Kamis, 27 Oktober 2016

179. Empat Jalan Menuju Syurga





Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Bahri
 Kampung Nelayan Tanjung Uma
Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
27  Muharam 1438. H/ 28 Oktober  2016.M


EMPAT JALAN MENUJU  SYURGA


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada kita sehingga  kita bisa hadir  di Masjid ini dalam rangka memenuhi panggilan Allah yaitu shalat jum’at, semoga ini salah satu ujud syukur kita kepada-Nya. Shalawat dan salam kita sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah menuntun ummatnya ke jalan yang lurus yaitu jalan keimanan dan keislaman, semoga kita termasuk orang-orang yang istiqamah di jalan ini.

Khatib mengajak kita semua untuk meningkatkan iman dan taqwa yang merupakan level iman yang tertinggi untuk meraih keselamatan hidup di dunia dan akherat, karena memang sebaik-baik bekal menuju akherat adalah taqwa.

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
            Dalam  Dari Abdullah bin Salam, dia berkata,”Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda: Wahai manusia..
1.      Sebarkanlah salam,
2.      sambunglah tali silaturahim,
3.      dan berilah makan
4.      dan shalatlah ketika manusia tidur (tahajud)  niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.”

1.Sebarkanlah salam,
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,( أَفْشُوْا السَّلَامَ) “Sebarkanlah salam.” Sebarkanlah salam di antara kalian ! Jika engkau melewati saudaramu, ucapkanlah salam kepadanya ! Dan jika dia yang memulai salam kepadamu, maka jawablah salamnya, Allâh Azza wa Jalla berfirman :
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا
Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya…” [an-Nisâ’/4:86]

Menyebarkan salam itu akan menumbuhkan rasa cinta diantara manusia. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لَا تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا ، وَلَا تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا ، أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ ؟ أَفْشُوْا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
Tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian kerjakan maka kalian akan saling mencintai ? Sebarkanlah salam di antara kalian.

2.Sambunglah tali silaturahim,
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ,) (وَصِلُوْا الْأَرْحَامَ “Sambunglah tali silaturrahim.” al-Arhâm adalah jamak dari rahim. Maksudnya kerabat yang memiliki hubungan kekeluargaan dari ibu atau bapak, seperti paman, bibi, kakek, nenek, sepupu, dan lainnya. Mereka adalah al-arhâm. Allâh Azza wa Jalla berfirman :

وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ
…Bertakwalah kepada Allâh yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan… [an-Nisâ’/4:1]
Maksudnya bertakwalah kepada Allâh Azza wa Jalla dan bertakwalah dalam urusan kekeluargaan agar engkau tidak memutusnya.  Allâh Azza wa Jalla berfirman :
وَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ
Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat… [al-Isrâ’/17:26]
Allah Azza wa Jalla juga berfirman :
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ
 “Dan beribadahlah kepada Allâh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib-kerabat…” [an-Nisâ’/4:36]

3.Berilah makan
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , (وَأَطْعِمُوْا الطَّعَامَ) “Berikanlah makan.”Yaitu berikanlah makan kepada orang-orang yang membutuhkan, kepada tamu dan tetangga. Ini merupakan akhlak mulia yang bisa menghantarkan pelakunya masuk surga. Orang yang memberikan makan kepada orang lain akan memiliki keistimewaan dan kedudukan di masyarakat. 

Orang yang memberikan maka akan mendapat rizki yang berlimpah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Rabbnya Azza wa Jalla disebutkan “Sedekah tidak mengurangi harta…

Memberi Makan merupakan sebuah adab yang sudah banyak ditinggalkan oleh kaum muslimin di hari ini. Padahal di zaman ini banyak diantara kaum muslimin yang membutuhkan makan.

Memberi makan –selain memiliki pahala besar-, ia juga merupakan sebab kedekatan dan eratnya hubungan seorang muslimin dengan tetangga dan saudara serta kerabat-kerabatnya.
Allâh Azza wa Jalla berfirman :


Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allâh , kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. [al-Insân/76:8-9]
4.Shalatlah ketika manusia tidur (tahajud)
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : (وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ) “Shalatlah di waktu malam, di saat manusia sedang tidur.” Jika seseorang bangun dan shalat maka ini menunjukkan keimanannya karena dia lebih memilih shalat dari pada tidur dan istirahat. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdo'a kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan [as-Sajdah/32:16]


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم


KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
 عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ



Kamis, 20 Oktober 2016

178. Sikap Muslim Terhadap Islam




Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid At Taqwa
 Komplek SMKN 2 Batam
Jalan Pemuda No.5 Legenda Malaka
Kecamatan Batam Center, Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
20  Muharam 1438. H/ 21 Oktober  2016.M


LIMA SIKAP MUSLIM TERHADAP ISLAM


إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan karunia dan nikmat-Nya kepada kita sehingga  kita bisa hadir  di Masjid ini dalam rangka memenuhi panggilan Allah yaitu shalat jum’at, semoga ini salah satu ujud syukur kita kepada-Nya. Shalawat dan salam kita sampaikan pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah menuntun ummatnya ke jalan yang lurus yaitu jalan keimanan dan keislaman, semoga kita termasuk orang-orang yang istiqamah di jalan ini.

Khatib mengajak kita semua untuk meningkatkan iman dan taqwa yang merupakan level iman yang tertinggi untuk meraih keselamatan hidup di dunia dan akherat, karena memang sebaik-baik bekal menuju akherat adalah taqwa.

Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah
Islam bukan sekedar agama yang mengatur hubungan manusia dengan Allah secar ritual saja tapi juga sebagai dien yang mencakup seluruh aktivitas di dunia maupun di akherat. Diantara keimanan seorang muslim terhadap Islam terangkum dalam rukun islam, sejak dari mengucapkan dua kalimat shahadat, menegakkan shalat, berpuasa  pada bulan Ramadhan, menunaikan zakat dan menunaikan ibadah haji. Namun keyakinan terhadap Islam bukan sebatas mempercayakan dan menghafalkan rukun Islam saja, ada asfek-asfek lain yang perlu diyakini.
             Satu keyakinan yang masih tertanam dalam jiwa seorang muslim, seawam-awamnya mereka terhadap islam adalah asfek keyakinan yang tidak dapat mereka tolak bahkan siapa saja yang ingin melencengkannya akan dihadapi dengan segala kekuatan yang ada yaitu;

            Pertama, seorang muslim walaupun mereka belum mampu mengujudkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari apalagi untuk menda’wahkan adalah keyakinan bahwa islam adalah agama yang diwahyukan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad  dengan perantara Jibril tanpa bisa meeka dipengaruhi walaupun mereka tidak mampu menunjukkan dalil-dalil baik naqli maupun aqli, inilah keyakinan yang masih tertanam dalam jiwa setiap muslim, sebagaimana Allah berfirman dalam surat Asy Syura 42;13
“Dia Telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang Telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang Telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang Telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agamadan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.

            Kedua, seorang muslim walaupun dia tidak pernah sekolah di perguruan islam semisal Tsanawiyah, Aliyah, IAIN ataupun sebangsanya,  masih mengakui dalam jiwa kecilnya bahwa islam adalah agama yang haq yaitu agama yang benar, bebas dari polusi dan campurtangan manusia didalamnya, sedangkan agama wahyu sebelum sepertinya seperti Yahudi dan Nasrani tidak dapat dipertanggungjawabkan, apalagi agama buatan manusia yang diawali oleh tradisi dan pengkultusan seseorang. Kita mengakui dengan keyakinan yang mendalam bahwa segala bentuk isme dan agama yang ada di dunia  ini selain islam adalah bathil, haram untuk dijadikan sebagai pegangan dalam hidup apalagi sebagai way of  live yang mengatur kehidupan manusi,semisal Pancasila yang telah dijadikan sebagai berhala dan agama  baru oleh penguasa di zaman orbala [orde baru dan lama] [Sabili no.26/14 Juni 2000]

Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci”[Ash Shaf 61;9]

Ketiga, keyakinan yang masih melekat di hati setiap muslim adalah bahwa islam merupakan agama yang lurus, mengajak ummatnya untuk mengikuti jalan yang lurus tersebut tanpa terpengaruh oleh segala propaganda dari isme-isme lain yang menyesatkan manusia;
“Dia Telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." [Yusuf 12;40]

            Keempat, keyakinan kita sebagai ummat islam tetap bahwa islam adalah agama yang bersih dari segala bentuk kotoran yang  dapat mencemari sebuah agama wahyu, dia dari Allah, dia pulalah yang memeliharanya;
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan Kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar[AzZumar 39;3]

            Agama islam ini bersih dari syirik yaitu watak menserikatkan Allah dengan berbagai hal, baik dengan bentuk isme-isme buatan manusia maupun segala sesuatu yang diberhalakan, peneluk islam dibersihkan dari segala bentuk kotoran yang pensuciannya melalui kalimat tauhid yaitu “Laa Ilaha Illallah” artinya tidak ada Tuhan yang disembah kecuali Allah. Orang  yang menserikatkan Allah tidak layak ada dalam naungan agama tauhid ini, sebab tiada manfaat dari amal yang dilakukan di dunia ini,syirik adalah noda dan dosa yang besar sekali, pelakunya layak berada dalam neraka sebagai balasannya [13;36].
” orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya. Katakanlah "Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali".

            Kelima, keyakinan seorang muslim terhadap dienul islam adalah bahwa islam merupakan satu-satunya dien Allah yang otomatis menolak segala bentuk dien yang datang setelah atau se belumnya,”Sesungguhnya agama yang diridhai Allah adalah islam”[Ali Imran 3;19]
            Berarti semua bentuk isme dan dien lain selain islam adalah bathil dan sia-sia, alangkah meruginya manusia bila salah memilih agama apa yang layak
untuk dijadikan sebagai pegangan hidup, tapi tidak sedikit pula manusia yang mengetahui kebenaran islam namun enggan untuk mengakui kebenarannya karena beberapa faktor. Untuk menganut  apa saja memang hak setiap manusia tapi  kita berkewajiban untuk mendakwahkan Islam ini ke tengah masyarakat sehingga mereka merasakan bahwa Islam itu indah dan damai tidak sebagaimana yang non muslim khawatirkan.

Pernah suatu hari Umar bin Khaththab berhenti di depan sebuah gereja. Lalu ia minta agar rahib yang ada dalam gereja tersebut keluar menemuinya. Begitu bertemu, Umar memandang wajah sang rahib dengan penuh kasih sayang. Tiba-tiba air mata menetes membasahi pelipis Umar. Sahabat yang menemani Umar bertanya, apa gerangan yang terjadi pada Umar? Umar menjawab, “Ketika aku melihat wajah rahib ini, aku teringat ayat ’aamilatun nasibah tashlaa naran hamiya. Maksudnya, kasihan sang rahib ini, ia capek-capek di dunia, tetapi kelak ia akan dibakar dalam neraka.” Perhatikan bagaimana Umar memandang non-muslim dengan rasa penuh cinta dan kasih bukan dengan permusuhan.

Demikianlah sebenarnya ajaran Islam.Jangankan memperlakukan manusia, kepada binatang pun Islam mengajarkan agar kita selalu berbuat baik. Rasulullah saw. mengajarkan agar kita di saat menyembelih binatang selalu mempertajam pisau supaya binatang sembelihan tersebut tidak tersiksa.

Dalam hadits yang lain diceritakan bahwa seorang wanita ahli ibadah dimasukkan ke dalam neraka karena hanya mengikat seekor kucing sampai mati. Hadist lainnya menyebutkan bahwa seorang laki-laki pendosa diampuni oleh Allah swt.dosa-dosanya karena memberikan minum kepada seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya kehausan. Perhatikan, betapa Islam benar-benar indah. Islam sangat menghargai kemanusiaan dan bahkan mengajarkan kasih sayang kepada binatang.[DR. Amir Faishol Fath , Islam Itu Indah, dakwatuna.com 24/10/2007 | 13 Syawal 1428 H].
            Makna syirtathal mustaqim yang selama ini kita artikan sebagai jembatan yang halus seperti rambut dibelah tujuh yang melintasi neraka, selamatlah orang yang mampu melintasinya untuk masuk ke syurga.Tapi maknanya lebih jauh adalah keislaman seseorang yang masih berada dalam jalan yang lurus yaitu jalan Islam ini.
Syirathal mustaqim itu adalah orang yang mengikuti jalan islam lalu menolak jalan selain islam. Semua isme apa saja yang tampil di dunia ini, maka sikap seorang muslim adalah barra’ yaitu mengingkarinya,memusuhi, membuat jarak dan menyingkirkannya. Di dunia ini hanya ada dua yaitu jalan Allah dan jalan syaitan, kafir atau muslim, islam atau selain islam.

            Seorang mukmin bila telah menyatakan wala’ yaitu hanya loyalitas dan patuh hanya kepada Allah maka wajib untuk bara’ yaitu menolak, membenci, memusuhi, membatasi diri dan menjauhkan segala tuhan selain Allah;
“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain]Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” [Al An’am 6;153].


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. فَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
 عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