Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Jabal Nur
Komplek Perumahan Puri Malaka Cipta Puri
Kecamatan Sekupang
Kota Batam Kepuluan Riau
22 Syawal 1439.H / 6 Juli 2018.M
SYAWAL MOMENTUM SILATURAHIM
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ
عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن
فَيَا أَيُّهَا
الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
1.MAKNA SILATURAHIM
Silaturahim
berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata صِلَةٌ dan الرَّحِمُ . Kata صِلَةٌ adalah bentuk mashdar (gerund) dari kata وَصَلَ- يَصِلُ ,
yang berarti sampai, menyambung. Ar-Raghib Al-Asfahani berkata: “وَصَلَ – الْاِتِّصَالُ yaitu
menyatunya beberapa hal, sebagian dengan yang lain.”
Adapun kata الرَّحِمُ, Ibnu
Manzhur berkata: “الرَّحِمُ adalah hubungan kekerabatan, yang asalnya adalah tempat
tumbuhnya janin di dalam perut.” Jadi,
silaturahim artinya adalah menyambung tali persaudaraan kepada kerabat yang
memiliki hubungan nasab.
2.BEDA SILATURAHIM DAN SILATURAHMI
Terdapat beberapa perbedaan dalam
berbahasa, lain maknanya seperti;
1.
Shalat -----bukan sembahyang.
2.
Shoum….bukan puasa
3.
Silaturahim …..bukan silaturahmi.
Yang lebih tepat adalah “SILATURAHIM”
karena terdiri dari dua kata yaitu “shilah” (menyambung) dan “Rahim” (rahim
wanita/kekeluargaan)
Maka
meninjau dari makna bahasanya, silaturahmi di sini hanya kepada keluarga saja.
Keluarga bisa meliputi keluarga inti dan keluarga yang tercakup dan terlibat
dalam hal warisan. Adapun ke rumah teman maka bahasa syariatnya adalah
“ziyarah”. Hanya saja ini tidak lazim dalam bahasa Indonesia tidak biasa
digunakan dan lebih identik dengan kata “ziarah kubur”
Jadi
komentar,“Saya mau ke rumah teman dulu, silaturahmi, supaya panjang umur
dan mudah rezeki” Kurang tepat secara syariat karena yang dimaksud
keutamaan dalam hadits adalah silaturahim ke keluarga bukan ke teman.
3.ANJURAN SILATURAHIM
-An-Nisa` 4: 36)
“Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil,
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membangga-banggakan diri.” (An-Nisa`
4: 36)
-Hadits dari Abdullah bin Salam
Dari Abdullah bin Salam berkata,
bersabda Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam“Hai Manusia, Sebarkanlah salam,
sambunglah tali silaturahim, berilah makan dan shalatlah ketika manusia tidur
(tahajud) niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.”
4.ADAB
SILATURAHIM
Apa
sajakah adab silaturahim yang harus diperhatikan seorang Muslim? Syekh Abdul
Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu’atul Aadaab al-Islamiyah
merinci adab-adab silaturahim yang sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunah.
Berikut adalah adab bersilaturahim:
Niat
yang baik dan ikhlas
‘’Allah
tak menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas. Maka wajib bagi siapapun
mengikhlaskan niatnya kepada Allah SWt dalam menyambung tali silaturahim.
Janganlah, seseorang bersilaturahim dengan tujuan riya,’’ ungkap Syekh Sayyid
Nada.
Mengharap
pahala
Menurut
Syekh Sayyid Nada, hendaknya seorang Muslim bersilaturahim untuk menentikan dan
mengejar pahala, sebagai mana yang telah Sang Khalik janjikan. Untuk itu,
hendaknya seseorang yang bersilaturahim menunggu balasan yang setimpal dari
manusia.
Memulai
silaturahim dari yang terdekat
‘’Semakin
dekat hubungan rahim, maka semakin wajib menyambungnya,’’ ungkap Syekh Sayyid
Nada. Perkara ini, kata dia, perlu diperhatikan setiap Muslim dalam menyambung
tali silaturahim.[Inilah Adab Silaturahim Menurut Islam (Bag 1), republika.co.id.Senin,
09 Januari 2012 05:42 WIB,Redaktur: Heri Ruslan].
Jangankan
memutuskan persaudaraan, sedangkan melakukan sikap yang dapat memutuskan
persaudaraan saja sangat dilarang, ketika terpaksa juga terjadinya
perselisihan, percekcokan dan persengketaan maka hanya diberikan dispensasi
untuk tidak saling sapa selama tiga hari, setelah itu semuanya harus selesai
dan diselesaikan seperti semula keadaannya, Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu saling membenci, saling mendengki dan saling bermusuhan, tetapi jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari. (Shahih Muslim ).
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu saling membenci, saling mendengki dan saling bermusuhan, tetapi jadilah kamu hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari. (Shahih Muslim ).
Hadis
riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh kamu
sekalian berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta.
Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling
mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah
kamu saling mendengki dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu
saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. (Shahih
Muslim )
Tidak mudah memang untuk bersikap lebih cepat seperti semula ketika sudah
terjadi gesekan antara satu dengan lainnya, timbul berbagai perasaan untuk
menghalangi sikap ishlah [berbaikan] seperti sikap sombong, tinggi hati dan
egoisme yang diperturutkan, walaupun demikian, orang yang memulai persaudaraan
itulah yang mulia dengan lebih dahulu mengucapkan salam, Hadis riwayat
Abu Ayyub Al-Anshari ra.: Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Tidak halal
seorang muslim mendiamkan (tidak mau menyapa) saudaranya lebih dari tiga malam
di mana keduanya bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Yang
terbaik di antara keduanya ialah orang yang memulai mengucapkan salam.
(Shahih Muslim )
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar