Khutbah Jum'at
Drs. St. Mukhlis
Denros
Di Masjid Qadarul Yakin
Kelurahan Kampung
Jawa, Ampang Kualo
Kecamatan Tanjung
Harapan
Kota Solok Sumatera Barat
Tanggal 30
Januari 2015.M / 09 Rabiul Akhir 1436.H
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ
وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا،
أَمّا بَعْدُ
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ
صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا
أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم:
“Sesungguhnya
orang-orang munafiq itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka.Dan
kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.”(QS. An-Nisaa’ [4] : 145)
Jama’ah
Jum’ah rahimakumullah, marilah kita bersyukur kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah berkenan memberikan berbagai
keni’matan bahkan hidayah kepada kita.
Shalawat dan salam semoga Allah tetapkan untuk Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, dan para
pengikutnya yang setia dengan baik sampai akhir zaman.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, mari kita senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan
sebenar-benar taqwa, menjalani perintah-perintah Allah sekuat kemampuan kita,
dan menjauhi larangan-laranganNya.
Dalam
kesempatan yang mulia ini akan kami kemukakan betapa bahayanya kaum munafiqin
terhadap Islam dan Ummat Islam. Makar-makar dan kejahatan mereka telah
dibongkar oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an, di antaranya agar Ummat
Islam berwaspada. Di antaranya Allah berfirman:
“Tidakkah
kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah
sebagai teman?Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan pula dari
golongan mereka.Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka
mengetahui.”(QS. Al-Mujadilah [58] : 14)
Ibnu
Katsir menjelaskan, Allah Ta’ala berfirman dengan mengingkari munafiqin
dalam bertemanan di dalam batin dengan orang-orang kafir, sedangkan mereka
(munafiqin) pada perkaranya itu sendiri tidak bersama kafirin dan tidak pula
bersama mukminin. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
“Mereka
(munafiqin) dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir):
tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada
golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu
sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.”(QS.
An-Nisaa’ [4] : 143)
Dan Allah berfirman di sini:
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang
menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman?” yakni orang-orang Yahudi yang dijadikan pemimpin dan teman
akrab oleh orang-orang munafiq dalam batinnya.
Kemudian Allah berfirman:
“Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan
bukan pula dari golongan mereka.”
artinya mereka yang munafiq itu sebenarnya bukanlah termasuk
golonganmu wahai orang-orang yang beriman, dan tidak pula termasuk orang-orang
yang mereka jadikan pemimpin/teman akrab yaitu orang-orang Yahudi. (Tafsir Ibnu
Katsir, jilid 4, hal 394).
As-Suddy dan Muqatil berkata: “Ayat ini turun menyangkut
diri Abdullah bin Ubay bin Salul dan Abdullah bin Nabtal, dua orang munafiq.
Salah seorang di antara keduanya duduk-duduk bersama Nabi SAW, kemudian ia
melaporkan ucapan beliau kepada orang-orang Yahudi. (Al-Qahthany, Al-Wala’ wal
Bara’, hal 148)
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, perlu diketahui, orang munafiq adalah orang yang
menampakkan dirinya sebagai orang beriman, namun sebenarnya memendam kekafiran
dan rasa benci terhadap Islam di dalam hati. Orang munafiq itu sangat
membahayakan, sehingga aneka sifat buruk mereka dan kecaman Allah dituangkan
dalam berbagai surat. Bahkan ada surat khusus yang dinamai Surat
Al-Munaafiquun.
Mereka di akherat nanti akan berada
di tingkatan paling bawah dari neraka, sebagaimana firman Allah:
“Sesungguhnya
orang-orang munafiq itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka.Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi
mereka.”(QS. An-Nisaa’ [4] : 145)
Muhammad bin Sa’id bin Salim Al-Qahthany dalam kitabnya,
Al-Walaa’ wal Baraa’ fil Islaam berkomentar: “Orang-orang kafir dan yang
menampakkan permusuhannya terhadap Islam justru lebih ringan siksanya daripada
orang-orang munafiq, karena orang kafir berada di tingkat lebih tinggi dalam
neraka. Kedua golongan ini (kafir dan munafiq) bersatu dalam kekafiran dan
permusuhannya terhadap Allah serta Rasulullah.
