Selasa, 07 Oktober 2014

136. Andai Aku Tahu Berkurban Itu Berpahala



Khutbah Idul Adha 1435.H
Drs. St. Mukhlis Denros
Di Lapangan SD
Jorong Lekok Batu Gadang Nagari Sungai Nanam
Kecamatan  Lembah Gumanti  Kabupaten  Solok
  Tanggal 05 Oktober  2014.M / 10 Zulhijjah  1435.H  
 

كبراللهأكبراللهأكبراللهأكبراللهأكبراللهأكبراللهأكبرالله
كبراللهأكبرالله

إِنّالْحَمْدَِللهِنَحْمَدُهُوَنَسْتَعِيْنُهُوَنَسْتَغْفِرُهُوَنَعُوْذُبِاللهِمِنْشُرُوْرِأَنْفُسِنَاوَسَيّئَاتِأَعْمَالِنَامَنْيَهْدِهِاللهُفَلاَمُضِلّلَهُوَمَنْيُضْلِلْفَلاَهَادِيَلَهُأَشْهَدُأَنْلاَإِلهَإِلاّاللهُوَأَشْهَدُأَنّمُحَمّدًاعَبْدُهُوَرَسُوْلُهُ

اَللهُمّصَلّوَسَلّمْعَلىمُحَمّدٍوَعَلىآلِهِوِأَصْحَابِهِوَمَنْتَبِعَهُمْبِإِحْسَانٍإِلَىيَوْمِالدّيْن.

يَاأَيّهَاالّذَيْنَآمَنُوْااتّقُوااللهَحَقّتُقَاتِهِوَلاَتَمُوْتُنّإِلاّوَأَنْتُمْمُسْلِمُوْنَ

يَاأَيّهَاالنَاسُاتّقُوْارَبّكُمُالّذِيخَلَقَكُمْمِنْنَفْسٍوَاحِدَةٍوَخَلَقَمِنْهَازَوْجَهَاوَبَثّمِنْهُمَارِجَالاًكَثِيْرًاوَنِسَاءًوَاتّقُوااللهَالَذِيتَسَاءَلُوْنَبِهِوَاْلأَرْحَامَإِنّاللهَكَانَعَلَيْكُمْرَقِيْبًا

يَاأَيّهَاالّذِيْنَآمَنُوْااتّقُوااللهَوَقُوْلُوْاقَوْلاًسَدِيْدًايُصْلِحْلَكُمْأَعْمَالَكُمْوَيَغْفِرْلَكُمْذُنُوْبَكُمْوَمَنْيُطِعِاللهَوَرَسُوْلَهُفَقَدْفَازَفَوْزًاعَظِيْمًا،أَمّابَعْدُ ...

فَأِنّأَصْدَقَالْحَدِيْثِكِتَابُاللهِ،وَخَيْرَالْهَدْىِهَدْىُمُحَمّدٍصَلّىاللهعَلَيْهِوَسَلّمَ،وَشَرّاْلأُمُوْرِمُحْدَثَاتُهَا،وَكُلّمُحْدَثَةٍبِدْعَةٌوَكُلّبِدْعَةٍضَلاَلَةً،وَكُلّضَلاَلَةِفِيالنّارِ.

Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Segala puji bagi Allah, Rabb dan sesembahan sekalian alam, yang telah mencurahkan kenikmatan-kenikmatanNya, rizki dan karuniaNya yang tak terhinggadan tak pernah putus sepanjang zaman.Kepada makhluknya Baik yang berupa kesehatan maupun kesempatan sehingga pada kali ini kita dapat berkumpul di tempat yang mulia dalam rangka menunaikan kewajiban shalat Idul Fitri setelah satu bulan kita melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.

Semoga shalawat dan salam tercurah kepada uswah kita Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam, yang atas jasa-jasa dan perjuangan beliau cahaya Islam ini tersampaikan kepada kita, sebab dengan adanya cahaya Islam tersebut kita terbebaskan dari kejahiliyahan, malamnya bagaikan siangnya. Dan semoga shalawat serta salam juga tercurahkan kepada keluarganya, para sahabatnya dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan kepada jama’ah semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita, karena iman dan taqwa adalah sebaik-baiknya bekal untuk menuju kehidupan di akhirat kelak.

Agama Islam adalah agama yang menganjurkan dengan tegas agar pemeluknya suka berqurban dalam arti yang seluas-luasnya. Al Qur’an mendorong ummat islam untuk menanamkan watak kesediaan untuk senantiasa mengurbankan sebagian kepentingan kita, sebagian rezeki kita, sebagian kelonggaran kita untuk sesama manusia. Ibadah kurban terkait dengan ibadah haji yang ditunaikan pada bulan Zulhijjah yang kita kenal dengan hari raya Idul Adha.
Hari raya Idul Adha  merupakan hari raya istimewa karena dua ibadah agung dilaksanakan pada hari raya ini yang jatuh di penghujung tahun hijriyah, yaitu ibadah haji dan ibadah qurban. Kedua-duanya disebut oleh Al-Qur’an sebagai salah satu dari syi’ar-syi’ar Allah swt yang harus dihormati dan diagungkan oleh hamba-hambaNya. Bahkan mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah merupakan pertanda dan bukti akan ketaqwaan seseorang seperti yang ditegaskan dalam firmanNya:
“Demikianlah (perintah Allah).Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”. (Al-Hajj: 32)

Atau menjadi jaminan akan kebaikan seseorang di mata Allah seperti yang diungkapkan secara korelatif pada ayat sebelumnya,

 “Demikianlah (perintah Allah).Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allahmaka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya”. (Al-Hajj: 30)
Kedua ibadah agung ini yaitu ibadah haji dan ibadah qurban tentu hanya mampu dilaksanakan dengan baik oleh mereka yang memiliki kedekatan dengan Allah yang merupakan makna ketiga dari hari raya ini: “Qurban” yang berasal dari kata “qaruba – qaribun” yang berarti dekat. Jika posisi seseorang jauh dari Allah, maka dia akan mengatakan lebih baik bersenang-senang keliling dunia dengan hartanya daripada pergi ke Mekah menjalankan ibadah haji. Namun bagi hamba Allah yang memiliki kedekatan dengan Rabbnya dia akan mengatakan “Labbaik Allahumma Labbaik” – lebih baik aku memenuhi seruanMu ya Allah…Demikian juga dengan ibadah qurban. Seseorang yang jauh dari Allah tentu akan berat mengeluarkan hartanya untuk tujuan ini. Namun mereka yang posisinya dekat dengan Allah akan sangat mudah untuk mengorbankan segala yang dimilikinya semata-mata memenuhi perintah Allah swt.

Mencapai posisi dekat “Al-Qurban/Al-Qurbah” dengan Allah tentu bukan merupakan bawaan sejak lahir. Melainkan sebagai hasil dari latihan (baca: mujahadah) dalam menjalankan apa saja yang diperintahkan Allah. Karena seringkali terjadi benturan antara keinginan diri (hawa nafsu) dengan keinginan Allah (ibadah). Disinilah akan nyata keberpihakan seseorang apakah kepada Allah atau kepada selainNya. Sehingga pertanyaan dalam bentuk “muhasabah: evaluasi diri ” dalam konteks ini adalah: “mampukan kita mengorbankan keinginan dan kesenangan kita karena kita sudah berpihak kepada Allah?…Sekali lagi, ibadah haji dan ibadah qurban merupakan gerbang mencapai kedekatan kita dengan Allah swt.
Hadis riwayat Jundab bin Sufyan ra., ia berkata: Aku pernah berhari raya kurban bersama Rasulullah saw. Beliau sejenak sebelum menyelesaikan salat. Dan ketika beliau telah menyelesaikan salat, beliau mengucapkan salam. Tiba-tiba beliau melihat hewan kurban sudah disembelih sebelum beliau menyelesaikan salatnya. Lalu beliau bersabda: Barang siapa telah menyembelih hewan kurbannya sebelum salat (salat Idul Adha), maka hendaklah ia menyembelih hewan lain sebagai gantinya. Dan barang siapa belum menyembelih, hendaklah ia menyembelih dengan menyebut nama Allah. (Shahih Muslim ]

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:  Nabi saw. berkurban dengan dua ekor kibas berwarna putih agak kehitam-hitaman yang bertanduk. Beliau menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri, seraya menyebut asma Allah dan bertakbir (bismillahi Allahu akbar). Beliau meletakkan kaki beliau di atas belikat kedua kambing itu (ketika hendak menyembelih). (Shahih Muslim )

            Kurban selain ujud ketaatan kepada Allah, dia juga merupakan ujud syukur seorang hamba atas nikmat yang sudah diterima dari Allah, diantara realisasinya adalah shalat dan kurban;

"Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus[Al Kautsar 108;1-3]

Kurban merupakan implikasi dari nikmat-nikmat Allah yang sudah diterima seorang hamba, artinya pahalanya ada dua dimensi,  sebelum berkurban sudah lebih dahulu menerima pahala berupa kenikmatan dunia ,  hanya manusia penerima nikmat itu yang mengerti sudah berapa banyak nikmat dunia dia terima, sehingga dari itu semua dia juga ujudkan dengan kurban untuk mengejar pahala yang lebih besar lagi yang berdimensi akherat, ukuran pahalanya kata Rasulullah sebanyak bulu domba yang disembelih itu,
Ibadah kurban adalah sarana untuk menunjukan bukti cinta kita kepada-Nya.Benar sekali, terlalu murah rasanya bila cinta hanya diukur dengan seekor kambing.Apalagi bila cinta kepada Sang Maha Pencipta.Maka, ketulusan dan ketundukan atas perintah itulah yang menjadi ukurannya.Ikhlas.

"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang mencapainya.Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu.Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang berbuat kebaikan!"[Al Hajj 22;37]

Apa hubungan kurban dengan takwa? Ternyata kurban bisa menjadi indikator bagi ketaqwaan seorang muslim? Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa yang mempunyai kemampuan tetapi dia tidak berqurban, maka janganlah dia mendekati tempat shalat kami," (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Masjid tentulah tempat yang sangat dirindukan oleh kaum muslimin, apalagi masjidil haram. Lalu apa artinya menjadi muslim apa artinya shalat zakat dan shaumnya? Pengorbanan adalah wujud dari pengakuan cinta.Inilah yang ditunjukan Nabiyullah Ibrahim as ketika diuji kecintaan sejatinya terhadap Allah SWT dengan perintah menyembelih anak.Padahal Ismail adalah anak selama puluhan tahun dinanti-nanti.

Boleh bergabung dalam melaksanakan kurban. Karena Nabi saw ketika menyembelih kurban mengucapkan: "Bismillah, Wallahu Akbar, Ya Allah terimalah (qurban) ini dari Muhammad, dan dari keluarga Muhammad, dan dari ummat Muhammad" (HR. Muslim). Yang dilakukan para sahabat Nabi saw adalah sapi satu untuk tujuh orang (HR. Muslim).

Islam adalah rahmat bagi semesta.Banyak di antara umat Islam yang ingin berkurban tapi terbentur dengan harga hewan yang mahal.Karena itu dibolehkan untuk berpatungan. Selain itu akan terasa nilai ukhuwahnya. Rasulullah saw bersabda, "Sayangilah oleh kamu sekalian sesama manusia yang ada di muka bumi ini, maka pasti yang diatas langit akan menyayangi kamu." 

Setiap datangnya Idul Adha kita tidak bisa melupakan jasa agung perjuangan seorang tokoh tauhid yaitu Ibrahim dan keluarganya;
Bayangkanlah bahwa lebih dari 4000 tahun lalu tiga manusia agung itu – Ibrahim, Hajar dan Ismail – berjalan kaki sejauh lebih dari 2000 km – atau sejauh Makassar Jakarta – dari negeri Syam – yang sekarang menjadi Syria, Palestina, Jordania dan Lebanon – menuju jazirah  tandus – yang oleh Al Qur’an disebut sebagai lembah yang tak ditumbuhi tanaman apapun –.

Bayangkanlah bagaimana mereka memulai sebuah kehidupan baru tanpa siapa-siapa dan tanpa apa-apa.Bayangkanlah bagaimana mereka membangun ka’bah dan memulai peradaban baru. Bayangkanlah bagaimana 42 generasi dari anak cucu Ibrahim secara turun temurun hingga Nabi Muhammad saw. membawa agama Tauhid ini dan mengubah jazirah itu menjadi pusat dan pemimpin peradaban dunia.

Bayangkanlah bagaimana Ka’bah pada mulanya hanya ditawafi 3 manusia agung itu, kini setiap tahunnya ditawafi sekitar 5 juta manusia dari seluruh pelosok dunia yang melaksanakan ibadah haji – dan dalam beberapa tahun ke depan akan ditawafi sekitar 12 juta manusia setiap tahun, persis seperti doa Nabi Ibrahim:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah membawa sebagian dari keturunanku untuk tinggal di sebuah lembah yang tak tertumbuhi tanaman apapun, di sisi rumahMu yang suci..Ya Tuhan kami, itu agar mereka mendirikan sholat..maka penuhilah hati sebagian manusia dengan cinta pada mereka..”( Surat Ibrahim: 37).

Bayangkanlah bagaimana jazirah yang tandus tak berpohon itu dihuni oleh hanya mereka bertiga dan kini berubah menjadi salah satu kawasan paling kaya dan makmur di muka bumi, persis seperti doa Ibrahim:

 “Dan ingatlah tatkala Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan berilah rezeki kepada penduduknya berupa buah-buahan yang banyak..”(Surat Al Baqarah: 126)
Bayangkanlah bagaimana Nabi Ibrahim bermunajat agar lembah itu diberkahi dengan menurunkan seorang nabi yang melanjutkan pesan samawinya, dan kelak Nabi Muhammad saw menutup mata rantai kenabian di lembah itu, lalu kini – 1500 tahun kemudian – agama itu diikuti sekitar 1,6 sampai 1,9 milyar manusia muslim, persis seperti doa Ibrahim:
 “Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.”(Surat Al Baqarah 129).

Bayangkanlah bagaimana – dari sebuah kampung kecil di Irak bernama Azar – Nabi Ibrahim datang seorang diri membawa agama samawi ini, melalui dua garis keturunan keluarga; satu garis dari istrinya Sarah yang menurunkan Ishak, Ya’kub hingga Isa, dan satu garis dari istrinya Hajar yang menurunkan Ismail hingga Muhammad, dan kini setelah lebih dari 4 millenium agama samawi itu – Islam, Kristen dan Yahudi – dipeluk oleh lebih dari 4 milyar manusia.

 “Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam” (Surat Al Baqarah: 132).

Pelajaran yang penting yang terdapat pada pelaksanaan ibadah haji dan hari raya Idul Adha adalah pengorbanan yang harus dilakukan oleh seorang muslim dalam rangka meninggikan kualitas iman dan ibadahnya kepada Allah, taqwa selain tingkat iman yang tinggi juga merupakan ujud kedekatan seorang hamba kepada Khaliqnya, hidup akan berjalan sebagaimana biasanya, adakah kurban berlansung padanya atau tidak sama sekali, tapi sia-sialah hidup bila tidak ada upaya untuk mengorbankan sesuatu untuk agama ini wallahu a’lam [Cheras Kuala Lumpur Malaysia, 04 Rajab 1432.H/ 06 Juni 2011.M].

Literatur
1.      Al Qur’an dan Terjemahannya, Depag RI
2.      Dr. Attabiq Luthfi, MAdakwartuna.com;Khutbah Idul Adha 1429 H: Membangun Kembali Semangat Berqurban 19/11/2008 | 19 Zulqaedah 1429 H]
3.      Cyber  Sabili. Rela Berqurban Ciri Insan Bertakwa,Sabtu, 16 Oktober 2010 01:18]
4.      Muhammad Anis Matta, Lc.Khutbah Idul Adha 1431 H: Jalan Kebangkitan Dan Kepemimpinan Itu Adalah Bekerja Dan Berkorban dakwatuna.com.12/11/2010 | 05 Zulhijjah 1431 H

بَارَكَاللهُلِيْوَلَكُمْفِيالْقُرْآنِالْعَظِيْمِ،وَنَفَعَنِيْوَإِيَّاكُمْبِمَافِيْهِمِنَاْلآيَاتِوَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُقَوْلِيْهَذَاوَأَسْتَغْفِرُاللهَالْعَظِيْمَلِيْوَلَكُم

 

KHUTBAH KEDUA

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
أَمَّابَعْدُ؛ فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ، وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْم
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَاللهِ،إِنَّاللهَيَأْمُرُكُمْبِالْعَدْلِوَاْلإِحْسَانِوَإِيتَآئِذِيالْقُرْبَىوَيَنْهَىعَنِالْفَحْشَآءِوَالْمُنكَرِوَالْبَغْيِيَعِظُكُمْلَعَلَّكُمْتَذَكَّرُوْنَ. وَلَذِكْرُاللهِأَكْبَرُ.