Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Iman
Perumahan Villa Sampurna Tiban Indah
Kecamatan Sekupang
Kota Batam Kepuluan Riau
21 Zulqaidah
1439.H / 3 Agustus 2018.M
MANFAAT QURBAN SECARA
SOSIAL
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Di bawah ini akan diinformasikan dialog Nabi
Ibrahim AS dengan anak sulungnya, yaitu dalam
Ash Shaffaat 37;102):
'Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa
Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab:
"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah
kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Apakah daging
kurban itu dapat meredakan murka Tuhan? Apakah Tuhan berhajat kepada daging
kurban itu? Apakah darah kurban yang mengalir itu sesuatu yang sakral, dapat
mensucikan kembali manusia dari dosa? Apakah binatang kurban itu untuk
kendaraan yang berkurban di hari kemudian kelak? firman Allah dalam S. Al Hajj
22; 36,
Daging-daging
unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,
tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.
Jadi menurut Al
Quran, daging dan darah tidak ada relevansinya dengan upacara kurban. Ajaran
Islam menolak pemahaman kurban sebagai persembahan atau sesajen (offering), dan
juga menolak pemahaman kurban sebagai pembasuh dan penebus dosa yang sakral
sifatnya (sacrifice), tegasnya ajaran Islam menolak pengertian kurban sebagai
persembahan yang sakral. Juga tidak benar bahwa binatang kurban akan menjadi
kendaraan di hari kemudian.
Kurban harus
diresapkan artinya menurut rasa bahasa asalnya yaitu bahasa Al Quran, yang
dibentuk oleh 3 huruf Qaf, Ra, Ba, qarraba, artinya mendekatkan diri (kepada
Allah SWT). Dalam S. Al Maidah 27 terdapat ungkapan Qarraba Qurba-nan, yang
artinya mendekatkan diri dengan berkurban.
Ceritakanlah kepada mereka kisah
kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang Sebenarnya, ketika keduanya
mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua
(Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia Berkata (Qabil):
"Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah
Hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa".
Jadi upacara kurban adalah menyembelih
binatang, dagingnya untuk dimakan sendiri dan dimakan oleh fakir miskin sebagai
fungsi sosial, darahnya dibuang, tidak boleh dimakan karena najis, jadi sangat
jauh dari sakral. Dan arti spiritualnya adalah mendekatkan diri, taqarrub
kepada Allah SWT sebagai tanda berbakti kepadaNya, melaksanakan perintahnya
dengan semangat taqwa. Demikianlah, menurut bahasa asalnya, yaitu bahasa Al
Quran, berkurban bermakna mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memberikan yang berkwalitas kepada orang lain sebagai
realisasi taqwa. [ Makassar, 14 Juni 1992 'H.Muh.Nur Abdurrahman].
Bukanlah kurban namanya bila
penyembelihan ditujukan kepada selain Allah seperti menyembelih hewan untuk
prosesi sebuah bangunan, agar bangunan tersebut kuat dan kokoh hingga bertahan
lama, bukanlah kurban namanya bila penyembelihan hewan dicampakkan ke gunung
atau ke laut dalam rangka untuk mengusir malapetaka dan bahaya yang datang,
bukanlah kurban namanya bila penyembelihan hewan untuk tempat-tempat tertentu
dengan tujuan agar mendapatkan berkah, mendatangkan keselamatan dan keuntungan,
bukan pula kurban namanya bila penyembelihan hewan untuk mengobati sakit
seseorang, semua hal diatas tersebut tidak pernah dicontohkan oleh para Nabi
dan Rasul, bahkan mereka melarang penyembelihan hewan untuk hal-hal demikian.
Dengan demikian Allah
mengajarkan, semakin sering kita berqurban untuk kesejahteraan ummat manusia,
maka akan semakin kokoh dan sempurnalah taqwa kepada Allah Swt. Kesediaan kita
untuk berqurban sudah tentu menuntut penekanan egoisme dan pengurbanan rasa
keakuan kita. Tidak boleh rasa keakuan tersebut hidup subur di hati ummat
Islam, karena dorongan nafsu akan menjadikan manusia serakah, yang tidak
mengenal batas-batas kemanusiaan dan yang cendrung melanggar norma-norma Allah.