Namun
orang-orang munafiq lebih parah daripada orang-orang kafir, karena pada diri
munafiqin ada kedustaan dan kemunafikan.Bencana yang mereka timpakan terhadap
kaum Muslimin lebih besar daripada bencana yang ditimpakan oleh orang-orang
kafir. Maka Allah berfirman tentang munafiqin:
“
Mereka itulah musuh yang sebenarnya, maka waspadalah terhadap mereka.” (QS. Al-Munaafiquun [63] : 4)
Bahaya orang-orang munafiq yang bercampur dan bergaul dengan
orang-orang Islam —padahal di dalam hatinya terdapat permusuhan kepada agama
Islam— jauh lebih besar daripada bahaya orang-orang yang menampakkan
permusuhan.Sebab peperangan dengan golongan kedua (musuh yang nampak
terang-terangan) bisa dilakukan sehari atau dua hari atau beberapa hari,
kemudian berakhir dengan kemenangan.Tetapi dengan orang-orang munafiq? Mereka
bergaul bersama di dalam perkampungan, dirumah, pagi dan sore, lalu mereka
membocorkan rahasia kepada musuh, mengintai untuk mencari titik kelemahan, tapi
tidak bisa menghadapi mereka lewat pertempuran frontal. Sementara itu,
bergaul dengan mereka hanya akan menimbulkan aib, mencintai mereka akan
memancing kemarahan Allah, dan bahkan akan menyeret ke neraka.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah, betapa dahsyat bahaya Munafiqin
itu. Tindakan-tindakan munafiqin sebagai musuh terbesar Islam jelas sangat
membahayakan Islam wal Muslimin.
1.Tindakan
munafiqin yang paling berbahaya adalah persekongkolan mereka dengan Yahudi dan
Nasrani untuk menyerang Islam. Busuknya tingkah munafiqin ini telah dibongkar
langsung oleh Allah SWT di beberapa ayat, di antaranya seperti tersebut di ayat
(QS. Al-Hasyr [59] : 11) dan (QS. Al-Mujadilah [58] : 14). Yakni bersekongkol
dengan kaum yang dimurkai Allah, lagi berdusta.
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang
berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir[1467] di antara ahli kitab:
"Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya Kamipun akan keluar bersamamu; dan
Kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu,
dan jika kamu diperangi pasti Kami akan membantu kamu." dan Allah
menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. (QS. Al-Hasyr [59] : 11)
2. Sifat
munafiqin yang paling buruk adalah menolak berhakim kepada syari’at Allah,
tetapi berhakim kepada thaghut. (Lihat QS. An-Nisaa’ [4] : 60-63, An-Nur [24] :
47-50). Thaghut ialah orang yang selalu memusuhi Nabi dan kaum Muslimin.Juga
orang yang menetapkan hukum secara curang menurut hawa nafsu.Dan
berhala-berhala pun termasuk thaghut.
3. Orang munafiqin itu melemahkan
barisan Muslimin dan menjadi mata-mata kafirin. Allah berfirman, yang artinya:
“Orang-orang yang mengatakan kepada
saudara-saudaranya dan mereka tidak turut berperang, “Sekiranya mereka mau
mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh.”Katakanlah, “Tolaklah kematian
itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. Ali Imran [3] : 168)
Terjadi kegoncangan yang mengangetkan dalam barisan kaum
Muslimin ketika Perang Uhud (3H), karena sepertiga (300 orang) dari jumlah
pasukan Muslimin (1.000 orang) menarik diri. Pasukan yang menarik diri (300
orang) ini dipimpin oleh Abdullah bin Ubay bin Salul. Padahal jumlah musuh
yakni kafirin Quraisy 3.000 orang dipimpin jago perang Khalid bin Walid yang
masih kafir.
Begitu
pula penolakan munafiqin untuk bergabung dalam perang Tabuk (9H, perang besar
antara Muslimin pimpinan Rasulullah 30.000 orang melawan Nasrani Rumawi) serta
keengganan-keengganan lain-lainnya. Allah menjelaskan tentang wala’ (loyalitas)
mereka terhadap orang -orang kafir:
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafiq bahwa
mereka akan mendapatkan siksa yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil
orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang
Mukmin.Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu?Maka sesungguhnya
semua kekuatan milik Allah.”(QS.
An-Nisaa’ [4] : 138-139)
Jama’ah
jum’ah rahimakumullah, Al-Quran telah membongkar
keburukan munafiqin.
Allah SWT membongkar keburukan munafiqin dalam Al-Quran di
berbagai surat, bahkan surat At-Taubah disebut Surat Al-Fadhihah karena surat
itu isinya membongkar keburukan munafiqin. Keburukan munafiqin di antaranya;
- Tidak ikut berjihad, mereka lebih mementingkan dunia (lihat At-Taubah [9] : 86-87).
- Mengadu domba, marah, dan memfitnah (lihat At-Taubah [9] : 47-48).
- Mencela sistem Rasulullah dalam pembagian harta, mereka rela dan marah tergantung kepentingan dunia mereka. (lihat At-Taubah [9] : 58).
- Menyakiti Rasulullah SAW (lihat At-Taubah [9] : 61).
- Minta maaf atau keridhaan Rasulullah dengan sumpah palsu, padahal Allah dan Rasul-Nya itu yang lebih patut untuk mereka cari keridhaannya. (lihat At-Taubah [9] : 62).
- Memerintahkan kemunkaran dan mencegah kebaikan, serta pelit berinfaq di jalan Allah. (lihat At-Taubah [9] : 67).
- Mengingkari janji (lihat At-Taubah [9] : 75-77).
- Mencela dan mencibir Mukminin dalam segala hal (lihat At-Taubah [9] : 79).
- Memandang berinfaq itu suatu bentuk yang merugikan, dan mereka menunggu-nunggu datangnya marabahaya atas mukminin. (lihat At-Taubah [9] : 98).
- Al-Quran tidak menambah pada mereka kecuali hanya menambah kekafiran di atas kekafiran yang telah ada pada mereka. (lihat At-Taubah [9] : 124-125).
- Berpaling dan lari dari kebenaran. (lihat At-Taubah [9] : 127).
Jama’ah jum’ah rahimakumullah,
Bagaimana Metodenya dalam menghadapi Munafiqin sudah ada
tuntunannya dari nAllah. Di antaranya:
1. Allah memerintahkan jihad dan
bersikap keras terhadap mereka.
“Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang
kafir dan orang-orang munafiq itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka.
Tempat mereka ialah neraka Jahannam.Dan itulah tempat kembali yang
seburuk-buruknya.”(QS. At-Taubah [9] : 73)
Allah memerintahkan tidak bersikap lembut terhadap munafiqin
bahkan memerintahkan berjihad melawan mereka dan bersikap keras atas mereka.
2. Tidak memintakan ampun kepada
munafiqin. Karena mereka tidak berhak dimintakan ampun. (lihat At-Taubah [9] :
80, Al-Munaafiquun [63] : 6)
“kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan
ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi
mereka tujuh puluh kali, Namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan
kepada mereka. yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan
Rasul-Nya. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.”
3. Allah melarang Nabi SAW (dan
Mukminin) menshalati jenazah munafiq, dan melarang berdiri (mendo’akan) di
kuburnya (lihat at-Taubah [9] : 84).
“dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah)
seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di
kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka
mati dalam Keadaan fasik.”
Semoga kita Ummat Islam dihindarkan dari bahaya orang-orang
munafiqin, dan diselamatkan dari perbuatan yang mengikuti munafiqin.Dan semoga
Allah selamatkan Ummat Islam ini dari aneka keburukan yang ditimbulkan oleh
kaum munafiqin di mana-mana pun adanya.
[Hartono
Ahmad Jaiz ,Membongkar Keburukan Munafiqin, Eramuslim;
Kamis, 30/06/2011 14:51]
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم