Minggu, 26 Juni 2016

166. Dengan Idul Fitri Bersihkan Iman dari Noda



Khutbah Idul Fitri 1437.H
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Istiqamah
Bengkong Abadi 2 Kelurahan Bengkong
Kecamatan  Bengkong Kota Batam
Tanggal 1 Syawal  1437.H / 6 Juli  2016.M

DENGAN IDUL FITRI

BERSIHKAN IMAN DARI NODA

Allahu Akbar 9 X Walillahilhamdu

 

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.



Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Yang dirahmati Alah

Ramadhan dengan ibadah utamanya puasa telah kita lewati. Meskipun belum optimal apa yang kita lakukan, harapan kita dapat memperoleh apa yang dijanjikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya kepada siapa saja yang berpuasa Ramadhan, yakni peningkatan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala  dan memperoleh ampunan dosa. 

“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas engkau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.[Al Baqarah 2;183]

Dari ayat diatas disebutkan bahwa yang wajib menjalankan ibadah puasa Ramadhan adalah orang-orang yang beriman, dengan tujuan agar tercapai derajat taqwa. Iman yang akan mendapat derajat taqwa adalah iman yang direalisasikan pada tiga asfek;

1.      Iman harus terhunjam di Hati :
Yang dapat menerima iman itu adalah hati sehat, hati yang bening, sedangkan hati yang kotor tidak akan dapat menerima iman. Orang-orang kafir, hatinya tertutup dari kebenaran sehingga tidak bisa menerima iman sebagai mana firman Allah dalam Al Baqarah ayat 6 dan 7;

“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman”
“Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat”

Diantara tanda orang beriman itu adalah;



  


Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang;
>bila disebut nama Allah bergetarlah hati mereka
>bila dibacakan ayat-ayat Allah maka bertambahlah imannya
>dan kepada Allahlah mereka bertawakkal [Al Anfal 8;2]


Namun bila iman sebatas di hati saja, maka Fir’aun dan Iblis lebih beriman kepada kita;

Fir’aun ketika hampir tenggelam dia berkata:


  
“hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".[Yunus 10;90]

Iblis ketika dikutuk sebagai makhluk terlaknat bekata;


 
 Iblis berkata : "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".[Al Hijr 15;39-40]

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Yang dirahmati Alah


2.      Iman harus terucapkan di Lisan
Ujud iman yang kedua adalah terucap melalui lisan atau perkataan dalam praktek kehidupan sehari-hari;

 Sesungguhnya jawaban oran-orang mu'min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.[An Nur 24;51].

Ucapan lisan itu seperti; Bismillah, Alhamdulillah, Innalillahi wainna ilaihi rajiun, assalamualaikum, inshaa Allah, subhanallah dll.
Kisah tokoh munafiq dizaman Rasul ; Abdullah bin Ubay.
Kalau iman sebatas dilisan saja, maka orang munafiq lebih beriman dari pada kita;


 
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.[Al Baqarah 2;8]

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Yang dirahmati Alah


3.      Iman harus dibuktikan dalam Amal shaleh
Ujud iman yang ketiga adalah amal shaleh; shalat, puasa, zakat haji dan amal lainnya;

Pengertian amal shalih

Pengertian dari amal shalih adalah segala perbuatan yang baik, bermanfaat, berguna bagi diri sendiri dan orang lain serta apabila dikerjakan dengan ikhlas Insya Allah mendapatkan pahala dari Allah swt. Disamping itu juga perbuatan tersebut tidak merusak dan merugikan orang lain. Allah swt telah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah 82:

Dan orang-orang yang beriman serta beramal shaleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.
Aktivitas kita akan bernilai pahala di hadapan Allah bila ada tiga hal;
-          Niat, harus Ikhlas
-          Manhaj, ittiba’ul rasul; mengikuti rasul
-          Ghayah; tujuan, mardhatillah


 
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga [Al Baqarah 2;25].

Contoh perbuatan amal shalih

Berikut ini beberapa contoh dari perbuatan amal shalih yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari :
  1. Sedekah, amal shalih yang dapat kita lakukan adalah dengan bersedekah, bisa berupa harta, tenaga, berbuat baik, dan lain sebagainya.
  2. Amar Ma'ruf, amal shalih yang selanjutnya adalah dengan amar ma'ruf atau mengajak orang lain untuk berbuat baik, misalnya mengajak orang lain untuk berangkat shalat ke masjid.
  3. Berbakti kepada orang tua
  4. Saling tolong menolong antara sesama

Membiasakan perilaku amal shalih dalam kehidupan sehari-hari

Perilaku amal shalih berikut ini dapat kita biasakan dalam kehidupan sehari-hari. 
  1. Selalu membiasakan berdoa terlebih dahulu sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, misalnya berdoa sebelum dan sesudah makan.
  2. Selalu berusaha shalat tepat waktu dan berjamaah di masjid
  3. Berdzikir dan selalu berdoa kepada Allah swt
  4. Berteman dengan orang-orang yang baik
  5. Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya
  6. Membiasakan kebiasaan yang baik, seperti membaca Al-Quran, bersedekah, infaq dan lain sebagainya.

Hikmah beramal shalih

Setelah contoh dan membiasakan perilaku amal shalih, berikut ini beberapa hikmah beramal shalih :
  1. Berguna bagi orang lain dan sering dirindukan oleh orang lain
  2. Menjadi contoh bagi orang lain
  3. Mendapatkan pahala dari Allah swt
  4. Mendapatkan kedamaian dan ketenangan jiwa
  5. Mendapatkan kemuliaan dari Allah swt dan manusia
  6. Dihormati oleh orang lain
  7. Mendapatkan teman yang banyak

Iman seorang muslim harus bersih dari syirik:

 Dan Sesungguhnya Telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah  amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi”[Az Zumar 39;65]

 “Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".[Luqman 31;13]

-          Dalam hadist qudsi Allah menghimbau hamba-Nya yang berdosa agar bertaubat, dijanjikan bahwa dosa itu akan diampuni tapi bukan dosa syirik.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُم



165. Mempertahankan Enam Kesucian di Hari Raya




Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Ar Rahman
Baloi Kusuma Indah
Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
3 Syawal 1437. H/ 8 Juli  2016.M


MENJAGA ENAM KESUCIANDI HARI RAYA

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.

Bapak-bapak, ibu-ibu,  hadirin,  jamaah yang dirahmati Allah,
Pertama sekali kita sanjungkan puja dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala, yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan tahun ini, semoga ibadah puasa yang kita lakukan sekian hari akan dibalas pahala disisi-Nya, dan kita juga diberi kemampuan untuk menyelesaikan ibadah puasa selanjutnya. Semoga kita dapat menjadikan Ramadhan ini manjadi tahun terakhir bagi kita agar kita memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang telah mengorbankan segala potensi hidupnya untuk menyelamatkan ummat manusia di dunia ini, kita dituntut untuk meneladani beliau dalam seluruh asfek kehidupan karena beliaulah teladan abadi sepanjang sejarah kehidupan ini.

Suatu kewajiban bagi kita untuk meningkatkan iman hingga mencapai derajat taqwa dan menambah ibadah sehari-hari  sehingga aktivitas yang  dilakukan selalu berorientasi mencari ridha Allah  Subhanahu Wa Ta’ala. Adapun judul khutbah jum’at pada kesempatan ini adalah; MENJAGA ENAM KESUCIAN DI HARI RAYA

Ketika datang Iedul Fithri, semua ummat Islam menyambutnya dengan gembira karena hari itu merupakan saat berbuka setelah satu bulan menahan lapar dan haus dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Ramadhan telah berlalu, apa yang perlu kita perbuat setelah ini sampai menjelang Ramadhan berikutnya ?

Iedul Fithri artinya kembali kepada fithrah yaitu kepada kesucian manusia, dia ibarat bayi yang baru lahir dari rahim ibunya, tanpa cacat dan cela, bila mampu membuahkan Ramadhan sesuai yang dikehendaki. Manusia pada umumnya adalah suci dari dosa, pengabdi yang taat dan orang yang tunduk kepada aturan Allah. Setelah ini ada enam kesucian yang perlu dijaga yaitu;

Pertama; suci dari kekuasaan hawa nafsu. Nafsu yang cendrung mengarah dan mengajak kepada kemaksiatan, bila ini diperturutkan berarti hancurlah pembinaan mental selama Ramadhan. Nafsu yang dikehendaki adalah nafsu muthmainnah yaitu nafsu yang tenang dan membawa kepada keselamatan.

“Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.” (Qs. Yusuf 53)
Kedua; suci dari dosa. Selama Ramadhan kita mampu untuk melunturkan dosa dengan taubat dan munajad kepada-Nya sehingga datangnya hari raya membawa manusia kepada fithrah, janganlah kesucian yang telah diperoleh lalu dicemari kembali hanya dalam satu idul fithri apalagi sebulan berikutnya, kalau tidak hati-hati, terlalu banyak yang mampu menyeret kita kepada perbuatan dosa.
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Az Zumar: 53)

Ketiga; suci dari fikiran. Fikiran yang tercetus juga adalah fikiran yang tercelup oleh nilai-nilai Ilahiyyah dan Qur’aniyah sehingga jauh dari pemikiran sekuler, materialistis, atheis, syirik, nifaq dan sebagainya.
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.[Az Zumar 39;65]
Keempat; suci dari niat. Dalam beramal seorang mukmin dituntut untuk berbuat karena Allah dengan tujuan mencari ridha Allah.
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.[Al Bayinah 98;5]
Kelima; suci dari keharaman harta benda. Makanan dan minuman seseorang berpengaruh terhadap perangainya sehari-hari, bila seseorang makan harta yang haram maka layak baginya adalah neraka, do’anya tidak terjawab, ibadahnya rusak dan kehidupannya tidak tentram.
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya [Al Maidah 5;88]


Keenam; suci dari najis. Untuk ini diharapkan seorang muslim senantiasa menjaga kesucian dirinhya, lingkungan dan pakaiannya dari najis dan kotoran.



بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُم




Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ، وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
 عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر