikurungnya sehingga mati. Dia tidak memberi makan minum dan tidak membiarkan kucing memakan dari tumbuhan di tanah.” (HR Al Bukhari, Muslim, Ahmad, IbnuMajah). 

Karenanya, bila seorang menganggap remeh  dosa-dosa kecil maka imannya sudah terkontaminasi dan hilanglah kewibawaannya karena selalu menganggap kecil segala sesuatunya.
.
Dosa kecil bisa menjadi perusak iman karena dua hal; banyaknya dosa kecil terkadang bisa menjadi malapetaka iman. Dan, menganggap remeh dosa kecil akan menjadi dosa besar di hadapan Allah. [Prof Dr KH Achmad Satori Ismail, Meremehkan Dosa,republika.co.id.Senin, 27 Pebruari 2012 15:05 WIB].

Dr. Saad Riyadh dalam bukunya berjudul Jiwa Dalam Bimbingan Rasulullah Saw, menyatakan;
            Abu Qilabah meriwayatkan bahwa suatu hari dia duduk di belakang Khalifah Umar bin Abdul Azis yang pada saat itu tengah berdiskusi dengan orang banyak tentang suatu masalah. Masing-masing menyampaikan pendapatnya. Sang Khalifah kemudian berpaling kepadnya seraya bertanya,”Bagaimana pendapatmu wahai Abdullah bin Zaid [panggilan lain dari Abu Qilabah]?” 

Abu Qilabah berkata,”Saya kemudian menjawab,” Sepengetahuan saya, tidak boleh seorang muslimpun dibunuh kecuali jika dia berzina setelah menikah, atau membunuh seseorang padahal orang itu tidak membunuh siapapun, atau jika dia memerangi Allah dan Rasul-Nya.”

            Abdullah meriwayatkan bahwa dia penah bertanya kepada Rasulullah saw, “Dosa apakah yang paling besar disisi Allah swt?”. Beliau menjawab,”Engkau mengadakan sekutu bagi Allah swt, padahal Dialah yang telah menciptakanmu.” Saya kembali bertanya,”Lalu apalagi?” beliau menjawab,”Engkau membunuh anakmu karena takut dia akan makan bersamamu.” Saya bertanya untuk ketiga kalinya,”Kemudian apalagi?”Rasulullah saw, menjawab,”Engkau berzina dengan isteri tetanggamu”.

            Setelah itu Abdullah berkata,”Tidak lama kemudian turunlah ayat berikut sebagai pembenaran terhadap perkataan Rasulullah saw, yaitu firman Allah swt,
” dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya)” [Al Furqan;68] [HR. Bukhari].

            Anas bin Malik ra, berkata,”Suatu hari Rasulullah saw, menjelaskan tentang dosa-dosa besar. Beliau antara lain bersabda,”Mempersekutukan Allah swt, membunuh, dan durhaka kepada kedua orangtua”, beliau selanjutnya berkata,”Maukah kalian aku informasikan dosa yang paling besar ?Yaitu berkata-kata bohong, [pada riwayat lain; melakukan sumpah palsu]” [HR. Muslim].

            Salamah bin Qaisra, meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, bersabda pada saat haji wada’, “Sesungguhnya [larangan Allah swt, yang paling besar itu] ada empat; jangan mempersekutukan Allah swt dengan sesuatu apapun, jangan membunuh jiwa yang diharamkan-Nyakecualidenganalasan yang benar, jangan mencuri dan jangan berzina.” [HR. Ahmad].


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُم




Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
 عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ







Tidak ada komentar:

Posting Komentar