Agama
Islam adalah agama yang menganjurkan dengan tegas agar pemeluknya suka
berqurban dalam arti yang seluas-luasnya. Al Qur’an mendorong ummat islam untuk
menanamkan watak kesediaan untuk senantiasa mengurbankan sebagian kepentingan
kita, sebagian rezeki kita, sebagian kelonggaran kita untuk sesama manusia.
Hadis riwayat
Jundab bin Sufyan ra., ia berkata:
Aku pernah berhari raya kurban bersama Rasulullah saw. Beliau sejenak sebelum menyelesaikan salat. Dan ketika beliau telah menyelesaikan salat, beliau mengucapkan salam. Tiba-tiba beliau melihat hewan kurban sudah disembelih sebelum beliau menyelesaikan salatnya. Lalu beliau bersabda: Barang siapa telah menyembelih hewan kurbannya sebelum salat (salat Idul Adha), maka hendaklah ia menyembelih hewan lain sebagai gantinya. Dan barang siapa belum menyembelih, hendaklah ia menyembelih dengan menyebut nama Allah. (Shahih Muslim ]
Manfaat Qurban bagi orang lain
1. Menjaga tali silaturahmiSaat hari raya qurban adalah salah satu sarana untuk menjalin tali silaturahmi kepada orang lain. Tidak hanya kepada satu orang saja bahkan bisa sampai banyak orang. Menyukseskan kegiatan kurban dibutuhkan kebersamaan dan peranan banyak orang. Ini akan menjadi sarana pemersatu diantara umat islam. Tidak ada perbedaan di hari itu, kita bersama-sama berbagi kebahagian untuk sesama.
2. Mencukupi kebutuhan gizi kaum kecil
Dari tinjauan kesehatan, manfaat qurban bisa membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat indonesia. Mengingat kebutuhan gizi rakyat indonesia sangat tinggi dan tidak semua rakyat mampu merasakan manfaat daging. Oleh karena itu, saat hari raya qurban menjadi salah satu kesempatan bagi masyarakat dari kalangan bawah untuk memperbaiki asupan gizi, terutama yang berasal dari manfaat daging sapi dan kambing.
Manfaat Qurban lainnya
1. Memakmurkan masjidQurban kebanyakan dilakukan di masjid. Saat hari raya kurban pasti setiap masjid melakukan kegiatan penyembelihan dan pembagian hewan kurban. Memakmurkan masjid adalah salah satu perintah yang perlu dilakukan umat islam. Masjid akan tetap dimakmurkan setiap waktunya, karena banyak orang yang melakukan ibadah mulai dari shalat ied bersama hingga proses penyembelihan.
2. Menjaga budidaya hewan ternak
Ini adalah manfaat lain yang bisa di dapatkan untuk meningkatkan aspek pertanian negara kita. Dengan adanya ibadah qurban, maka harus ada hewan yang dikurbankan (disembelih). Peranan para peternak hewan seperti sapi, kambing, dan domba di Indonesia akan sangat penting dalam membantu terlaksananya kegiatan kurban ini. Manfaat qurban akan membantu meningkatkan aspek di bidang peternakan, mengingat sampai saat ini saja negara kita masih saja impor hewan-hewan ternak.
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.,
ia berkata: Nabi saw. berkurban dengan
dua ekor kibas berwarna putih agak kehitam-hitaman yang bertanduk. Beliau
menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri, seraya menyebut asma Allah
dan bertakbir (bismillahi Allahu akbar). Beliau meletakkan kaki beliau di atas
belikat kedua kambing itu (ketika hendak menyembelih). (Shahih Muslim )
Kurban
selain ujud ketaatan kepada Allah, dia juga merupakan ujud syukur seorang hamba
atas nikmat yang sudah diterima dari Allah, diantara realisasinya adalah shalat
dan kurban;
"Sesungguhnya
kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka Dirikanlah shalat
Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu
dialah yang terputus[Al Kautsar 108;1-3]
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ
بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar