Khutbah Jum’at
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Masjid Al Muttaqin
Kampung Dalam
Baloi Center
Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau
13 Sya’ban
1437. H/ 20 Mai 2016.M
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن.
فَيَا
أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ
صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Kematian
itu memang ditakuti oleh semua orang tapi tidak bisa menghindari darinya dikala
sudah ada utusan Allah untuk mengakhiri kehidupan itu, di dunia ini tidak ada
tempat yang bisa kita lari dari kematian, dimana saja kematian itu pasti datang
sebagaimana Allah SWT menegaskan:
“Di mana saja kalian berada, kematian
akan menjumpai kalian kendati kalian berada dalam benteng yang tinggi lagi
kokoh. (QS. an-Nisa’ [4]: 78).
Pada
sebuah kerajaan, seorang Raja sudah datang tanda-tanda kematiannya dengan sakit
yang diderita, luar biasa takutnya bila kematian itu benar-benar datang pada
saat kejayaan kekuasaannya sehingga dia perintahkah kepada pasukan agar
mempersiapkan sebuah peti yang indah, kuat dan kokoh, jangankan semut sedangkan
angin saja tidak boleh menyelusup ke dalam peti itu. Setelah peti siap sang
Raja
memerintahkan
kepada pasukannya agar dirinya dimasukkan ke dalam peti itu, dikunci rapat,
dipatri sehingga tidak ada celah apapun untuk masuk ke dalam peti. Kemudian
agar peti itu dimasukkan ke dalam laut yang paling dalam dengan anggapan agar
tak sampai malaikat maut untuk menjemput kematiannya.
Banyak
kejadian yang merupakan musibah dialami manusia di dunia ini sebagai jalan
untuk mengakhiri kehidupannya, yang musibah itu bagi orang beriman merupakan
ujian dari Allah tapi bagi orang yang kafir atau yang durhaka adalah azab yang
diberikan seperti banjir yang menghancurkan segalanya, sebagaimana yang
difirmankan Allah,
”Maka Kami datangkan kepada
mereka banjir yang besar yang menghancurkan segalanya dan Kami ganti
kebun-kebun mereka itu dengan kebun-kebun yang ditumbuhi pohon-pohon berbuah
pahit dan semacam pohon cemara dan sedikit pohon bidara”[As Saba’ 34;16].
Kematian yang dialami manusia
memang bermacam-macam bentuk dan kejadiannya tapi intinya adalah kematian,
musibah dan bencana adalah sebagai salah satu cara Allah untuk mengakhiri
kehidupan makhluknya, apalagi orang-orang yang ingkar kepada-Nya tentu akan
diberikan cara yang sesuai dengan sikap hidup selama ini berupa siksaan melalui
berbagai malapetaka yang diturunkan.
"Maka
masing-masing (mereka itu) kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka
ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada
yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami
benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan
Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri". [Al
Ankabut 29;40].
Satu
ketika Rasulullah nampak wajahnya pucat dan penuh ketakutan sehubungan dengan
datangnya mendung yang gelap sekali, dengan kondisi ini isteri beliau Aisyah
bertanya, kenapa ketakutan begitu beliau bukannya senang apalagi hujan sudah
lama tidak turun, Nabi menjelaskan bahwa dahulu dizaman nabi-nabi sebelumnya
mendung yang gelap itu dikira hujan yang akan turun tapi nyatanya bencana yang
didatangkan Allah sehingga memusnahkan kehidupan, mayat-mayat bergelimpangan
karena panasnya awan yang datang serta pepohonanpun meranggas karena hangus
kepanasan.
Nabi
Daud didatangi oleh seorang tamu yang menyatakan dirinya sebagai Malaikat maut
yang bertugas untuk mencabut nyawa. Dengan kedatangan tamu itu Daud menanyakan apakah kedatangan tamu untuk
mencabut nyawanya. Malaikat maut menyatakan bahwa dia mendapat tugas untuk
mencabut nyawa tetangga Daud besok pagi,
agar Daud menyampaikan pesan ini kepada sang tetangga, lalu malaikat pergi
berlalu. Sengaja siang itu nabi Daud mendatangi tetangganya untuk mengabarkan
kematian sang tetangga besok pagi, dengan bahasa dan momen yang tepat nabi Daud
menyampaikan berita itu, maka sang tetangga menerima serta siap menanti
kematian itu.
Ketika pagi telah datang, nabi Daud akan menyaksikan
peristiwa
yang dijanjikan oleh
malaikat tentang kematian tetangganya, tapi hari sudah siang hingga sorepun
datang tapi belum ada tanda-tanda kematian yang dijanjikan itu. Malam itu sang
malaikat datang lagi kepada Daud menyatakan bahwa sang tetangga tidak jadi
menemui ajalnya karena Allah menunda kematiannya hingga waktu tertentu, sebab
sang tetangga termasuk orang yang berbuat baik dan menjalin hubungan
silaturahim.
Sejalan
dengan kejadian yang dialami oleh Nabi Daud, Ada sabda Nabi saw. yang
membenarkan kejadian itu:Siapa saja yang suka dilapangkan rezekinya dan
ditambah umurnya hendaklah ia bersilaturahmi.(HR al-Bukhari, Muslim, Abu
dan Ahmad).
Juga
ada beberapa hadis semisalnya.Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pertambahan
umur bukanlah penundaan ajal. Yang bertambah tidak lain adalah keberkahan
umurnya dalam ketaatan kepada Allah. Bisa juga maknanya adalah bukan
pertambahan umur biologis, tetapi umur sosiologis, yakni peninggalan, jejak
atau atsar al-‘umri-nya yang terus mendatangkan manfaat dan pahala setelah kematian
biologisnya. Abu Darda menuturkan bahwa Rasul saw. pernah bersabda: Sesungguhnya
Allah tidak akan mengakhirkan (kematian) seseorang jika telah datang ajalnya.
Sesungguhnya bertambahnya umur itu dengan keturunan salih yang Allah karuniakan
kepada seorang hamba, lalu mereka mendoakannya sesudah kematiannya sehingga doa
mereka menyusulinya di kuburnya. Itulah pertambahan umur.(HR Ibn Abi
Hatim].
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُم
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَلَا عُدْوَانَ إِلَّا عَلَى الظَّالِمِيْنَ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ ،
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدُ
الْأَمِيْنُ.
اَللهُمّ صَلّ
وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
عِبَادَ اللهِ ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
قَالَ اللهُ
تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا
الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا
مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُ
اللهِ أَكْبَرُ